Pengertian Istishab Dan Contohnya

Made Santika March 16, 2024

Dalam sistem hukum Islam, prinsip istishab memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan. Istishab merupakan mekanisme yang menjaga status quo atau keadaan hukum yang sudah ada, kecuali terdapat bukti yang meyakinkan untuk mengubahnya.

Prinsip ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu keadaan hukum yang sudah mapan akan terus berlanjut hingga terdapat alasan kuat untuk memodifikasinya. Dengan demikian, istishab memberikan stabilitas dan kepastian dalam sistem hukum Islam.

Pengertian Istishab

Istishab adalah sebuah prinsip dalam hukum Islam yang menyatakan bahwa hukum yang berlaku pada suatu keadaan akan tetap berlaku hingga ada bukti yang menunjukkan adanya perubahan.

Contoh Penerapan Istishab

Contoh penerapan istishab adalah ketika seseorang berwudhu. Jika seseorang berwudhu dengan sah, maka wudhunya akan tetap dianggap sah hingga ada bukti yang menunjukkan bahwa wudhunya telah batal. Misalnya, jika seseorang bersentuhan dengan najis, maka wudhunya akan batal dan ia harus berwudhu kembali.

Jenis-jenis Istishab

Istishab terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan objek dan ruang lingkup penerapannya.

Berikut adalah jenis-jenis istishab beserta penjelasan dan contoh kasusnya:

Istishab Hukum

Istishab hukum adalah penerapan hukum yang berlaku saat ini kepada suatu objek hukum, dengan asumsi bahwa hukum tersebut masih tetap berlaku hingga ada bukti yang menunjukkan sebaliknya.

Contoh: Seorang yang selama ini dikenal sebagai seorang Muslim, maka ia tetap dianggap sebagai seorang Muslim sampai ada bukti yang menunjukkan bahwa ia telah murtad.

Istishab Keadaan

Istishab keadaan adalah penerapan keadaan yang berlaku saat ini kepada suatu objek hukum, dengan asumsi bahwa keadaan tersebut masih tetap berlangsung hingga ada bukti yang menunjukkan sebaliknya.

Contoh: Seseorang yang saat ini sedang berada di rumah, maka ia tetap dianggap berada di rumah sampai ada bukti yang menunjukkan bahwa ia telah pergi.

Istishab Sifat

Istishab sifat adalah penerapan sifat yang melekat pada suatu objek hukum, dengan asumsi bahwa sifat tersebut masih tetap melekat hingga ada bukti yang menunjukkan sebaliknya.

Contoh: Sebuah benda yang saat ini sedang bergerak, maka ia tetap dianggap bergerak sampai ada bukti yang menunjukkan bahwa ia telah berhenti.

Syarat Penerapan Istishab

pengertian istishab dan contohnya

Penerapan istishab dalam hukum Islam memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi agar dapat diterapkan secara sah. Syarat-syarat tersebut antara lain:

Adanya Kondisi Awal

Kondisi awal yang dimaksud adalah keadaan atau hukum yang berlaku sebelum terjadi perubahan atau keraguan. Kondisi awal ini harus diketahui secara pasti dan tidak diragukan lagi kebenarannya.

Terjadi Perubahan atau Keraguan

Setelah adanya kondisi awal yang pasti, terjadi perubahan atau timbul keraguan terhadap kondisi tersebut. Perubahan atau keraguan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti hilangnya bukti, adanya pendapat baru, atau perubahan keadaan.

Tidak Ada Bukti atau Indikasi yang Membantah

Dalam menerapkan istishab, tidak boleh ada bukti atau indikasi yang membantah atau menggugurkan kondisi awal. Artinya, tidak ada bukti atau informasi yang menunjukkan bahwa kondisi awal telah berubah atau tidak lagi berlaku.

Contoh Kasus Istishab yang Tidak Memenuhi Syarat

Misalnya, seorang hakim yang sedang memeriksa kasus perdata tentang kepemilikan tanah. Penggugat mengklaim bahwa ia adalah pemilik tanah tersebut berdasarkan akta kepemilikan yang dimilikinya. Namun, tergugat membantah kepemilikan penggugat dan mengklaim bahwa tanah tersebut adalah miliknya. Hakim tidak dapat menerapkan istishab dalam kasus ini karena tidak memenuhi syarat ketiga, yaitu adanya bukti yang membantah.

Akta kepemilikan yang dimiliki penggugat merupakan bukti yang membantah kondisi awal bahwa tergugat adalah pemilik tanah.

Ruang Lingkup Istishab

pengertian istishab dan contohnya

Istishab memiliki ruang lingkup penerapan yang luas dalam hukum Islam, meliputi berbagai bidang, seperti hukum perdata, pidana, dan keluarga. Ruang lingkup penerapannya secara umum dapat dikategorikan sebagai berikut:

Hukum Perdata

  • Memastikan kepemilikan properti ketika tidak ada bukti yang jelas tentang perubahan kepemilikan.
  • Menetapkan status hukum seseorang, seperti status perkawinan atau kewarganegaraan, ketika tidak ada bukti perubahan status.
  • Menentukan hak dan kewajiban dalam kontrak, seperti hak untuk membatalkan kontrak ketika tidak ada bukti pelanggaran kontrak.

Hukum Pidana

  • Memastikan bahwa seseorang tidak bersalah sampai terbukti bersalah.
  • Menentukan status hukum seseorang yang dituduh melakukan kejahatan ketika tidak ada bukti yang jelas tentang kesalahannya.
  • Menetapkan hukuman yang sesuai untuk suatu kejahatan ketika tidak ada bukti yang jelas tentang tingkat keparahan kejahatan tersebut.

Hukum Keluarga

  • Memastikan status perkawinan ketika tidak ada bukti yang jelas tentang perceraian atau pembatalan perkawinan.
  • Menentukan hak dan kewajiban orang tua dan anak ketika tidak ada bukti yang jelas tentang perubahan hak dan kewajiban tersebut.
  • Menetapkan hak waris ketika tidak ada bukti yang jelas tentang perubahan ahli waris.

Kelebihan dan Kekurangan Istishab

informasi pengertian jenis contohnya ciri fungsi pembahasan menu

Istishab memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya dalam hukum Islam. Kelebihan istishab antara lain memberikan kepastian hukum, memudahkan pengambilan keputusan, dan menghindari kesewenang-wenangan dalam penegakan hukum.

Namun, istishab juga memiliki kekurangan, seperti dapat menghambat perkembangan hukum, mengabaikan perubahan sosial, dan dapat menyebabkan ketidakadilan dalam kasus tertentu.

Kelebihan Istishab

  • Memberikan Kepastian Hukum: Istishab memberikan kepastian hukum dengan menetapkan bahwa hukum yang berlaku pada suatu perkara tetap berlaku hingga ada bukti yang membatalkannya.
  • Memudahkan Pengambilan Keputusan: Istishab memudahkan pengambilan keputusan dalam kasus-kasus di mana tidak ada hukum yang jelas atau bukti yang cukup untuk menentukan hukum yang berlaku.
  • Menghindari Kesewenang-wenangan: Istishab membantu menghindari kesewenang-wenangan dalam penegakan hukum dengan mencegah hakim atau pejabat lain untuk membuat keputusan berdasarkan pertimbangan pribadi atau bias.

Kekurangan Istishab

  • Menghambat Perkembangan Hukum: Istishab dapat menghambat perkembangan hukum dengan mempertahankan hukum yang sudah usang atau tidak lagi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
  • Mengabaikan Perubahan Sosial: Istishab dapat mengabaikan perubahan sosial dan perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat mempengaruhi hukum yang berlaku.
  • Ketidakadilan dalam Kasus Tertentu: Dalam kasus tertentu, istishab dapat menyebabkan ketidakadilan jika mempertahankan hukum yang tidak adil atau sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini.

Contoh Penerapan Istishab

Istishab banyak diterapkan dalam berbagai bidang hukum Islam. Berikut adalah beberapa contoh penerapannya:

Bidang Hukum Perdata

  • Menetapkan status hukum seseorang yang tidak diketahui keberadaannya (mafqud).
  • Memastikan kepemilikan suatu harta yang tidak diketahui pemiliknya.

Bidang Hukum Pidana

  • Menerapkan prinsip praduga tak bersalah (presumption of innocence) hingga terbukti bersalah.
  • Membebaskan terdakwa yang tidak cukup bukti untuk membuktikan kesalahannya.

Bidang Hukum Keluarga

  • Menjaga keutuhan pernikahan hingga ada bukti yang menunjukkan perceraian.
  • Menetapkan nasab anak yang lahir dari seorang wanita yang bersuami.

Bidang Hukum Waris

  • Membagi harta warisan berdasarkan kondisi terakhir pewaris sebelum meninggal.
  • Menghukum ahli waris yang menyembunyikan atau menyelewengkan harta warisan.

Kasus Nyata

“Seseorang yang meninggalkan rumahnya dalam keadaan sehat dan kembali setelah beberapa tahun kemudian dalam keadaan gila, maka dianggap gila sejak meninggalkan rumahnya, kecuali ada bukti yang menunjukkan sebaliknya.”

Kasus ini menunjukkan penerapan istishab dalam hukum perdata, di mana status hukum seseorang yang tidak diketahui keberadaannya diasumsikan tetap seperti sebelumnya (sehat) hingga ada bukti yang menunjukkan perubahan (gila).

Terakhir

Istishab sebagai prinsip hukum yang dinamis dan fleksibel, terus beradaptasi dengan perkembangan masyarakat dan tuntutan keadilan. Prinsip ini tidak hanya menjadi alat untuk mempertahankan status quo tetapi juga sebagai katalisator untuk perubahan yang beralasan.

Dengan mempertimbangkan syarat dan ruang lingkup penerapannya secara cermat, istishab berkontribusi pada pemeliharaan ketertiban hukum sekaligus memfasilitasi kemajuan hukum Islam.

Pertanyaan Umum yang Sering Muncul

Apa yang dimaksud dengan istishab?

Istishab adalah prinsip hukum Islam yang menyatakan bahwa suatu keadaan hukum yang sudah mapan akan terus berlanjut hingga terdapat bukti yang meyakinkan untuk mengubahnya.

Sebutkan syarat-syarat penerapan istishab.

Syarat penerapan istishab antara lain: keadaan hukum yang sudah mapan, tidak ada bukti yang bertentangan, dan tidak adanya perintah atau larangan baru.

Berikan contoh penerapan istishab dalam hukum Islam.

Misalnya, jika seseorang dianggap suci, maka ia akan tetap dianggap suci hingga ada bukti yang menunjukkan sebaliknya.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait