Tembang sinom merupakan salah satu jenis tembang macapat yang memiliki ciri khas tersendiri. Keunikannya terletak pada struktur, rima, irama, dan tema yang menjadi pathokan atau pedoman dalam penciptaannya. Pemahaman mengenai pathokan ini sangat penting untuk mengapresiasi dan memahami keindahan tembang sinom.
Struktur tembang sinom terdiri dari empat baris dengan jumlah suku kata tertentu pada setiap barisnya. Skema rima yang digunakan adalah a-b-a-b, di mana baris pertama berima dengan baris ketiga dan baris kedua berima dengan baris keempat. Irama tembang sinom memiliki pola irama yang khas, yaitu irama dhandhanggula.
Struktur Tembang Sinom
Tembang Sinom merupakan salah satu tembang macapat yang memiliki pola suku kata tertentu dalam setiap barisnya.
Pola Suku Kata
Setiap baris dalam tembang sinom memiliki pola suku kata 8-8-8-7-7, yang berarti:
- Baris 1: 8 suku kata
- Baris 2: 8 suku kata
- Baris 3: 8 suku kata
- Baris 4: 7 suku kata
- Baris 5: 7 suku kata
Contoh Baris Tembang Sinom
Berikut ini contoh baris tembang sinom:
Dadi uwong kudu sopan
Baris di atas memiliki pola suku kata 8-8-8-7-7, sehingga merupakan baris tembang sinom yang sah.
Tabel Pola Suku Kata
Berikut ini tabel yang merangkum pola suku kata dalam tembang sinom:
Baris | Pola Suku Kata |
---|---|
1 | 8 |
2 | 8 |
3 | 8 |
4 | 7 |
5 | 7 |
Rima dan Irama Tembang Sinom
Tembang Sinom memiliki skema rima yang khas dan pola irama yang teratur, yang menjadikannya salah satu bentuk puisi Jawa yang populer dan mudah dikenali.
Skema Rima
- Baris 1 dan 2: Berima
- Baris 3 dan 4: Berima
- Baris 5 dan 6: Berima
- Baris 7 dan 8: Berima
Contoh:
Tanjung katungku pinggir kali Katungku wesi, kayuku jati Kapal besar layar terkembang Muatan pala dagang ke negeri
Pola Irama
Pola irama dalam Tembang Sinom adalah sebagai berikut:
- Baris 1, 3, 5, dan 7: 12 suku kata
- Baris 2, 4, 6, dan 8: 11 suku kata
Contoh:
Tanjung katungku pinggir kali (12 suku kata) Katungku wesi, kayuku jati (11 suku kata) Kapal besar layar terkembang (12 suku kata) Muatan pala dagang ke negeri (11 suku kata)
Tema dan Isi Tembang Sinom
Tembang Sinom merupakan salah satu tembang Jawa yang banyak digunakan untuk menyampaikan pesan moral, filosofi hidup, dan kritik sosial.
Secara umum, tembang Sinom mengangkat tema-tema berikut:
Ajaran Moral dan Filsafat Hidup
Tembang Sinom banyak berisi ajaran moral dan filosofi hidup yang disampaikan melalui ungkapan-ungkapan bijak. Contohnya, tembang Sinom yang mengajarkan tentang pentingnya kesabaran dan ketekunan dalam menjalani hidup:
“Sabar iku kunciné urip Tekun iku landasané karya Wong sabar ora bakal susah Wong tekun ora bakal rugi”
Kritik Sosial
Tembang Sinom juga sering digunakan untuk mengkritik kondisi sosial yang terjadi di masyarakat. Kritik yang disampaikan biasanya berupa sindiran halus atau ungkapan-ungkapan yang menyindir. Contohnya, tembang Sinom yang mengkritik perilaku korup para pejabat:
“Wong cilik kere uteké Wong gedé kere duwite Wong sugih kere hatine Wong pinter kere akale”
Simbolisme dan Metafora
Tembang Sinom sering menggunakan simbolisme dan metafora untuk menyampaikan pesan yang lebih dalam. Simbolisme yang digunakan biasanya berupa benda-benda alam, seperti bunga, burung, atau air. Metafora yang digunakan biasanya berupa ungkapan-ungkapan kiasan yang mengandung makna tersembunyi. Contohnya, tembang Sinom yang menggunakan simbolisme bunga untuk menggambarkan keindahan dan kesucian:
“Kembang melati putih suci Lambang kesucian ati Kembang mawar merah merona Lambang cinta yang bersemi”
Variasi Tembang Sinom
Tembang sinom merupakan salah satu jenis tembang macapat yang memiliki ciri khas tersendiri. Terdapat beberapa jenis tembang sinom yang berbeda, masing-masing memiliki perbedaan dalam hal struktur, irama, dan isi.
Jenis-jenis Tembang Sinom
Terdapat tiga jenis utama tembang sinom, yaitu:
- Sinom Laras Madya: Terdiri dari 12 larik, dengan pola rima a-b-a-b-c-c-d-d-e-e-f-f.
- Sinom Laras Slendro: Terdiri dari 12 larik, dengan pola rima a-a-b-b-a-a-b-b-a-a-b-b.
- Sinom Laras Pelog: Terdiri dari 14 larik, dengan pola rima a-b-a-b-c-c-d-d-e-e-f-f-g-g.
Selain itu, terdapat pula beberapa variasi lain dari tembang sinom, seperti:
- Sinom Parikan: Tembang sinom yang berisikan sindiran atau kritik.
- Sinom Asmarandana: Tembang sinom yang berisikan kisah percintaan.
- Sinom Gumilar: Tembang sinom yang berisikan nasihat atau ajaran.
Setiap jenis tembang sinom memiliki karakteristik dan kegunaannya masing-masing dalam kesenian Jawa.
Contoh Tembang Sinom
Tembang Sinom merupakan salah satu jenis tembang macapat yang memiliki struktur, rima, irama, dan isi yang khas. Berikut adalah contoh lengkap tembang sinom:
Struktur
Tembang sinom memiliki struktur yang terdiri dari 9 bait, dengan masing-masing bait terdiri dari 4 baris.
Rima
Tembang sinom memiliki rima akhir yang berselang-seling, yaitu a-b-a-b.
Irama
Tembang sinom memiliki irama yang beraturan, yaitu 10-10-10-10.
Isi
Tembang sinom biasanya berisi nasihat, ajaran moral, atau kisah-kisah tertentu.
Makna dan Keindahan
Tembang sinom memiliki makna yang mendalam dan keindahan yang khas. Nasihat dan ajaran moral yang terkandung dalam tembang sinom dapat memberikan pencerahan bagi pendengarnya. Selain itu, keindahan rima dan irama tembang sinom juga dapat memberikan kenikmatan tersendiri.
Ringkasan Akhir
Pathokan tembang sinom yang meliputi struktur, rima, irama, dan tema menjadikannya sebagai salah satu jenis tembang macapat yang kaya akan nilai estetika. Keindahan tembang sinom tidak hanya terletak pada keindahan bahasanya, tetapi juga pada pesan dan makna yang terkandung di dalamnya.
Tanya Jawab (Q&A)
Apa yang dimaksud dengan pathokan tembang sinom?
Pathokan tembang sinom adalah pedoman atau aturan dalam penciptaan tembang sinom yang meliputi struktur, rima, irama, dan tema.
Bagaimana pola suku kata dalam tembang sinom?
Tembang sinom memiliki pola suku kata 8-8-8-8 pada setiap barisnya.
Apa saja jenis-jenis tembang sinom?
Terdapat beberapa jenis tembang sinom, antara lain sinom laras madya, sinom laras tengahan, dan sinom laras andhap.