Dalam khazanah bahasa Jawa, terdapat beragam kata yang memiliki makna mendalam dan unik. Salah satu kata yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah “melu”. Kata ini memiliki arti yang luas dan dapat digunakan dalam berbagai konteks. Artikel ini akan mengulas arti kata “melu” dalam bahasa Jawa, sinonim dan antonimnya, serta penggunaannya dalam ungkapan, percakapan, dan karya sastra.
Secara umum, kata “melu” dalam bahasa Jawa memiliki arti “ikut” atau “berpartisipasi”. Makna ini dapat dijumpai dalam berbagai kalimat, seperti “Aku melu dolan karo kanca-kancaku” (Aku ikut bermain dengan teman-temanku) atau “Dheweke melu rapat ing kantor” (Dia ikut rapat di kantor).
Arti Kata “Melu” dalam Bahasa Jawa
Dalam bahasa Jawa, kata “melu” memiliki arti dasar “ikut” atau “berpartisipasi”. Kata ini dapat digunakan dalam berbagai konteks, baik formal maupun informal.
Contoh Kalimat yang Menggunakan Kata “Melu”
- Aku melu acara rapat iki. (Aku ikut rapat ini.)
- Ayo melu takon ibuku. (Ayo ikut bertanya kepada ibuku.)
- Bapak melu piknik bareng karo kulawargane. (Ayah ikut piknik bersama keluarganya.)
Sinonim dan Antonim Kata “Melu”
Kata “melu” dalam bahasa Jawa memiliki beberapa sinonim dan antonim. Berikut penjelasannya:
Sinonim Kata “Melu”
- Ngiringi: Mengikuti atau menemani seseorang
- Nganter: Mengantar atau membawa seseorang
- Ngaso: Beristirahat atau berhenti sejenak
Antonim Kata “Melu”
- Ninggal: Meninggalkan atau pergi dari seseorang
- Nduwur: Berada di atas atau lebih tinggi dari seseorang
- Nengga: Berada di bawah atau lebih rendah dari seseorang
Ungkapan yang Menggunakan Kata “Melu”
Dalam bahasa Jawa, kata “melu” memiliki arti “ikut” atau “serta”. Kata ini banyak digunakan dalam berbagai ungkapan, baik yang bersifat formal maupun informal. Berikut adalah beberapa ungkapan yang menggunakan kata “melu” beserta artinya dalam bahasa Indonesia:
Ungkapan Formal
- Melu pekewuh: Ikut menghadiri pertemuan
- Melu penganten: Ikut dalam rombongan pengantin
- Melu nyambut tamu: Ikut menyambut tamu
- Melu rapat: Ikut menghadiri rapat
- Melu studi banding: Ikut dalam studi banding
Ungkapan Informal
- Melu dolan: Ikut jalan-jalan
- Melu mangan: Ikut makan
- Melu ngopi: Ikut ngopi
- Melu numpak: Ikut menumpang
- Melu nonton: Ikut menonton
Penggunaan Kata “Melu” dalam Percakapan
Kata “melu” dalam bahasa Jawa merupakan kata kerja yang memiliki makna “mengikuti” atau “ikut serta”. Kata ini banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk menyatakan partisipasi atau keterlibatan seseorang dalam suatu kegiatan atau peristiwa.
Contoh Penggunaan Kata “Melu” dalam Percakapan
- “Aku melu karo bapakku menyang pasar.” (Saya ikut dengan ayah saya ke pasar.)
- “Kowe melu aku gak nonton konser?” (Kamu ikut aku nonton konser?)
- “Mbokne melu rapat RT sore iki.” (Ibu ikut rapat RT sore ini.)
- “Wong-wong akeh sing melu demo.” (Banyak orang yang ikut demo.)
- “Aku ora melu lomba iki, aku durung siap.” (Saya tidak ikut lomba ini, saya belum siap.)
Contoh Penggunaan Kata “Melu” dalam Sastra Jawa
Kata “melu” dalam bahasa Jawa memiliki arti “ikut” atau “bersama”. Kata ini banyak digunakan dalam karya sastra Jawa, baik prosa maupun puisi, untuk menyampaikan pesan atau menciptakan efek tertentu.
Penggunaan Kata “Melu” dalam Prosa
- Dalam karya sastra Jawa klasik, kata “melu” sering digunakan untuk menggambarkan kebersamaan dalam suatu perjalanan atau peristiwa. Misalnya, dalam “Serat Centhini”, tokoh utama melakukan perjalanan keliling Jawa bersama dengan pengikutnya. Pengikut tersebut digambarkan sebagai “melu sesambungan”, yang berarti mengikuti dengan setia.
- Selain itu, kata “melu” juga dapat digunakan untuk menggambarkan partisipasi dalam suatu kegiatan. Misalnya, dalam “Serat Wulangreh”, dikisahkan tentang seorang anak yang “melu ngaji”, yang berarti ikut belajar agama.
Penggunaan Kata “Melu” dalam Puisi
- Dalam puisi Jawa, kata “melu” sering digunakan sebagai simbol kebersamaan atau persatuan. Misalnya, dalam puisi “Kembang Gadung” karya Ranggawarsita, kata “melu” digunakan untuk menggambarkan persatuan rakyat Jawa dalam menghadapi penjajahan.
- Selain itu, kata “melu” juga dapat digunakan sebagai simbol pengorbanan. Misalnya, dalam puisi “Sesuluh Mangkunegara” karya Mangkunegara IV, kata “melu” digunakan untuk menggambarkan pengorbanan seorang raja yang berjuang demi rakyatnya.
Akhir Kata
Kata “melu” dalam bahasa Jawa memiliki peran penting dalam memperkaya perbendaharaan kata dan memperhalus penyampaian pesan. Pemahaman yang baik tentang arti dan penggunaannya akan membantu penutur bahasa Jawa untuk berkomunikasi secara efektif dan sesuai konteks.
Pertanyaan yang Sering Diajukan
Apa arti dasar kata “melu” dalam bahasa Jawa?
Ikut atau berpartisipasi.
Apa saja sinonim kata “melu” dalam bahasa Jawa?
Sarujuk, nyertai, keturon.
Apa saja antonim kata “melu” dalam bahasa Jawa?
Nolak, mboten, ora gelem.