Stroke volume, ukuran volume darah yang dipompa keluar dari jantung setiap denyut, merupakan indikator penting fungsi jantung. Pemahaman tentang cara menghitung stroke volume sangat penting untuk mengevaluasi kesehatan kardiovaskular dan mendiagnosis kondisi medis yang mendasarinya.
Stroke volume dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk volume darah yang kembali ke jantung, kontraktilitas miokardium, dan resistensi vaskular sistemik. Menghitung stroke volume secara akurat sangat penting untuk memantau kinerja jantung dan mendeteksi gangguan fungsi kardiovaskular.
Definisi Stroke Volume
Stroke volume (SV) adalah volume darah yang dipompa keluar dari ventrikel kiri jantung selama satu detak jantung. Ini merupakan ukuran kinerja jantung dan memainkan peran penting dalam menentukan curah jantung (CO).
Stroke volume dapat diukur menggunakan berbagai metode, termasuk:
- Ekokardiografi: Menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung dan mengukur SV.
- Kateterisasi jantung: Memasukkan kateter ke dalam jantung untuk mengukur tekanan dan SV secara langsung.
- MRI (Magnetic Resonance Imaging): Menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar jantung dan mengukur SV.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stroke Volume
Stroke volume dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan jantung dan sistem vaskular. Faktor-faktor ini menentukan jumlah darah yang dikeluarkan dari ventrikel kiri selama setiap sistol.
Volume Diastolik Akhir
Volume diastolik akhir adalah volume darah yang tersisa di ventrikel kiri pada akhir diastol. Volume ini berdampak pada peregangan serat miokard, yang pada gilirannya mempengaruhi kekuatan kontraksi jantung.
Volume Sistolik Akhir
Volume sistolik akhir adalah volume darah yang tersisa di ventrikel kiri pada akhir sistol. Volume ini menentukan jumlah darah yang dikeluarkan selama sistol.
Kontraktilitas Miokardium
Kontraktilitas miokardium adalah kemampuan miokardium untuk berkontraksi. Kontraktilitas yang lebih kuat menghasilkan stroke volume yang lebih besar.
Resistensi Vaskular Sistemik
Resistensi vaskular sistemik adalah resistensi terhadap aliran darah di seluruh sistem vaskular. Resistensi yang lebih tinggi mempersulit jantung untuk mengeluarkan darah dari ventrikel, sehingga menurunkan stroke volume.
Cara Menghitung Stroke Volume
Stroke volume adalah volume darah yang dikeluarkan dari ventrikel jantung dalam satu detak jantung. Menghitung stroke volume sangat penting untuk menilai fungsi jantung.
Metode Fick
Metode Fick adalah metode standar untuk mengukur stroke volume. Metode ini didasarkan pada prinsip kekekalan massa, yang menyatakan bahwa jumlah zat yang masuk ke suatu sistem harus sama dengan jumlah zat yang keluar dari sistem.
- Mengukur laju aliran darah melalui paru-paru (cardiac output)
- Mengukur kadar oksigen dalam darah vena campuran dan darah arteri
Metode Termodilusi
Metode termodilusi menggunakan cairan dingin yang disuntikkan ke dalam vena paru-paru. Cairan dingin ini akan menurunkan suhu darah, yang dapat dideteksi oleh kateter di arteri pulmonalis.
Stroke volume dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Stroke volume = Volume cairan dingin yang disuntikkan / Perubahan suhu darah
Metode Impedansi Toraks
Metode impedansi toraks menggunakan elektroda yang ditempatkan pada dada. Elektroda ini mengukur perubahan impedansi listrik toraks, yang terjadi selama siklus jantung.
Stroke volume dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Stroke volume = Perubahan impedansi toraks / Konstanta kalibrasi
Signifikansi Klinis Stroke Volume
Stroke volume merupakan parameter penting dalam mengevaluasi fungsi jantung. Perubahan stroke volume dapat mengindikasikan kondisi medis tertentu, seperti:
Gangguan Fungsi Diastolik
Penurunan stroke volume dapat mengindikasikan gangguan fungsi diastolik, di mana jantung tidak dapat terisi secara adekuat selama diastole. Kondisi ini dapat disebabkan oleh:
- Fibrosis miokard
- Hipertrofi ventrikel
- Perikarditis konstriktif
Gangguan Fungsi Sistolik
Peningkatan stroke volume dapat mengindikasikan gangguan fungsi sistolik, di mana jantung tidak dapat memompa darah secara efektif selama sistole. Kondisi ini dapat disebabkan oleh:
- Kardiomiopati dilatasi
- Penyakit katup jantung
- Infark miokard
Gangguan Irama Jantung
Gangguan irama jantung, seperti takikardia atau bradikardia, dapat mempengaruhi stroke volume dengan mengubah frekuensi dan durasi pengisian ventrikel.
Penyakit Perifer
Penyakit perifer, seperti stenosis aorta, dapat membatasi aliran darah ke jantung, yang berdampak pada stroke volume.
Ilustrasi Stroke Volume
Stroke volume dapat divisualisasikan melalui ilustrasi yang menunjukkan perubahannya selama siklus jantung.
Ilustrasi ini memperlihatkan perubahan volume darah di dalam ventrikel kiri selama siklus jantung, yang terdiri dari fase diastole dan sistole.
Bagian-bagian Utama
- Volume Diastolik Akhir (EDV): Volume darah di dalam ventrikel kiri pada akhir fase diastole, saat ventrikel terisi penuh.
- Volume Sistolik Akhir (ESV): Volume darah yang tersisa di dalam ventrikel kiri pada akhir fase sistole, saat ventrikel berkontraksi dan memompa darah keluar.
- Ejeksi Fraksi (EF): Persentase EDV yang dipompa keluar selama fase sistole, yang menunjukkan efisiensi kontraksi ventrikel.
Studi Kasus Stroke Volume
Studi kasus ini menggambarkan aplikasi praktis stroke volume dalam diagnosis dan pemantauan pasien dengan gagal jantung.
Seorang pasien berusia 65 tahun dengan riwayat gagal jantung kongestif kronis dirawat di rumah sakit karena sesak napas dan edema ekstremitas bawah. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda gagal jantung, termasuk takikardia, distensi vena jugularis, dan krepitasi paru.
Temuan Klinis
- Takikardia (denyut nadi 110 bpm)
- Distensi vena jugularis
- Krepitasi paru
- Edema ekstremitas bawah
Data Stroke Volume
Pengukuran stroke volume menggunakan echocardiogram transthoracic menunjukkan nilai sebagai berikut:
- Stroke volume indeks (SVI): 30 ml/m2
- Fractional shortening: 25%
- Ejeksi fraksi (EF): 45%
Interpretasi
Nilai SVI yang rendah (normal: 35-45 ml/m 2 ) menunjukkan penurunan curah jantung, yang konsisten dengan gejala gagal jantung pasien.
Fractional shortening dan EF yang rendah juga menunjukkan penurunan fungsi sistolik ventrikel kiri, yang selanjutnya berkontribusi pada penurunan curah jantung.
Temuan ini mengkonfirmasi diagnosis gagal jantung dan memberikan informasi penting untuk memantau respons pasien terhadap pengobatan.
Perkembangan Terbaru dalam Pemantauan Stroke Volume
Kemajuan teknologi telah menghasilkan metode baru untuk memantau stroke volume secara terus menerus, memberikan wawasan berharga tentang fungsi kardiovaskular.
Ultrasound Kardiografi Doppler
Ultrasound kardiografi Doppler memanfaatkan gelombang suara untuk mengukur aliran darah di jantung. Metode ini non-invasif, memungkinkan pemantauan stroke volume secara berkelanjutan di tempat tidur pasien.
Analisis Impedansi Bioelektrik
Analisis impedansi bioelektrik mengukur resistansi dan reaktans jaringan tubuh terhadap arus listrik. Perubahan impedansi ini dapat digunakan untuk memperkirakan stroke volume, memberikan pemantauan yang berkelanjutan dan non-invasif.
Kateter Arteri Pulmonalis
Kateter arteri pulmonalis adalah alat invasif yang ditempatkan di arteri pulmonalis. Kateter ini mengukur tekanan dan aliran darah, memberikan perkiraan stroke volume yang akurat.
Manfaat Pemantauan Stroke Volume Berkelanjutan
- Deteksi dini gangguan fungsi kardiovaskular
- Optimalisasi manajemen cairan dan vasopresor
- Peningkatan hasil pasien pada kondisi kritis
Keterbatasan Pemantauan Stroke Volume Berkelanjutan
- Variabilitas dalam akurasi antar metode
- Potensi kesalahan pada kondisi tertentu (misalnya, aritmia)
- Biaya dan ketersediaan
Simpulan Akhir
Mengetahui cara menghitung stroke volume memberikan wawasan berharga tentang fungsi jantung. Dengan menggunakan metode yang sesuai, dokter dapat menilai kapasitas pemompaan jantung, mendeteksi kelainan, dan memantau respons terhadap pengobatan. Pemahaman tentang stroke volume sangat penting untuk manajemen klinis pasien dengan penyakit kardiovaskular.
Pertanyaan Umum yang Sering Muncul
Bagaimana menghitung stroke volume menggunakan Metode Fick?
Metode Fick melibatkan pengukuran konsumsi oksigen dan perbedaan konsentrasi oksigen arteri dan vena.
Apa keterbatasan Metode Termodilusi?
Metode termodilusi memerlukan kateterisasi arteri pulmonalis, yang dapat bersifat invasif.
Bagaimana perkembangan terbaru dalam pemantauan stroke volume membantu diagnosis?
Teknologi seperti pemantauan stroke volume impedansi toraks memungkinkan pemantauan terus menerus tanpa invasif.