Alat Musik Katambung – Katambung adalah alat musik tabuh berbentuk gendang yang biasa digunakan dalam upacara adat seperti dalam ritual Tiwah agama Kaharingan. Kata terhubung berarti AT. Bentuknya mirip dengan gitar Tifa dari Papua. Panjangnya kurang lebih 75 cm terbuat dari kayu ulin dan bagian pelepahnya terbuat dari kulit ikan buntal (kulit ikan yang membengkak jika terancam atau teriritasi/digesek) yang telah dikeringkan dengan diameter sekitar 10 – 18 cm. Alat musik jenis ini diperkirakan sudah ada sebelum abad ke 10 Masehi, banyak terdapat pada suku Dayak Ngaju.
Katambung pertama (terbuat dari kayu) biasanya berukuran panjang sekitar 70 sampai 75 cm dengan diameter (tempat menempel selaput kulit) antara 15-18 cm. Sedangkan katambung kedua (terbuat dari bambu) biasanya berukuran panjang sekitar 40-60 cm. Diameter katambung ini tergantung dari lebar diameter ruas bambu yang digunakan.
Alat Musik Katambung
Bahan yang digunakan untuk membuat kambung antara lain: rotan, kayu, bambu, kulit, dempul, baji dan penyang. Awan adalah awan tua. Pohon rotan dipotong 4 meter dari pangkalnya. Kemudian, jemur di bawah sinar matahari lalu ditenun. Singkatnya, jaring ini untuk beberapa bagian yang disebut: tambut, saluang sarak dan pelimping.
Upacara Adat Tiwah Kalimantan Tengah
Jenis kayu yang dipilih untuk membuat katmbung dewasa adalah kayu ulin atau sonokeling. Kayunya diambil di tengah, yang oleh penduduk setempat disebut “teras”. Sedangkan bambu yang dipilih untuk membuat katambung untuk anak-anak adalah bambu tua. Kulit yang pada katarak berfungsi sebagai membran getar berasal dari kulit binatang: kulit lemur, kulit ikan buntal besar. Kulit dijemur di bawah sinar matahari agar tahan lebih lama (kuat) dan tidak mengeluarkan aroma (bau) yang tidak sedap. Dempul dibuat dari sarang serangga yang oleh penduduk setempat disebut “pamburep”. Pemburap dibentuk seperti bola-bola kecil, yang lama kelamaan akan menempel di kulit penyakit selesema. Sedangkan baji digunakan untuk mengeraskan dan mengencangkan kulit kambung. Irisan terbuat dari kayu berundak atau tanduk binatang dengan panjang sekitar 10 cm, satu sisi rata, satu sisi membentuk setengah silinder, ujungnya lebih tipis dari bagian bawah dan agak runcing. Sedangkan penyang meliputi aneka kerang, gigi binatang, cula badak dan lain-lain. Penyang ini dianggap sebagai benda berkekuatan magis (mistis) yang berfungsi melindungi seseorang dan dapat menambah kewibawaan dan pengaruh bagi orang yang bersangkutan. Alat yang digunakan untuk membuat katambung adalah: parang (pedang), beliung, pahat, gandin, amplas, pisau asah (langgei).
Pembuatan kambung dimulai dengan membungkus awan. Dalam hal ini, awan kering berbentuk silinder. Salah satu ujungnya dilubangi cukup dalam dan dihaluskan dengan beliung. Kemudian lanjutkan membuat dekorasi. Caranya adalah dengan melewatkan beliung pada cekungan, kemudian badan kambung diukir dengan pahat dan langgei. Selanjutnya dibuat lubang lebar di tengah badan katoda untuk ruang resonansi. Setelah lubang resonansi terbentuk, diperbesar dengan amplas. Selanjutnya badan katambung diukir dengan pahat dan memiliki warna sebagai berikut: kuning (campuran kunyit dan putih), hitam (campuran jelaga dan minyak kelapa) dan putih (campuran air dan putih telur). Setelah selesai, lanjutkan dengan memasang membran getar kulit yang berbentuk seperti lingkaran dengan banyak lubang di beberapa bagian tepinya. Di lubang itu dimasukkan rotan tambit yang terbuat dari setengah rotan yang agak besar. Anyaman tambit ini disebut anyaman pelimping. Sekitar sejengkal dari mulut katambung, serat-serat rotan dijalin menjadi satu menjadi anyaman saluang sarak yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat dimasukkan irisan-irisan untuk mengencangkan sekaligus mengencangkan kulit selaput getar. Tenun saluang sarak sering menggunakan rotan rotan yang bagus secara ekonomis. Pasak ini biasanya terbuat dari kayu keras seperti besi atau tanduk.
Untuk mengatur panjang getaran pada kulit membran, manik-manik dempul (seukuran telur kadal) ditempatkan dalam bentuk kelereng kecil. Dempul ditempatkan di sekitar titik yang dianggap sebagai pusat. Cara menempelkannya ke kulit membran cukup ditekan. Setelah kulit terpasang dan dikencangkan dengan tambit dan irisan, proses pembuatan kambung selesai. Selanjutnya tinggal menambah khasiat magisnya yaitu dengan menggantungkan penyang-penyang di atas saluang sarak.
Agar kambung menghasilkan suara yang bagus, ada teknik yaitu menggunakan jari-jari tangan kanan memukul selaput kulit, sedangkan tangan kiri memegang badan kambung atau bertumpu pada posisi pelimping dengan jari-jari. diperpanjang anterior (ditangguhkan di bawah permukaan membran kulit). Hal ini dimaksudkan agar jika diperlukan dapat dilakukan dengan mudah setiap saat (biasanya meredam suara atau meredam getaran membran). Sedangkan bagian tengah katambung cukup disanggah saja.
Alat Musik Kalimantan
Katambung biasanya dimainkan secara berkelompok yang terdiri dari 5-7 orang. Pemimpinnya, menurut masyarakat setempat, disebut “upu”. Seorang upu biasanya ditopang oleh seorang basir yang duduk di kedua sisinya. Saat memainkannya, terkadang seorang upu bernyanyi sendiri, sedangkan basir hanya diam atau mengeluarkan suara kambung. Namun, terkadang mereka serentak menanggapinya dengan mengulang-ulang bait (puisi) yang sudah dituturkan oleh sang upu. Permainan membran atau diafragma dilakukan dengan ritme atau pukulan tertentu yang diadaptasi dari kata-kata mantra/sutta yang diucapkan atau dibawakan oleh pemusik.
Katambung digunakan dalam upacara yang melibatkan gawi belom (pemotongan pantan) dan gawi matey. Pada Gawi Belom, katambung digunakan untuk menyambut tamu. Sedangkan dalam gawi matey, katambung dimainkan pada saat upacara tiwah (kematian), antara lain balian ngarahangbone (pengangkatan tulang), balian tantulak (penguburan), balianuntung (upacara syukuran setelah penguburan atau pemindahan tulang). Tulang-tulang yang dibuang dimasukkan ke dalam guci kemudian ditempatkan di sebuah rumah kecil yang terbuat dari tiang-tiang.
Salah satu bagian naskah cetak terbitan Tan Khoen Swie di Kediri tahun 1926. Lakon Dewaruci yang dimuat dalam buku ini…
Serat Adidarma adalah kumpulan teks yang membahas tentang berbagai moral, pelajaran tentang strategi perang, kerajaan/negara, garis keturunan…
Alat Musik Tradisonal 4
Pemerintah Daerah Bangka Barat Kepulauan Bangka Belitung mengajak masyarakat untuk melestarikan keragaman warisan budaya di desa masing-masing. Masalah…
Bandrek merupakan minuman yang sering menjadi incaran para sahabat yang ingin menikmati hangatnya sebagian masyarakat kota Medan pada malam hari. Salah…
Kong Djie kopi saring Kopi yang menyajikan cita rasa cinta Kopi khas Bangka Belitung Bicara soal kopi Indonesia, negara penghasil kopi terbanyak di dunia…
Gambus Melayu Riau adalah alat musik tradisional yang ditemukan di sebagian besar wilayah Melayu. Perubahan nilai spiritual…
Anatoemon: Tiwah Di Tumbang Liting
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di Kabupaten Aceh Tenggara, suku Alas memiliki sejumlah aturan adat. Aturan tersebut terbagi menjadi…
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup yang terbuat dari kayu dan bambu, digunakan sebagai alat bunyi yang disebut p…
Ukiran gorga “singa” sebagai ornamen tradisi Batak kuno merupakan penggambaran kepala singa yang berkaitan dengan mitologi Batak sebagai… Kalimantan Tengah adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Kalimantan. Provinsi yang terdiri dari 1 kota dan 13 kabupaten ini dihuni oleh penduduk asli maupun pendatang. Penduduk asli yang tinggal di provinsi yang beribukotakan Palangka Raya ini adalah suku Dayak Ngaju.
Seperti daerah lain di Indonesia, provinsi Kalimantan Tengah memiliki berbagai macam alat musik tradisional yang sebagian besar dibuat oleh masyarakat adat. Jenis alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik, ditiup atau dipukul ini sudah ada sejak lama dan diwariskan secara turun-temurun. Salah satunya Katambung.
Alat Musik Tradisional Katambung
Katambung adalah alat musik tradisional khas suku Dayak Ngaju dan diyakini telah berkembang sebelum abad ke-10 Masehi. Alat musik ini termasuk dalam golongan alat musik perkusi. Meski terlihat seperti gendang, Katambung berbeda dengan gendang.
Alat musik ini berbentuk seperti labu, dengan panjang sekitar 70-75 cm, diameter mulut 15-18 cm. Katambung terbuat dari kayu ulin yang dilubangi untuk resonansi. Bagian luarnya kemudian diukir dengan pahat. Ada juga kambung anak yang terbuat dari bambu dengan panjang 40-60 cm.
Bagian atas Katambung ditutup dengan membran yang berfungsi sebagai tempat bendungan. Sedangkan bagian bawahnya kosong. Berbeda dengan alat musik perkusi lain yang sering kali penutupnya terbuat dari kulit sapi, kambing, atau kerbau, alat musik perkusi Katambung terbuat dari kulit ikan buntal (termasuk genus).
Ikan buntal ini hidup di air tawar tropis dan air payau di Asia Selatan dan Tenggara. Pada zaman dahulu, suku Dayak tinggal di dekat sungai dan mudah menemukan ikan ini. Kulit ikan buntal yang sudah kering kemudian digunakan sebagai pembungkus Katambung.
Kacapi Kalimantan, Alat Musik Berdawai 2 Khas Masyarakat Dayak
Untuk merekatkan film ke kayu ulin, pengrajin Katambung menggunakan rotan kering. Jaring ini juga dibuat satu inci di bawah membran dan berfungsi sebagai kabel genggam.
Selain perbedaan membran, cara memainkan Katambung juga berbeda dengan gendang. Jika biasanya kendang dimainkan dengan dua tangan, maka Katambung hanya bisa dimainkan dengan satu tangan. Jari-jari tangan kanan akan bergerak cepat memukul Katambung, sedangkan telapak tangan kiri akan memegang badan Katambung.
Instrumen termasuk perkusi bisa dimainkan sambil duduk atau berdiri. Biasanya pemain Katambung terdiri dari 5 sampai 7 orang dengan pemimpin yang disebut upu.
Katambung sering dimainkan pada upacara adat besar yang melibatkan gawi matey, seperti pada upacara Tiwah (upacara kematian) dan gawi belom (pemotongan pantan). Pada tahun 2015, Katambung ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda Kepulauan. (Nita)
Alat Musik Tradisional Khas Kalimantan Tengah, Gambar + Penjelasan
Tags: Alat Katambung Alat Musik Tradisional Indonesia Alat Musik Tradisional Ciri khas Suku Dayak Ngaju Wisata Seni Budaya Indonesia Seperti yang anda ketahui, Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak adat dan tradisi serta keragaman seni dan kerajinan. Kali ini mari kita bahas alat musik yang berasal dari pulau kalimantan ini.
Seperti yang Anda ketahui, pulau Kalimantan terbagi menjadi 5 provinsi yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.