Dalam khazanah bahasa Jawa yang kaya, kata “catur” memiliki makna yang mendalam dan serbaguna. Istilah ini tidak hanya merujuk pada permainan papan yang populer, tetapi juga mencakup konsep yang lebih luas terkait strategi, perencanaan, dan bahkan pertemuan sosial.
Etimologi kata “catur” dalam bahasa Jawa memiliki akar yang panjang, yang akan kita telusuri dalam pembahasan berikut. Kami juga akan mengeksplorasi variasi kata “catur” beserta artinya, penggunaannya dalam konteks yang berbeda, dan ungkapan atau peribahasa yang terkait dengannya.
Pengertian Catur dalam Bahasa Jawa
Makna Kata “Catur” dalam Bahasa Jawa
Dalam bahasa Jawa, kata “catur” memiliki arti “empat”. Istilah ini mengacu pada permainan strategi yang melibatkan dua pemain dan dimainkan di atas papan persegi berukuran 8×8 kotak.
Contoh Kalimat Penggunaan Kata “Catur” dalam Bahasa Jawa
- Aku seneng main catur karo bapakku.
- Catur kuwi game sing butuh strategi lan konsentrasi.
- Wong sing menang catur iku biasane sing paling pinter mikir.
Asal-Usul Kata Catur dalam Bahasa Jawa
Kata “catur” dalam bahasa Jawa berasal dari bahasa Sansekerta “chatur”, yang berarti “empat”. Hal ini merujuk pada fakta bahwa permainan catur dimainkan di papan yang terdiri dari 64 kotak, atau 8 baris dan 8 kolom, sehingga totalnya menjadi empat kelompok delapan.
Bukti Sejarah
- Dalam kitab “Kakawin Bharatayuddha” karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh pada abad ke-11, kata “catur” digunakan untuk menyebut permainan papan yang dimainkan oleh para ksatria.
- Prasasti Plumpungan pada tahun 1284 juga menyebutkan permainan “catur” yang dimainkan oleh para bangsawan.
Variasi Kata Catur dalam Bahasa Jawa
Bahasa Jawa memiliki beragam variasi kata untuk “catur”, masing-masing dengan makna yang berbeda. Berikut adalah tabel yang menyajikan variasi kata “catur” beserta artinya dan contoh penggunaannya:
Kata Catur | Arti | Contoh Penggunaan |
---|---|---|
Catur | Permainan catur | Aku seneng main catur. (Aku suka bermain catur.) |
Caturangga | Tentara atau pasukan perang | Caturangga kraton kuwat banget. (Pasukan kerajaan sangat kuat.) |
Caturwarga | Empat golongan masyarakat dalam agama Hindu, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra | Caturwarga kudu urip rukun. (Empat golongan masyarakat harus hidup rukun.) |
Caturvedi | Orang yang menguasai empat kitab suci agama Hindu, yaitu Weda, Yajurveda, Samaveda, dan Atharvaveda | Caturvedi iku wong sing pinter banget. (Caturvedi adalah orang yang sangat pintar.) |
Penggunaan Kata Catur dalam Konteks Berbeda
Kata “catur” memiliki beberapa makna dan penggunaan dalam bahasa Jawa. Selain sebagai permainan strategi, kata ini juga digunakan dalam konteks lain, seperti pertemuan atau musyawarah, serta strategi atau perencanaan.
Dalam Permainan
- Permainan Catur: Merujuk pada permainan strategi dua orang yang dimainkan di atas papan berpetak dengan menggunakan bidak-bidak yang memiliki gerakan berbeda.
- Catur Anggrek: Varian permainan catur yang menggunakan papan dan bidak khusus, dengan aturan yang berbeda dari catur standar.
- Catur Burung: Permainan catur yang dimainkan menggunakan kartu remi sebagai pengganti bidak.
Dalam Musyawarah
- Catur Musyawarah: Musyawarah atau pertemuan yang melibatkan banyak pihak untuk membahas dan mengambil keputusan bersama.
- Catur Utomo: Musyawarah tingkat tinggi yang dihadiri oleh tokoh-tokoh penting.
- Catur Warga: Musyawarah yang melibatkan seluruh warga masyarakat untuk membahas masalah dan mencari solusi.
Dalam Strategi
- Catur Atur: Rencana atau strategi yang matang dan terstruktur.
- Catur Nagara: Strategi atau kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah untuk mengatur dan mengelola negara.
- Catur Pertahanan: Strategi yang digunakan untuk melindungi diri dari serangan atau bahaya.
Ungkapan atau Peribahasa Berkaitan dengan Catur
Dalam bahasa Jawa, terdapat beberapa ungkapan atau peribahasa yang menggunakan kata “catur”. Ungkapan-ungkapan ini mencerminkan nilai-nilai budaya Jawa dan digunakan untuk menyampaikan pesan atau nasihat tertentu.
Catur Cangkriman
Ungkapan ini berarti “catur yang penuh dengan teka-teki”. Digunakan untuk menggambarkan situasi yang sulit atau rumit, di mana seseorang harus berpikir keras untuk menemukan solusi.
Catur Kanginan
Ungkapan ini berarti “catur yang menghadap ke timur”. Digunakan untuk menggambarkan seseorang yang selalu beruntung atau bernasib baik. Istilah ini berasal dari kepercayaan Jawa bahwa arah timur membawa keberuntungan.
Catur Kalingan
Ungkapan ini berarti “catur yang berputar-putar”. Digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tidak fokus atau mudah teralihkan. Istilah ini berasal dari cara bermain catur, di mana bidak dapat bergerak ke segala arah.
Catur Opak
Ungkapan ini berarti “catur yang dimainkan dengan biji opak”. Opak adalah sejenis kerupuk yang keras dan tidak mudah pecah. Ungkapan ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang keras kepala atau sulit diyakinkan.
Catur Pupuhan
Ungkapan ini berarti “catur yang dimainkan dengan biji buah-buahan”. Digunakan untuk menggambarkan seseorang yang banyak akal dan pandai berstrategi. Istilah ini berasal dari kebiasaan masyarakat Jawa yang sering menggunakan biji buah-buahan sebagai bidak catur.
Perkembangan Makna Kata Catur
Kata “catur” dalam bahasa Jawa mengalami perkembangan makna seiring waktu. Awalnya, kata ini merujuk pada permainan papan yang dimainkan oleh dua orang. Namun, seiring perkembangan bahasa, makna kata “catur” meluas hingga mencakup konsep yang lebih luas.
Makna Awal: Permainan Papan
Dalam makna awalnya, kata “catur” merujuk pada permainan papan yang dimainkan di atas papan berukuran 8×8 kotak. Permainan ini melibatkan dua pemain yang menggerakkan bidak-bidak di atas papan sesuai dengan aturan tertentu. Tujuan permainan ini adalah untuk mengalahkan raja lawan.
Makna Luas: Perencanaan dan Strategi
Seiring waktu, makna kata “catur” meluas hingga mencakup konsep perencanaan dan strategi. Hal ini disebabkan oleh kesamaan antara permainan catur dan proses pengambilan keputusan dalam kehidupan nyata. Dalam konteks ini, “catur” digunakan untuk menggambarkan proses berpikir yang matang dan terstruktur dalam menghadapi berbagai situasi.
Contoh Perubahan Makna
Contoh perubahan makna kata “catur” dapat dilihat dalam ungkapan berikut:* “Ia bermain catur dengan sangat baik.” (Makna awal: Permainan papan)
“Ia menyusun strategi catur untuk menghadapi masalah tersebut.” (Makna luas
Perencanaan dan strategi)
Kesimpulan
Kata “catur” dalam bahasa Jawa telah mengalami evolusi makna seiring berjalannya waktu, mencerminkan perkembangan budaya dan masyarakat Jawa. Pemahaman tentang makna dan penggunaan kata ini sangat penting untuk mengapresiasi kekayaan dan kerumitan bahasa Jawa.
Jawaban yang Berguna
Apa arti kata “catur” dalam bahasa Jawa?
Kata “catur” dalam bahasa Jawa memiliki arti luas, meliputi permainan papan, pertemuan, strategi, dan perencanaan.
Dari mana asal kata “catur” dalam bahasa Jawa?
Kata “catur” berasal dari bahasa Sansekerta “catura”, yang berarti “empat”. Hal ini merujuk pada empat jenis buah catur (pion, benteng, kuda, dan gajah).
Apa saja variasi kata “catur” dalam bahasa Jawa?
Variasi kata “catur” dalam bahasa Jawa meliputi “caturang”, “cacatur”, dan “caturagung”.
Bagaimana kata “catur” digunakan dalam konteks yang berbeda?
Kata “catur” digunakan dalam konteks permainan papan, pertemuan atau musyawarah, dan strategi atau perencanaan.
Apa saja ungkapan atau peribahasa yang menggunakan kata “catur”?
Salah satu ungkapan yang menggunakan kata “catur” adalah “catur pungkur”, yang berarti “strategi mundur untuk menang”.