Bahasa Jawa halus merupakan ragam bahasa Jawa yang digunakan dalam situasi formal dan penuh penghormatan. Dalam konteks ini, terdapat tata krama khusus yang perlu diperhatikan saat hendak berangkat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Tata krama berangkat dalam bahasa Jawa halus mencerminkan nilai-nilai budaya Jawa yang mengedepankan kesopanan dan penghormatan terhadap orang lain. Tata krama ini tidak hanya mengatur ucapan, tetapi juga tindakan dan perilaku secara keseluruhan.
Pengertian Bahasa Jawa Halus Berangkat
Bahasa Jawa halus berangkat merupakan salah satu bentuk ungkapan dalam bahasa Jawa yang digunakan untuk menyatakan tindakan atau aktivitas berangkat dengan tingkat kesopanan yang tinggi. Bentuk halus dari kata “berangkat” dalam bahasa Jawa adalah “tindak”.Penggunaan bahasa Jawa halus berangkat umumnya digunakan dalam situasi formal atau ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau dihormati.
Misalnya, dalam percakapan dengan atasan atau dalam acara resmi.
Tata Cara Berangkat dalam Bahasa Jawa Halus
Dalam budaya Jawa, terdapat tata cara tertentu saat hendak berangkat, khususnya dalam bahasa halus. Tata cara ini bertujuan untuk menunjukkan rasa hormat dan sopan santun kepada orang lain. Berikut penjelasannya:
Persiapan
Sebelum berangkat, seseorang perlu mempersiapkan segala keperluan, seperti pakaian, perlengkapan mandi, dan barang-barang penting lainnya. Pastikan semua barang sudah dikemas dengan rapi dan tidak tertinggal.
Pamitan
Sebelum meninggalkan rumah, hendaknya pamit kepada orang tua atau anggota keluarga yang lebih tua. Ucapkan salam dan minta doa restu agar perjalanan berjalan lancar dan selamat. Gunakan bahasa halus dan sikap hormat saat pamitan.
Undur-Undur
Undur-undur adalah tradisi yang dilakukan sebelum berangkat. Orang yang akan berangkat mundur beberapa langkah sambil membungkuk sebagai tanda penghormatan kepada orang yang ditinggalkan.
Menjaga Sikap
Selama perjalanan, penting untuk menjaga sikap yang baik dan sopan. Hindari berbicara atau bertindak yang dapat mengganggu kenyamanan orang lain.
Ucapkan Terima Kasih
Setelah sampai di tempat tujuan, jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah mengantarkan atau membantu. Gunakan bahasa halus dan ekspresikan rasa terima kasih dengan tulus.
Kosakata Terkait Bahasa Jawa Halus Berangkat
Bahasa Jawa halus memiliki kosakata khusus yang digunakan untuk menyatakan tindakan berangkat. Kosakata ini digunakan untuk menunjukkan tingkat kesopanan dan penghormatan dalam interaksi sosial.
Daftar Kosakata
- Mangkat: Berangkat (untuk orang yang dihormati)
- Mangkat Dalem: Berangkat (untuk raja atau bangsawan)
- Kondur: Pulang (untuk orang yang dihormati)
- Kundur: Pulang (untuk orang biasa)
- Rawuh: Datang (untuk orang yang dihormati)
- Rengkuh: Datang (untuk orang biasa)
- Tumut: Mengikuti (untuk orang yang dihormati)
- Tetirah: Mengikuti (untuk orang biasa)
Penggunaan Bahasa Jawa Halus Berangkat dalam Situasi Formal
Dalam situasi formal, penggunaan bahasa Jawa halus berangkat sangatlah penting. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua atau yang dihormati. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan bahasa Jawa halus berangkat dalam acara resmi:
Dalam Pidato Resmi
Dalam pidato resmi, penggunaan bahasa Jawa halus berangkat digunakan untuk menyampaikan rasa hormat kepada hadirin. Misalnya:
“Sugeng rawuh para hadirin ingkang kami hormati, kulo mangke badhé miwiti pidhato…”
Terjemahan: “Selamat datang para hadirin yang kami hormati, saya akan memulai pidato…”
Dalam Surat Resmi
Dalam surat resmi, penggunaan bahasa Jawa halus berangkat digunakan untuk menunjukkan rasa hormat kepada penerima surat. Misalnya:
“Kulo nuwun sewu, kula badhé nyuwun pangapunten amargi…”
Terjemahan: “Saya mohon maaf, saya ingin meminta maaf karena…”
Dalam Pertemuan Resmi
Dalam pertemuan resmi, penggunaan bahasa Jawa halus berangkat digunakan untuk menunjukkan rasa hormat kepada peserta pertemuan. Misalnya:
“Kulo badhé miwiti rapat kanthi nyuwun pangapunten dhumateng para peserta…”
Terjemahan: “Saya akan memulai rapat dengan meminta maaf kepada para peserta…”
Pantangan dalam Menggunakan Bahasa Jawa Halus Berangkat
Bahasa Jawa halus berangkat memiliki aturan dan tata cara yang perlu diperhatikan. Terdapat beberapa pantangan yang harus dihindari saat menggunakan bahasa ini agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau dianggap tidak sopan.
Hindari Menggunakan Bahasa Kasar atau Tidak Sopan
Bahasa Jawa halus berangkat tidak diperbolehkan menggunakan kata-kata atau ungkapan yang kasar, tidak sopan, atau merendahkan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesopanan dan menghormati lawan bicara.
Hindari Menggunakan Kata-kata yang Tidak Pantas
Terdapat beberapa kata dalam bahasa Jawa yang dianggap tidak pantas atau tabu untuk diucapkan dalam situasi formal. Kata-kata tersebut sebaiknya dihindari saat menggunakan bahasa Jawa halus berangkat.
Hindari Menggunakan Bahasa Gaul
Bahasa gaul atau bahasa informal tidak diperbolehkan digunakan dalam bahasa Jawa halus berangkat. Bahasa gaul dianggap tidak sopan dan tidak sesuai dengan konteks formal.
Hindari Menggunakan Kata-kata yang Tidak Relevan
Saat menggunakan bahasa Jawa halus berangkat, sebaiknya hanya menggunakan kata-kata yang relevan dengan topik pembicaraan. Hindari menggunakan kata-kata yang tidak perlu atau tidak berhubungan.
Hindari Menggunakan Bahasa yang Bertele-tele
Bahasa Jawa halus berangkat sebaiknya digunakan secara singkat dan padat. Hindari menggunakan kalimat yang bertele-tele atau tidak langsung pada pokok pembicaraan.
Kesimpulan
Dengan memahami dan menerapkan tata krama berangkat dalam bahasa Jawa halus, seseorang dapat menunjukkan rasa hormat dan kesopanan dalam situasi formal. Tata krama ini juga menjadi cerminan budaya Jawa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan.
Pertanyaan Umum (FAQ)
Apa saja kosakata yang umum digunakan dalam bahasa Jawa halus berangkat?
Beberapa kosakata yang umum digunakan antara lain: rawuh (datang), tindak (berangkat), matur (memberi tahu), pamit (permisi), kula (saya), panjenengan (Anda), dalah (adalah), dan sebagainya.
Apakah ada pantangan tertentu saat menggunakan bahasa Jawa halus berangkat?
Ya, ada beberapa pantangan yang perlu diperhatikan, seperti menghindari penggunaan kata-kata kasar, tidak berbicara dengan nada tinggi, dan tidak menunjuk orang lain secara langsung.