Cakrawala Musik Nusantara Indonesia – Penyanyi dan pencipta lagu dalam album ini merupakan kumpulan penyanyi Indonesia dari Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara. Salah satu nama tenar di dalamnya adalah Melky Goeslaw (lahir di Morotai, Halmahera, Maluku Utara, 7 Mei 1947 – meninggal di Jakarta, 20 Desember 2006 pada umur 59 tahun). Melky Goeslaw adalah seorang penyanyi aktif di Indonesia sejak tahun 1977. Dalam album ini Melky tidak menyanyi, hanya memasukkan salah satu lagunya yang terkenal berjudul Sio Mama. Melky Goeslaw adalah ayah dari Melly Goeslaw yang juga seorang penyanyi dan penulis lagu wanita Indonesia yang terkenal di tahun 2000-an.
Selain nama Melky Goeslaw, ada juga nama pencipta lagu lainnya yakni Jemmy Lango, C. Hehanusa, John F. Pattirane, Leo Manuputty, Bram Tuheteru, dan Jonnie Putuhena. Sedangkan 8 penyanyi yang membawakan 14 lagu dalam album ini adalah Jhonny Aldjokdja, Veronica Latumeten, Le Beat Voice, Vika, Oddy Umamit, Obet Mahino, Ronny Tomasoa, dan Ucen Ipah.
Cakrawala Musik Nusantara Indonesia
Album CD ini merupakan album Pop Ambon-Maluku yang dirilis pada tahun 2005 oleh PERTIWI Records di Jakarta. Berisi 14 lagu lagu daerah Maluku pilihan terbaik. Lagu-lagunya sendiri dimainkan dengan irama musik Pop Ambon yang memiliki irama musik tersendiri. Ada 8 lagu yang merupakan lagu ciptaan musisi lawas asal Maluku, sedangkan 7 lagu sisanya merupakan lagu daerah yang usianya diperkirakan di atas 50 tahun, sehingga tidak diketahui nama penciptanya. Di sampul dalam album ini, ada lirik yang ditulis untuk setiap lagu.
Kisah Legenda Kuliner Nusantara
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, album ini memuat 14 lagu daerah Maluku. Sejak tahun 1999, Kepulauan Maluku terbagi menjadi 2 provinsi, Provinsi Maluku Utara pertama beribukota Ternate dan Provinsi Maluku kedua beribukota Ambon. Pada masa Kolonialisme (abad ke-16) Maluku merupakan pusat perdagangan rempah-rempah dunia dengan cengkeh dan pala sebagai barang dagangan utama. Hal ini membuat Maluku dikenal sebagai “Pulau Rempah” oleh orang Eropa saat itu.
Provinsi Maluku merupakan daerah yang memiliki banyak lagu daerah, khususnya di kota Ambon. Lagu daerah Maluku juga terkenal dengan warna musiknya yang penuh keceriaan dan kemeriahan sehingga digandrungi oleh anak-anak baik di dalam maupun di luar daerah Maluku, beberapa di antaranya cukup terkenal di Indonesia. Apalagi bagi Kota Ambon dengan penduduknya yang gemar menyanyi dan menari. Secara umum Ambon memiliki vokal yang bagus, sehingga ada yang mengatakan bahwa DNA Ambon mengandung unsur musik yang kuat.
Berikut contoh 3 lagu daerah Maluku yang terdapat dalam album ini beserta arti lagunya antara lain:
‘Waktu Hujan Sore-Sore’ merupakan lagu rakyat Maluku yang biasa dinyanyikan dengan iringan berbagai alat musik seperti gitar, biola, atau gendang. Dengan irama yang ceria, lagu ini seolah mengajak orang untuk bernyanyi dan menari bersama. Karena masyarakat Ambon dikenal sebagai masyarakat yang gemar menari, hal ini disebabkan pengaruh budaya Belanda yang telah menjadi bagian dari sejarah Indonesia.
Disdik Kabupaten Cirebon Apresiasi Pendirian Smpit Oleh Yayasan As Saodah Cakrawala Nusantara
Huhate adalah salah satu lagu daerah lama Maluku yang penciptanya tidak diketahui. Dengan menggunakan bahasa Ambon, lagu ini mengandung pesan yang cukup penting untuk kita tentang memilih teman. Kata “sahabat” di sini juga bisa diartikan sebagai pasangan hidup atau belahan jiwa. Dalam hal mencari jodoh, lagu ini berpesan untuk selalu membuka mata dan telinga atau berhati-hati dan tidak terburu-buru. Terutama untuk remaja. Lagu Huhate juga memberikan pesan untuk mencari teman baik. Sedangkan bad friend dalam lagu ini digambarkan seperti kulit durian yang tajam yang bisa melukai kita.
Lagu ini bercerita tentang seorang Ambon yang sudah lama merantau dan sudah lama tidak bertemu ibunya di kampung. Lagu ini bercerita tentang seorang anak yang mengenang saat ibunya menggendongnya dengan penuh kasih sayang saat memasak sagu, makanan khas Ambon. Nilai moral yang penting dalam lagu ini adalah sosok ibu merupakan sosok yang sangat penting dalam kehidupan seorang anak, sayangnya banyak anak yang melupakan kasih sayang ibunya saat beranjak dewasa. Hal yang paling sering dikenang adalah bagaimana sang ibu begitu banyak berkorban untuk mengurus anaknya. Kami selalu mengandalkan doa orang tua kami untuk kesuksesan kami meskipun mereka jauh dari kami.
Album ini memiliki kontribusi untuk memperkenalkan dan melestarikan lagu-lagu rakyat Maluku, khususnya Ambon, kepada orang lain. Lagu-lagu yang dibawakan dengan bahasa daerah mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang menunjukkan budaya dan jati diri masyarakat Maluku.
Penyanyi dan pencipta lagu di album ini merupakan gabungan dari nama penyanyi Indonesia yang berasal dari Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara. Salah satu nama tenar di dalamnya adalah Melky Goeslaw (lahir di Morotai, Halmahera, Maluku Utara 7 Mei 1947 – meninggal di Jakarta, 20 Desember 2006 pada umur 59 tahun). Melky Goeslaw adalah seorang penyanyi yang aktif berkarir di Indonesia sejak tahun 1977. Dalam album ini Melky tidak menyanyi, hanya memasukkan satu lagu ciptaannya berjudul Sio Mama. Melky Goeslaw adalah ayah dari Melly Goeslaw yang juga seorang penyanyi dan penulis lagu Indonesia yang terkenal di tahun 2000-an.
Mengenang Jaap Kunst, Orang Belanda Yang Peduli Musik Tradisi Nusantara
Selain nama Melky Goeslaw, ada juga nama pencipta lagu lainnya yaitu Jemmy Lango, C. Hehanusa, John F. Pattirane, Leo Manuputty, Bram Tuheteru, dan Jonnie Putuhena. Sedangkan 8 penyanyi yang membawakan 14 lagu dalam album ini adalah Jhonny Aldjokdja, Veronica Latumeten, Le Beat Voice, Vika, Oddy Umamit, Obet Mahino, Ronny Tomasoa, dan Ucen Ipah.
Album CD ini merupakan album Pop Ambon-Maluku yang dirilis pada tahun 2005 oleh PERTIWI Records di Jakarta. Berisi 14 lagu yang merupakan lagu pilihan terbaik di wilayah Ambon-Maluku. Lagu-lagunya sendiri dimainkan dengan irama musik Pop Ambon yang memiliki irama dan ritme musik yang khas. Ada 8 lagu yang merupakan lagu ciptaan musisi lawas asal Maluku, sedangkan 7 sisanya merupakan lagu daerah yang diperkirakan berusia lebih dari 50 tahun, sehingga tidak diketahui siapa nama penciptanya. Di sampul album ini, tertulis lirik dari setiap lagu.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, album ini memuat 14 lagu dari daerah Maluku. Sejak tahun 1999, Kepulauan Maluku terbagi menjadi 2 provinsi, yaitu Provinsi Maluku Utara yang beribukota di Ternate dan Provinsi Maluku yang beribukota di Ambon. Pada masa Kolonialisme (Abad ke-16) Maluku merupakan pusat perdagangan rempah-rempah dunia dengan cengkeh dan pala sebagai barang dagangan utama. Hal ini membuat Maluku dijuluki “Kepulauan Rempah” oleh orang Eropa saat itu.
Provinsi Maluku merupakan daerah yang memiliki banyak lagu daerah, khususnya di kota Ambon. Lagu-lagu daerah Maluku juga dikenal dengan warna musiknya yang penuh nuansa keceriaan dan keceriaan sehingga banyak digandrungi oleh anak-anak baik di daerah Maluku maupun luar daerah, bahkan tidak sedikit yang terkenal secara nasional. Apalagi untuk kota Ambon dengan masyarakatnya yang setiap hari suka menyanyi dan menari. Pada umumnya orang Ambon memiliki vokal yang bagus, sehingga ada yang mengatakan bahwa DNA orang Ambon mengandung unsur musik yang kuat.
Johnny Aldjokdja Dkk–14 Best Ambonese Songs
Waktu Hujan Sore-Sore adalah lagu Maluku yang biasa dinyanyikan dengan berbagai alat musik seperti gitar, biola, atau gendang. Dengan iramanya yang ceria, lagu ini seolah mengajak orang untuk menari dan menari. Dalam liriknya, lagu ini memang berbicara tentang pesta dansa. Karena masyarakat Ambon memang dikenal sebagai masyarakat yang gemar menari, hal ini disebabkan pengaruh budaya masyarakat Belanda yang pernah menjadi bagian dari sejarah Indonesia.
Huhate adalah salah satu lagu lama Maluku yang penciptanya belum diketahui secara pasti. Menggunakan bahasa Ambon, lagu ini mengandung pesan yang cukup penting tentang memilih teman. Kata “sahabat” di sini juga bisa diartikan sebagai pasangan hidup atau belahan jiwa. Dalam hal mencari jodoh, lagu ini memberitahu Anda untuk selalu membuka mata dan telinga atau berhati-hati dan menghindarinya
Atau terburu-buru. Terutama untuk remaja. Lagu Huhate juga memberikan pesan untuk mencari teman yang baik. Sedangkan teman yang buruk dalam lagu ini diibaratkan seperti kulit durian yang tajam dan menyakitkan.
Lagu ini bercerita tentang kerinduan seorang anak Ambon yang sudah lama berada di negeri asing dan tidak bertemu dengan ibunya di kampung. Lagu ini bercerita tentang seorang anak yang mengenang saat ibunya menggendongnya dengan penuh kasih sayang saat memasak sagu, masakan khas masyarakat Ambon. Nilai moral yang penting dari lagu ini adalah sosok seorang ibu merupakan sosok yang sangat penting dalam kehidupan seorang anak, sayangnya banyak anak yang melupakan kasih sayang ibunya ketika masih kecil karena berada jauh di wilayah ini. Hal yang paling sering dikenang adalah bagaimana sang ibu begitu banyak berkorban untuk mengurus setiap anaknya. Doa dari orang tua, meski jauh dari kita, selalu kita harapkan.
Artis Dan Musisi Senior Indonesia Gencar Kembangkan Program Live Streaming Padmi
Album ini memiliki kontribusi untuk memperkenalkan dan melestarikan lagu-lagu Maluku, khususnya Ambon kepada masyarakat. Dalam lagu-lagu yang dinyanyikan dalam bahasa daerah terdapat nilai-nilai kearifan lokal yang menunjukkan budaya dan jati diri masyarakat Maluku.