Can Ho Pasirua Belajar Musik Sejak Umur Di – , Jakarta Berasal dari ibu kota negara yang berjarak ribuan kilometer, pianis muda asal Ende, Nusa Tenggara Timur bernama Canho (11) siap berlaga di ajang internasional Juli mendatang. Canho akan mewakili Indonesia dalam festival musik “World Championship of Performing Arts” (WCOPA) di California, Amerika Serikat melawan anak-anak dari 54 negara lainnya.

Bocah bernama lengkap Yohanes de Capsetrano Jambru Pasirua ini akan mengikuti lomba di bidang alat musik untuk anak usia 11 tahun. Ia akan tampil memainkan piano dalam lima kategori yakni traditional,

Can Ho Pasirua Belajar Musik Sejak Umur Di

Can Ho Pasirua Belajar Musik Sejak Umur Di

Bukan main main melawan anak kelahiran Ende 2 November 2004 ini. Artis cilik hebat lainnya dari Hong Kong, Jepang, Amerika Serikat, dan belasan negara di Eropa menjadi lawannya. Untuk tampil sebaik mungkin sebelum berangkat, Canho menambahkan latihan bermain pianonya.

Kunci Jawaban Tematik Kelas 4 Tema 6 Subtema 3 Halaman 153, 154

“Satu-satunya cara adalah dia berlatih setiap hari, jika biasanya dia menggunakan tiga jam setiap hari sekarang menjadi 5-6 jam sehari. Jadi sepulang sekolah, dia istirahat dan kemudian berlatih. Nanti malam dia akan belajar. sekolah pelajaran,” kata ayah Canho, Kristoforus Jambru saat dihubungi

Selain itu, Canho juga menggelar konser gladi bersih untuk tampil memainkan lagu yang akan ia bawakan nanti di Amerika Serikat. Canho tidak sabar untuk tampil di kompetisi internasional pertamanya.

“Sebelum start biasa-biasa saja, tentu saja saya sedikit gugup menunggu hari. Saya ingin cepat sampai,” kata Kris yang merupakan guru musik.

* Fakta atau Hoax? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar silahkan WhatsApp ke nomor Verifikasi fakta 0811 9787 670 tulis saja kata kunci yang diinginkan. piano pada bocah 11 tahun asal Ende, Nusa Tenggara Timur, yang akrab disapa Canho. Kemampuannya dalam memainkan tuts piano sudah tidak diragukan lagi. Buktinya, ia terpilih mewakili Indonesia di festival musik “World Championship of Performing Arts” (WCOPA) di California, Amerika Serikat, Juli mendatang.

Buku Guru Kelas 4 Tema 6 Revisi 2017

Nada-nada sulit komponis dunia berhasil ditaklukkan oleh bocah bernama asli Yohanes de Capsetrano Jambru Pasirua. Sebutlah “Turkish March” karya Mozart, “Ballade Pour Adeline” karya Oliver Thousaint, “Maple Leaf Rag” karya Scott Joplin. Setidaknya kini ia mampu memainkan lebih dari 30 lagu piano klasik.

Saat di Amerika Serikat nanti, ia akan menghadapi anak-anak lain dengan kemampuan musik yang hebat dari 54 negara, seperti Amerika Serikat, negara Amerika Utara, Hong Kong, hingga Jepang.

Kemampuan Canho dalam bermusik mulai terlihat saat ia berusia tiga tahun. Ayahnya, Kristoforus Jambru, menceritakan hal itu ketika Canho kecil mulai mencoba bermain piano milik Kris. Dia mulai menekan tuts putih dan hitam.

Can Ho Pasirua Belajar Musik Sejak Umur Di

Kris pun mencoba mengajarkan piano kepada anak pertamanya. Berbeda dengan anak-anak lain yang mudah bosan, Canho kecil tampak asyik bermain piano setiap hari. Saat berusia lima tahun, Kris yang memiliki kursus musik tidak jauh dari rumahnya di Ende, mengajarinya piano berdasarkan kurikulum musik Amerika Serikat.

Canho Pasirua, Pianis Cilik, Asal Ntt Yang Bakal Tampil Di Long Beach California, Amerika Serikat Halaman 1

“Ketika dia berusia tiga tahun, dia memiliki minat pada musik. Saat itu, dia hanya bermain piano dengan santai. Namun ketika dia berusia lima tahun, lagu-lagu yang dia ajarkan berasal dari lagu-lagu dasar buku latihan piano, lagu-lagu masuk kurikulum Amerika,” kata Kris saat dihubungi

Sejak usia tujuh tahun, Canho mulai serius bermain piano. Dia mulai belajar memainkan lagu-lagu Mozart. Kris saat itu mencoba memberi tugas kepada Canho untuk menaklukkan lagu dua level di atasnya. Siapa sangka dalam 1,5 bulan dia bisa.

“Awalnya saya kira dia tidak bisa (bermain piano) sampai sekarang. Ketika dia berumur tujuh tahun, saya mencoba memberinya lagu yang dua tingkat lebih sulit. Ternyata dia bisa menyelesaikannya. L “Saya kasih lagu berikut yang lebih susah, saya bisa. Saya juga senang mendapatkannya,” ujar pria yang juga berprofesi sebagai PNS di Ende ini.

Sejak itu, Canho berlatih lagu baru setiap 1,5 bulan. Setelah berhasil ditaklukkan, Anda akan menerima lagu baru.

Cita Cita Dinda Kanyadewi Ingin Jadi Guru Akting?

**Gempa Cianjur meluluhlantakkan Tanah Pasundan, bersama-sama kita meringankan penderitaan saudara-saudara kita di Cianjur dengan berdonasi melalui: Rekening BCA No: 500 557 2000 A.N Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih. Bantuan akan diberikan dalam bentuk sembako, layanan kesehatan, tenda, dll. Kepedulian kita adalah harapan mereka.

Kris tidak menyangka putranya bisa menaklukkan lagu-lagu berat di usia yang begitu muda. Saya percaya Canho memiliki bakat. Perpaduan antara bakat dan ketekunan menjadi kunci dari kemampuan anaknya dalam bermain piano.

“Pertama, bakat besar didukung dengan ketekunan yang besar dalam berlatih. Bisa mengatasi kesulitan atau kerumitan nada-nada klasik. Nada-nada kompleks ini hanya bisa (ditaklukkan) dengan bakat dan ketekunan. Dan dia menunjukkan itu,” ujar Kris.

Can Ho Pasirua Belajar Musik Sejak Umur Di

Untuk mengasah kemampuan Canho, Kris pun mengajak anaknya untuk melakukan konser. Di usia 8,5 tahun dia sudah mengadakan konser solo.

Musisi Cilik Indonesia Di Panggung Musik Dunia

“Kami minta buat konser ya konser tunggal. Beberapa kali diadakan. Konsernya keliling kota Ende dan Flores,” kata pria lulusan Institut Seni Indonesia Yogyakarta ini.

Untuk meningkatkan kemampuan Canho bermain piano, Kris mencari kompetisi. Hingga akhirnya, ada informasi babak penyisihan “World Championship of Performing Arts” untuk mewakili Indonesia. Ternyata Canho berhasil terpilih mewakili Indonesia dalam kompetisi internasional tersebut.

Bocah yang kini duduk di bangku kelas 5 SD Katolik Santa Ursula Ende ini pantas mewakili Indonesia dalam ajang bergengsi tersebut. Dia kini berhasil menaklukkan lebih dari 30 lagu piano klasik dengan masing-masing lagu berdurasi 12 menit.

“Kemampuan Canho melebihi saya, dia bisa memainkan lagu yang tidak bisa saya mainkan. Makanya saya bilang dia ajaib, karena lagu yang saya berikan di luar kemampuan anak seusianya,” kata Kris.

Buku Tematik Guru Kelas 4 Tema 6 [cita Citaku] Dikompresi Pages 101 150

* Fakta atau Hoax? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar silahkan whatsapp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 ketik saja key yang diinginkan 18 Maret 2016 10:39 18 Maret 2016 10:39 Update : 18 Maret 2016 11:00 323 2 1

Yohanes de Capsetrano Jambru Pasirua lahir pada tanggal 24 November 2004 dari keluarga asal Maukaro, Ende, NTT. Ayah dari Kristoforus Jambru dan ibu dari Ermelinda Ndiki. Ia memiliki dua adik laki-laki, yaitu Yohanes de Brito Affretando Pasirua dan Yohanes Accelerando Pasirua.

Ayahnya adalah seorang musisi. Sejak kuliah di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Mandira Kupang, ayahnya sering tampil dan tampil di acara-acara baik di dalam maupun di luar kampus. Selain itu, bapaknya juga menyediakan jasa private keyboard/piano di Kota Karang. Kepiawaiannya dalam memainkan musik keyboard dan organ serta alat musik sejenis tak terbantahkan.

Can Ho Pasirua Belajar Musik Sejak Umur Di

Bakat Kristo diturunkan secara genetik kepada putra sulungnya yang biasa dipanggil Canho. Menurut ayahnya, saat bertemu dengan kru Koepang.Com beberapa tahun lalu, Canho sudah menunjukkan bakat musiknya sejak kecil.

Cita Citaku. Tema 6. Buku Tematik Terpadu Kurikulum Buku Siswa Sd/mi Kelas Iv

“Dia selalu menggerakkan kepala, lengan, dan kakinya saat mendengarkan musik di rumah.” Ungkap Kristo suatu malam saat Wisuda di BTN Kolhua.

Rambu-rambu tersebut menarik perhatian ayahnya, untuk menarik perhatian Canho kecil dalam bidang musik selama mengenyam pendidikan di Kupang. Setelah belajar di Kupang, Canho dan keluarganya kembali ke Ende. Ayah dan ibunya bekerja di Pemerintah Kabupaten Ende. Ayahnya bekerja di Dinas Perhubungan, sedangkan ibunya bekerja di Sekretaris Daerah.

Meski tinggal di kota kecil, Ende, ayahnya terus menanamkan kecintaan pada putranya untuk bermain musik. Di sela-sela kesibukannya sebagai PNS, Kristo membuka lembaga kursus musik bernama Kursus Musik Affrettando.

Keberadaan tipis ini, dari segi bisnis, memang menjadi sumber penghasilan Kristo meski tidak banyak karena minat masyarakat (anak-anak) untuk belajar musik masih rendah. Namun di atas segalanya, keberadaan kursus ini merupakan sarana untuk menyalurkan hobinya di bidang musik, tentunya juga untuk mengasah anak-anaknya di bidang musik.

Katalog Dalam Terbitan (kdt)

Canho belajar musik secara profesional melalui kursus ketika dia berusia 3 tahun (November 2007). Sejak menjadi mahasiswa Kursus Musik Affrettando, Canho telah mengikuti berbagai konser yang diadakan di Ende dan Maumere.

Selain mengikuti berbagai acara konser sebagai peserta, Canho terus mengasah kemampuan bermusiknya dalam konser solo di banyak kota. Di antaranya di Ende, 07 November 2014 (10 tahun); Maumere, 19 Desember 2014 (10 tahun); Mbay, 14 Februari 2015 (10 tahun); Ende, 05 April 2015 (10 tahun); dan terakhir di Mataloko, pada 27 Januari 2016 (11 tahun).

[/caption] Beberapa event di daratan Flores diisi olehnya, sehingga Canho pun melirik event internasional. Kesempatan ini datang dengan informasi dari World Championship of Performing Arts (WCOPA) Indonesia menjelang akhir Desember 2015. WCOPA Indonesia mengadakan audisi untuk kejuaraan dunia seni pertunjukan dari peserta dari seluruh Indonesia yang memiliki bakat dalam seni pertunjukan seperti suara. , menari, alat musik, modeling, dan akting.

Can Ho Pasirua Belajar Musik Sejak Umur Di

“Karena keterbatasan dana untuk pergi ke Jakarta, kami memilih untuk mengikuti audisi dengan mengirimkan video konser piano Canho Pasirua untuk anak-anak ke WCOPA Indonesia.” Pengakuan Kristo kepada Koepang.Com

Buku Siswa Kelas 4. Tema 6. Cita Citaku.pdf

“Pada 24 Februari 2016, WCOPA Indonesia menyatakan keberhasilan Canho dalam audisi sentral bidang musik instrumental (piano) untuk dapat mengikuti World Championship of Performing Arts 2016 di Long Beach – California USA. Lanjut pria yang pernah aktif di organisasi kampus selama kuliah.

“Unik dan menarik jika kita melihat ke masa lalu, pada tahun 2012, almarhum Ema Gadi Djou menyumbangkan sebuah piano ke Institut Kursus Musik Affrettando. Piano tersebut digunakan oleh Canho untuk berlatih dan melakukan konser Solo Piano dan pada akhirnya. adalah piano yang membawa Canho ke kancah internasional.” Ingat Kristo.

“Ini adalah rasa terima kasih Canho yang sebesar-besarnya atas pemberian tersebut. Makanya saat kami menerima kabar bahwa Canho lolos audisi pusat (Jakarta) kami langsung menemui Bapak Lori Gadi Djou selaku presiden YAPERTIF untuk menyampaikan hal ini”. kata Kristo.

Kristo mengaku kesulitan menyekolahkan anaknya ke acara tersebut karena semua biaya ditanggung oleh orang tua. Kristo meminta dukungan semua pihak untuk mensukseskan perjalanan Canho ke Amerika Serikat.

Canho, Pianis Cilik Asal Ende Ini Kemampuannya Melebihi Sang Guru

“Kita aman

Leave a Reply

Your email address will not be published