Apakah Anda pernah mendengar alat musik sampek? Bagi Anda yang tinggal di daerah Kalimantan khususnya suku Dayak, pasti sudah tidak merasa asing lagi dengan alat musik sampek. Suku Dayak Melayu Tuan merupakan masyarakat pertama yang menemukan dan memainkan sampek. Alat musik berdawai ini mirip dengan gitar, namun bergagang pendek. Sampek dapat menjadi sarana mengungkapkan perasaan senang, gembira, sukacita jika Anda memainkannya pada siang hari. Namun, pada malam hari, irama dan melodi sampek dapat menyampaikan perasaan sedih, sendu, syahdu, dan duka nestapa. Nah, bagaimana cara memainkan alat musik sampek yang benar? Bagi Anda yang penasaran, wajib menyimak artikel ini sampai selesai.
Menggunakan Kedua Tangan
Apa itu alat musik sampek? Sampek adalah alat musik tradisional asli suku Dayak, Kalimantan Timur. Bentuk sampek mirip dengan gitar namun mempunyai gagang pendek dan terdapat hiasan ukiran khas suku Dayak. Cara memainkannya juga sama dengan gitar yaitu memetik senar atau dawainya.
Kata “Sampek” berasal dari bahasa lokal suku Dayak yang berarti “memetik menggunakan jari”. Penamaan alat musik berdawai ini berbeda-beda pada setiap subsuku Dayak. Ada yang menyebutnya sape, sampe’, dan kecapai.
Misalnya suku Dayak Bahau, Dayak Kenyah, dan Kayaan memberi nama “Sampek” atau “Sape”. Namun, bagi suku Dayak Modang menyebutnya “Sempe”. Kemudian, suku Dayang Tunjung dan Banua menamakannya “Kecapai” karena mirip dengan alat musik tradisional kecapi.
Bentuk sampek mirip dengan gitar tapi sampek berdawai tiga. Biasanya, sampek terdapat hiasan berukir khas suku Dayak yang sangat indah. Masyarakat Indonesia sudah mengenal sampek karena sampek mempunyai alunan musik yang sangat indah dan seolah-olah bisa membawa pendengarnya pada tempat asal sampek di Kalimantan.
Meskipun cara memainkan alat musik sampek sama dengan gitar yaitu memetik senarnya, namun berbeda dalam menggunakan kedua tangannya. Jika Anda memainkan gitar harus menggunakan satu tangan untuk memetik dawai, sampek harus memanfaatkan jari-jari kedua tangan untuk menghasilkan nada dasar pada dawai sampek.
Anda juga mempelajari Apa yang Dimaksud Alat Musik Ritmis? Di Sini
Menyelaraskan Senar dan Nada yang Dimainkan
Cara memainkan alat musik sampek adalah harus menyelaraskan senar dan nada yang dimainkan. Untuk memulai memainkan sampek, Anda harus menyelaraskan senar-senar sampek dengan perasaan Anda sebagai pemusik yang memetik senarnya.
Alasannya, sampek merupakan alat musik yang dapat mengekspresikan perasaan seseorang. Sehingga, apabila Anda melakukan stem senar-senar sampek tersebut dapat berbeda-beda pada setiap orang. Namun, suara senar tersebut masih berupa nada-nada dasar.
Selain itu, Anda perlu menyelaraskan nada lainnya dengan cara memindahkan ndon. Nah, jika Anda berhasil memindahkan ndon, maka Anda bisa memainkan sampek sesuai degan nada lagu yang diinginkan.
Selanjutnya, jika Anda ingin memainkan lagu berbeda, maka ndon sampek juga harus menyesuaikan atau menyelaraskan kembali dengan lagu yang diinginkan.
Apa fungsi alat musik Sampek Koko? Suku Dayak sudah terbiasa memainkan alat musik Sampek Koko. Bagi suku Dayak, seni musik dan alat-alat musiknya, termasuk alat musik sampek, menjadi salah satu sarana yang diperlukan untuk mengiringi upacara adat, pesta adat, pesta panen padi, memanggil arwah leluhur, sarana menghibur diri, dan lain sebagainya.
Sampek juga dapat berperan sebagai sarana menyatakan perasaan suka dan duka. Jika Anda memainkan sampek pada siang hari, biasanya sampek menghasilkan irama bernuansa riang gembira, kerinduan, rasa sayang. Namun, jika Anda memainkannya pada malam hari, bisa menimbulkan irama dan perasaan duka nestapa, sedih, dan syahdu.
Pada zaman dahulu, anak-anak suku Dayak biasa memainkan sampek secara perlahan-lahan pada pelataran rumah saat malam hari.
Pada masa kini, masyarakat Dayak menggunakan sampek untuk mengiringi acara keagamaan, mengiringi tarian adat, memanggil arwah lelulur suku Dayak, pesta panen padi, pesta adat dan sarana menghibur diri.
Bahkan, sarana mengungkapkan perasaan kepada seseorang. Sehingga, sampek mempunyai peran penting dalam kehidupan suku Dayak.
Jari–jari Tangan Memetik Dawai
Cara memainkan alat musik sampek adalah menggunakan kedua jari-jari tangan untuk memetik dawai. Anda juga memerlukan ketelatenan dan ketenangan dalam memainkan sampek supaya menghasilkan nada-nada indah tanpa adanya cacat nada.
Adapun cacat nada merupakan kondisi saat jari-jari tangan tidak sengaja memetik dawai yang Anda tidak perlukan atau Anda inginkan.
Selain itu, kelincahan dan keluwesan jari-jari tangan dalam memainkan sampek akan mempengaruhi kualitas nada yang Anda hasilkan, Semakin jari-jari Anda lincah bergerak dan semakin halus perpindahan memetik senar, maka Anda bisa menghasilkan irama lagu yang indah.
Apakah alat musik sampek berasal dari kayu? Sampek terbuat dari bahan-bahan alami dan kayu pilihan sejenis kayu meranti, contohnya kayu adau, kayu pelantan, kayu tabalok, kayu marang, dan sejenisnya.
Suku Dayak sengaja memilih kayu-kayu tersebut dalam pembuatan sampek karena karakter kayu kuat, keras, tahan lama, tidak mudah pecah dan rusak atau dimakan binatang misalnya rayap. Nah, semakin banyak urat daging kayu dan semakin keras, maka akan menghasilkan suara sampek yang bagus juga.
Awalnya, senar sampek terbuat dari tali yang memanfaatkan serat pohon enau atau aren. Namun, pada masa kini, sampek terbuat dari bahan kawat tipis sehingga menghasilkan suara yang bisa terdengar lebih nyaring.
Mengapa sampek tergolong alat musik chordophone? Karena sampek menghasilkan suara yang bersumber dari sejenis dawai, senar, atau kawat.
Alat musik tradisional ini mempunyai 3 – 6 dawai dan cara memainkannya mirip dengan gitar dan kecapi yaitu memetik senarnya untuk menghasilkan irama lagu yang indah.
Adapun tujuh bagian sampek terdiri dari us, ulu, senar, uweng, penahan senar, tempat petik, dan ndon.
Filosofi Burung Enggang pada Alat Musik Sampek
Pada umumnya, sampek mempunyai 3 senar. Tapi ada juga sampek yang mempunyai 4 senar dan seterusnya. Pada ujung gagang atau pada bagian kepala sampek, terdapat hiasan ukiran yang menggambarkan taring-taring dan kepala burung enggang.
Masyarakat Dayak mengagumi burung enggang dan mempunyai filosofi tersendiri dalam memasang hiasan ukiran burung enggang pada bagian kepala sampek.
Menurutnya, bagi siapa saja yang memainkan sampek dan menari saat mendengarkan alunan nada sampek, maka roh-roh telah memasuki tubuhnya.
Hal inilah yang bisa menyebabkan pemain alat musik sampek dapat memberontak dan “lupa diri”. Alat musik sampek juga melambangkan keberanian dan kekuatan bagi suku Dayak.
Sampek terdiri dari dua jenis antara lain Sampek Kayaan dan Sampek Kenyah. Masyarakat lebih mengenal Sampek Kenyah karena mempunyai suara yang lebih jernih. Adapun perbedaan keduanya terletak pada ukurannya.
Sampek Kayaan mempunyai bentuk lebar. Pada bagian tangkainya kecil dan berukuran panjang kurang lebih satu meter. Sampek Kayaan hanya mempunyai dua senar yang terbuat dari bahan plastik.
Sampek Kenyah memiliki bentuk lebih kecil dan cenderung memanjang. Pada bagian ujungnya kecil dan berukuran panjang sekitar 1,5 meter. Sampek Kenyah mempunyai tiga sampai lima senar.
Sampek sangat berperan penting pada kebudayaan suku Dayak. Sebagai wujud kecintaan tanah air, alat musik tradisional kebanggaan masyarakat Indonesia ini juga patut kita lestarikan bersama demi anak cucu pada masa mendatang.
Baca juga: Panduan Bagaimana Cara Memainkan Alat Musik Sasando
Penutup
Itulah penjelasan mengenai cara memainkan alat musik sampek. Nah, Anda perlu memegang alat musik sampek dan memainkannya secara langsung untuk mempraktikkan teori pada pembahasan artikel tersebut. Anda perlu berlatih sesering mungkin supaya semakin lancar memainkannya.
Lebih dari itu, Anda juga memerlukan keluwesan, kelincahan, ketelatenan dalam memetik senar-senar sampek untuk menghasilkan alunan nada yang indah. Selamat memainkan sampek ya.