Download Musik Tari Merak Angelo – 1 Kata Pengantar Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, buku Pendidikan Tari Bali ini merupakan pedoman pembelajaran bagi siswa kelas VII SMP/MT yang disusun tepat waktu. Permasalahan yang mendasar adalah belum adanya pedoman tari Bali yang sesuai dengan standar kemahiran dan keterampilan dasar tari untuk kelas VII SMP/MT. Dari hasil diskusi, beberapa guru tari Institut Seni Indonesia Denpasar dan guru tari di kota Denpasar sepakat untuk menyusun buku yang dapat dijadikan pedoman dalam pembelajaran tari Bali khususnya di kelas VII SMP/Mt. Buku tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu sumber dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sehingga proses pembelajaran diharapkan lebih terarah dan profesional. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I Wayan Dibia, SST., M.A yang telah menyumbangkan pemikiran dan rekan-rekan yang telah membantu terwujudnya buku pendidikan seni tari Bali ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk kepada kita dalam mewariskan anak bangsa sebagai generasi penerus untuk melestarikan seni budaya khususnya seni tari Bali. Denpasar Februari 2009 Tim penulis naskah
2 INDEKS Sampul Kata Pengantar BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Seni 1.2 Pendidikan seni 1.3 Tari sebagai pendidikan seni TINJAUAN SENI TARI 2.1 Pengertian seni tari 2.2 Unsur seni tari dalam gerak 1. Energi 2. Ruang 3 .Iringan Tempo 1 .Suara 2. Ritme 3. Melodi 4. Tempo 5. Harmoni 6. Struktur 7. Tempo 8. Dinamika Busana, Tata Rias dan Kepemilikan 1. Tata Rias 2. Tata Rias 3. Tema Properti Tari 1. Tema Tawaran 2. Tema Alam dan Lingkungan 3. Tema kehidupan suatu tempat 2.3 Unsur keindahan tari 1. Wiraga 2. Wirama 3. Wirasa 2.4 Bentuk penyajian tari 1. Bentuk tari berdasarkan model yang disusun 2. Bentuk Tari menurut koreografi 3. Menari sesuai isi/tema 2.5 Menari sebagai pendidikan seni
Download Musik Tari Merak Angelo
3 BAB III BAB IV BAB V TINJAUAN TARI BALI 3.1 Gambaran Umum 3.2 Ciri-Ciri Tari Bali 3.3 Teknik Dasar Tari Bali 3.4 Bentuk Pola Tari Bali (Sikap Dasar Tari Bali) 3.5 Fungsi Tari Bali 3.6 Dasar-Dasar Tari Bali dan Gerak Lainnya fungsi Tubuh 1. Agem, jauh dan tangkap 2. Perbedaan tari putra dan putri 3. Jenis gerak tari Bali 4. Jenis gerak kaki 5. Jenis gerak tangan 6. Jenis gerak jari 7. Jenis gerak gerak badan 8 Ragam gerak wajah 9. Ragam gerak leher PENGHARGAAN KARYA TARI BALI TUNGGAL 4.1 Jenis tari tunggal 4.2 Pakaian tari menurut karakter 4.3 Ragam tari tunggal Bali 1. Tari baris tunggal 2. Tari Jauk Keras 3. Tari Topeng Keras 4 Duduk Kebyar Tari 5. Tari Panji Semirang 6. Tari Wiranata 7. Tari Trunajaya 8. Tari Margapati AKURAT KARYA ONE DEL BALI GROUP/COUPLE TARI 5.1 Tari Kelompok Ragam Gerakan Tari Kelompok 1. Ragam Tari Panyembrama 2. Ragam Gerakan Tari Wirayuda 3. Variasi Gerakan Tari Tenun Jenis Tarian Kelompok 5.2 Tari Bali Berpasangan Variasi Gerakan Tari Berpasangan 1 .Variasi Tari Oleg Tambuilingan 2. Variasi Tarian Legong Keraton Lasem
Indonesian Dance Hi Res Stock Photography And Images
4 6.1 Pencipta Tari Panji Semirang 6.2 Bentuk Tari Panji Semirang Struktur Tari Panji Semirang Khazanah Trik dan Iringan 6.3 Fungsi Tari Panji Semirang BAB VII EKSPRESI KARYA TARI PENDET PUJA ASTUTI 7.1 Ragam Tari Pendet Puja Astuti 7.2 Struktur Tari Pendet Puja Astuti 7.3 Busana Tari Pendet Puja Astuti DAFTAR PUSTAKA
5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Seni Seni sebagai salah satu unsur budaya, pada dasarnya adalah proses penciptaan ekspresi keinginan manusia untuk menyampaikan kegalauan jiwanya berdasarkan nilai-nilai etika dan estetika. Seni sebagai sarana transformasi nilai keindahan, merupakan sarana mengungkapkan pengalaman kreatif, yang sangat unik dalam dunia anak-anak, juga bermanfaat untuk menumbuhkan sikap toleransi, demokrasi dan kepribadian yang berbudi luhur. Pada dasarnya seni dapat digolongkan menjadi empat kelompok utama, yaitu: (1) seni pertunjukan; (2) seni rupa; (3) seni media rekam; dan (4) seni sastra. Setiap kelompok memiliki ciri atau ciri tersendiri yang membedakannya antara satu kelompok kesenian dengan kelompok kesenian lainnya. Ciri-ciri yang dimaksud adalah sebagai berikut. 1. Seni pertunjukan adalah seni yang ekspresinya diwujudkan dengan pertunjukan, oleh karena itu seni ini bergerak dalam ruang dan waktu. Karena performance art bergerak melintasi ruang dan waktu, maka ia merupakan seni yang bersifat sesaat, seni yang tidak tahan lama dan menghilang setelah seni dipentaskan. Seni pertunjukan meliputi seni tari, musik, pencak silat, dan drama (teater). 2. Seni adalah seni yang ekspresinya terkandung dalam dua dan tiga dimensi, dan bentuk seni memiliki penampilan visual dan biasanya bersifat statis. Bentuk seni rupa meliputi seni lukis, seni patung, seni grafis, seni kriya, seni billboard, seni arsitektur, dan seni dekoratif. 3. Seni media rekaman adalah seni audiovisual yang wujudnya dihasilkan dari adanya rekaman artistik dengan menggunakan alat elektronik. Seni media rekaman meliputi film, video, dan seni audio komputer lainnya. 4. Seni sastra adalah karya tulis yang dibandingkan dengan kitab suci lainnya memiliki beberapa keunggulan seperti orisinalitas, artistik, keindahan isi dan ekspresi. Seni sastra meliputi: puisi, roman, cerpen, epik, lirik, termasuk seni pengajian (Bandem, 1996:1). 1
6 1.2 Pendidikan seni Pendidikan seni adalah pendidikan estetika, yang berkaitan dengan etika dan logika. Pendidikan seni berfungsi sebagai pengembangan kepekaan estetika dan kreativitas. Dipandu oleh Lowenfeld (1975), proses artistik membantu individu untuk tumbuh secara estetis, perseptual, intelektual, emosional, kreatif dan teknis, aktivitas artistik dapat membantu individu dalam perkembangan estetika, perseptual, intelektual, emosional, kreatif dan teknis. Berdasarkan hal tersebut di atas, kecerdasan siswa dapat dioptimalkan secara substansial melalui pendidikan seni yang meliputi fisika, persepsi, berpikir (intelektual), emosi (emotional), kreativitas (creativity), sosial dan estetika (Kamaril, 1998). Perkembangan fisik. Dalam kegiatan laboratorium keterampilan siswa dapat dikembangkan melalui keterampilan praktis dan teknik artistik. Ekspresi artistik memberikan pemahaman yang komprehensif bahwa kekuatan fisik merupakan sumber kualitas dalam mengungkapkan ekspresi gerak tari. Keterampilan motorik (kasar dan halus) terpadu sesuai dengan kehendaknya. Perkembangan motorik peserta didik juga dilatih untuk mentransformasikan keterampilan koordinasi gerak motorik dengan kepekaan total (penglihatan, pendengaran dan kepekaan rasa) dalam rangkaian peristiwa atau karakter yang akan mengekspresikan diri mewujudkan keterpaduan dan dari setiap unsur seni itu. menjadi satu kesatuan (gerakan tari). iringan, ekspresi/karakter, pakaian, iluminasi/iluminasi) dan lain-lain. Perlu dipahami bahwa semua segmen kepekaan indrawi dapat berfungsi dalam proses pendidikan seni. Untuk melaksanakan kegiatan pendidikan seni dapat juga dilakukan pengukuran, analisis dan sintesis melalui kemampuan berpikir. Hal-hal yang perlu diperhatikan kembali melalui pendidikan seni adalah bagaimana mengantisipasi motivasi yang menyangkut: perkembangan emosi anak dan perkembangan sikap sosial anak. Perkembangan persepsi. Kegiatan praktik seni dapat mengembangkan kemampuan indrawi siswa dalam merespon pengalaman hidup melalui panca inderanya, sehingga kepekaan indrawi siswa dapat berkembang dengan baik, kepekaan anak terlatih, dan merupakan modal penting dalam pembelajaran kegiatan seni. Dengan ketajaman persepsi, anak akan mampu menangkap atau menanggapi gejala-gejala peristiwa yang terjadi atau dihadapi saat itu, digenggam dan dicermati dengan totalitas jiwanya. Oleh karena itu, kemampuan pengetahuan perseptual ini menjadi landasan bagi siswa dalam 2
7 perkembangan ilmu pengetahuan. Maka melalui kegiatan seni ia akan termotivasi untuk meningkatkan daya serap anak dalam kegiatan belajar. Perkembangan pemikiran. Kegiatan seni dapat mengembangkan kegiatan berpikir anak. Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan siswa untuk mengaktualisasikan pengetahuannya dengan menunjukkan hubungannya dengan lingkungannya. Melalui pengamatan/penghayatan terhadap lingkungan sekitar atau benda-benda yang dilihatnya, anak akan mengembangkan kesadaran aktif, motivasi atas kejadian ini secara tidak langsung mampu berpikir kritis. Oleh karena itu, kecerdasan siswa dalam mengembangkan berpikir kritis menjadi dasar dalam kegiatan pembelajaran. Perkembangan emosional. Kegiatan kreasi seni merupakan ekspresi emosi anak secara terkendali, yang dapat dilakukan secara spontan maupun secara terstruktur (terkendali). Ini berarti gejala mental anak yang lebih dalam disadari untuk bertindak. Oleh karena itu, siswa yang mampu mengungkapkan emosi dengan baik akan menghasilkan imajinasi, gagasan, berpikir secara terbuka dan luwes. Emosi siswa apabila dilatih dengan cara yang terkontrol dan benar akan menumbuhkan kecerdasan emosional. Pengembangan kesadaran emosi dan kecerdasan sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Pengembangan kreatif. Kegiatan mencipta seni merupakan wujud kreativitas dalam mencipta seni. Kreativitas/daya cipta pada dasarnya merupakan hal yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dampaknya akan dicegah terhadap perkembangan peradaban manusia (siswa). Peradaban itu sendiri adalah produk dari pemikiran kreatif. Pendidikan seni idealnya memiliki kata kunci yaitu pengembangan kreativitas (tentang imajinasi, kepekaan dan kebebasan) untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam proses pengembangan kreativitas. Kreativitas siswa dilatih agar mampu menghimpun atau menata unsur-unsur seni menjadi karya seni yang harmonis. Mengembangkan kreativitas siswa berarti memfasilitasi, disposisi, orisinalitas dan preferensi menjadi sintesa dalam pembelajaran. Belajar menggunakan alat atau bahan untuk menghasilkan produksi artistik. Melalui kegiatan seni (creative act) anak mampu berkreasi dengan melatih ketajaman perasaan dan kemampuan berpikir kreatif (creative quotient) yang merupakan landasan fundamental dalam kegiatan pembelajaran. 3
Lengkap] 43+ Contoh Tari Berpasangan Yang Populer
8 Pembangunan sosial. Kegiatan praktik seni dapat mengembangkan sikap dan perilaku anak dalam bersosialisasi dengan orang lain maupun dengan lingkungan (dalam keluarga/masyarakat). Selain itu, siswa termotivasi untuk dapat mengatur diri sendiri atau bekerja sama dan saling menghargai pendapat atau karya masing-masing. Sikap dan perilaku dalam pendidikan seni ini dilatih untuk peka terhadap kondisi sosial di sekitarnya, karena dalam proses kehidupan seni (baik praktis maupun teoretis) akan terjadi komunikasi dengan