Gamelan Degung Menggunakan Alat Musik Berupa Dari – Pengertian Degung sebenarnya hampir sama dengan Gangsa di Jawa Tengah, Gong di Bali atau Goong di Banten yaitu Gamelan adalah sekelompok vaditra yang dimainkan terutama dengan alat musik Gamelan yang dibunyikan.

Aslinya degung berupa nama vaditra berupa 6 buah gong kecil, biasanya digantungkan pada sebuah “kakanco” atau tunggal/tunggal. Vaditra biasa disebut “sendi bende” atau “jenglong gayor”. Perkembangan menunjukkan bahwa pada akhirnya nama tersebut digunakan untuk merujuk pada seperangkat alat musik yang disebut Gamelan Degung, dimana gamelan ini awalnya memiliki laras Degung, namun kemudian ditambahkan nada-nada yang berubah menjadi laras lain (Madenda/Nyorog atau Mandalungan/Kobongan/bisa jadi). laras Mataraman).

Gamelan Degung Menggunakan Alat Musik Berupa Dari

Gamelan Degung Menggunakan Alat Musik Berupa Dari

Pendapat lain adalah sebagian orang percaya bahwa kata Degung berasal dari Ratu-agung atau tumenggung, karena Gamelan Degung sangat populer di kalangan pejabat saat itu, seperti Bupati Bandung R.A.A. Wiranatakusuma adalah salah satu pejabat yang sangat menyukai Degung, bahkan mendokumentasikan beberapa lagu Degung sebagai rekaman audio.

Soal Latihan Kelas 4 Tema 7 Alat Musik Daerah Quiz

Ada juga yang mengatakan bahwa kata Degung berasal dari “Deg tegh ka nu Agung” yang artinya kita harus selalu kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bahasa Sunda memiliki banyak kata yang berakhiran gung yang berarti menunjukkan tempat/kedudukan yang tinggi dan terhormat, misalnya: Panggung, Agung, Tumenggung, dll. Dengan demikian, Degung mencitrakan orang Sunda sebagai sesuatu yang agung dan mulia, yang disukai oleh Pangagung.

Awalnya merupakan karawitan dari genus Degung, penambahan vaditra juga berkembang dari waktu ke waktu. Baru pada tahun 1958 bentuk gamelan berubah menjadi bentuk gending sekar, dimana lagu-lagu Ageung diberi rumpaka, melodi lagu dan bonang sejajar kecuali nada tinggi rendah yang terkadang tidak bisa dicapai oleh Sekar. Banyak kreasi dalam sekar, tari, wayang membuat gamelan seperti sekarang ini.

Istilah vaditra adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan alat-alat yang digunakan dalam kegiatan kesenian di tanah permainan pada khususnya dan dalam bahasa Sunda Karawitan pada umumnya. Istilah “instrumen” dalam musik.

Jengglong terdiri dari enam buah. Penempatan kenong ada yang digantung dan ada yang dipertahankan, seperti penempatan kenong dalam gamelan pelog.

Gambar Alat Musik Piston Tradisional

Terdiri dari satu kendang besar dan dua kendang kecil (kulanter). Secara teknis tabuhan gendang ditabuh/ditakol terlebih dahulu dengan menggunakan alat pemukul. Dalam perkembangannya gamelan tabuh gamelan sama dengan gamelan salendro-pelog.

Gong yang semula hanya ada satu gong besar, kini pelog-salendro menggunakan kempul seperti yang digunakan dalam gamelan.

Untuk mempelajari fungsi vaditra dalam gamelan gamelan terlebih dahulu harus dibagi ke dalam bentuk lagu yang dinyanyikan. Gamelan Bentuk tembang dalam gamelan terdiri dari dua bagian utama, yaitu:

Gamelan Degung Menggunakan Alat Musik Berupa Dari

Tembang Kemprangan tidak berbeda dengan bentuk Rerenggongan dari gamelan salendro. Biasanya lagu-lagu tersebut dinyanyikan dengan irama wilet atau kuru seperti Jipang Lontang, Gambir Sawit, Kulu-kulu, catrik dll. Pada dasarnya posisi tabuh sama seperti pada gamelan salendro.

Buku Senbud S1 Kelas 12

Gumekan sebenarnya adalah nama teknis dari tawon, namun di sini bisa juga diartikan sebagai bentuk tembang degung khas dalam lagu agen. Fungsi vaditra dalam Humekan sangat berbeda dengan gending lainnya, terutama dalam menyampaikan melodi lagu.

Saat ini Direktorat Pelaksana Kampus ITB memiliki 1 set/set Alat Gamelan Sunda/Degung yang biasa dimainkan oleh mahasiswa di luar kesibukan kuliah atau oleh pegawai di luar kesibukannya bekerja. Gamelan sore ini terletak di lantai 2 Gedung Utama bersebelahan dengan ruang Direktur Eksekutif. Jika Gamelan Jawa terkenal dengan suara merdu yang bertempo lambat, maka Gamelan Sunda yang berayun berbeda. Di Garut, Sundan Gamelan atau Degung tumbuh dan berkembang di masyarakat Kecamatan Limbangan sebagai warisan budaya yang memiliki nilai sejarah yang kuat.

Menurut sejarahnya, kesenian ini hanya berupa kendang vaditra atau 6 kendang gung kecil. Disukai oleh Ratu Agung (Bupati atau Pengagung), kesenian ini hanya digunakan oleh kalangan bangsawan.

Namun istilah Degung berasal dari “Deg tegah ka nu Agung” yang artinya kita harus selalu menghadap (beribadah) kepada Tuhan Yang Maha Esa. Beberapa sumber juga mengatakan bahwa nama Degung berasal dari Ratu Agung yang sangat menyukai kesenian ini. Dengan demikian, istilah Degung diduga berasal dari Ratu Agung atau Tumenggung.

Fungsi Alat Musik Tradisional Dan Contohnya

Belakangan, banyak kata bahasa Sunda yang diakhiri dengan “gung” yang memiliki arti kedudukan tinggi dan terhormat. Misalnya scene, grand, tumenggung, dll. Dengan demikian Gamelan Degung memberikan gambaran kepada masyarakat Sunda sebagai sesuatu yang mulia dan terhormat yang disenangi oleh Pangagung.

Pada masa penjajahan Belanda, sekitar tahun dua puluhan, hanya ada 5 set gamelan, beberapa di antaranya milik R.A.A. Wiranatakusuma, Bupati Bandung. Pada tahun 1958, Degung mulai tampil dalam pertunjukan berupa sekar gending, dengan lagu-lagu Ageung diberi rima dan melodi.

Kini perkembangan Kesenian Degung di Kabupaten Limbangan mulai terganggu oleh perubahan zaman. Musik tradisional yang biasanya dimainkan pada acara-acara seperti pernikahan, mulai tergeser oleh teknologi modern yang dianggap lebih praktis dan ekonomis.

Gamelan Degung Menggunakan Alat Musik Berupa Dari

Leave a Reply

Your email address will not be published