Jelaskan Musik Tari Yang Berfungsi Sebagai Penegas Gerak Tari Dan – Jika diperhatikan dengan seksama, dapat disimpulkan dari topik di atas bahwa karya tari dan musik sebagai pengiring memiliki sifat saling ketergantungan, dengan kata lain saling membutuhkan. Hubungan seni tari dengan musik pengiring sangat erat. Walaupun musik sebenarnya dapat berdiri sendiri sebagai karya seni, namun dalam konteksnya sebagai pengiring tarian, musik tidak dapat dipisahkan dari tarian yang mengiringinya. Pada umumnya masyarakat sudah mengetahui bahwa pasangan dansa adalah musik sebagai pengiring. Keduanya merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan. Antara seni tari dan seni musik pengiring sebenarnya berasal dari sumber yang sama, yaitu dorongan atau insting ritmis manusia. Seni tari menggunakan media gerak utama, suasana tidak dapat hidup dan bermakna tanpa adanya musik sebagai pengiring.
Ritme yang dijadikan dasar penghitungan tarian ditampilkan dengan iringan sehingga unsur wirama sebagai salah satu syarat dalam tarian dapat terwujud. Unsur wirama dalam tarian akan dicocokkan dengan musik pengiring. Struktur musik menjadi dasar perhitungan tari dalam kaitannya dengan penggalan-penggalan kalimat gerak, sehingga suatu kalimat gerak dapat dibaca dengan menerapkan iringan. Ragam gerak tari memerlukan pola musik sebagai penekanan gerak. Selain itu, pembentukan suasana membutuhkan iringan untuk mendukung cerita (suasana terbentuk dengan medium seperangkat alat musik dan suara manusia).
Jelaskan Musik Tari Yang Berfungsi Sebagai Penegas Gerak Tari Dan
Rangsangan ide untuk iringan tari biasanya diperoleh dari penari itu sendiri (rangsangan dalam). Dengan perkembangan zaman sekarang, seringkali iringan tari lebih bersifat eksternal atau iringan tari dilakukan oleh orang lain sebagai pengiring.
Apa Yg Dimaksud Dengan Musik Iringan Tari?2.unsur Yang Menjadi Pendukung Dalam Pertunjukan Tari
Seni musik adalah salah satu cabang seni yang bentuk penyajiannya menggunakan nada atau bunyi baik dari alat musik (instrumen) maupun suara manusia (voice).1 Seni musik terbagi menjadi dua yaitu seni musik diatonis dan seni musik pentatonik. Musik diatonis adalah musik yang menggunakan 7 nada dalam satu oktaf. Contohnya adalah musik pop, menggunakan nada 1, 2 3, 4, 5, 6, 7 (do, re, mi, fa, sol, la, si). Sedangkan musik pentatonik adalah musik yang menggunakan 5 nada dalam satu oktaf. Contohnya adalah gamelan Jawa, menggunakan nada 1, 2, 3, 5, 6 (ji, ro, lu, ma, nem) untuk akord slendro dan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 (ji, ro , lu , pat, ma, nem, pi) untuk laras pelog.
Tari, hampir tidak pernah lepas dari musik. Padahal, dalam dunia tari tradisional, penari atau koreografernya adalah pemusik. Dikotomi (pemisahan) antara seni musik dan tari memang berasal dari kategori disiplin akademik formal seni rupa di Eropa Barat, yang situasinya berbeda dengan kehidupan masyarakat umum, termasuk benua Eropa itu sendiri.
Beberapa nama tarian tradisional sama dengan nama musiknya. Oleh karena itu, mungkin istilah iringan musik kurang tepat digunakan secara harfiah, karena belum tentu tarian dilakukan terlebih dahulu baru kemudian dicari musik sebagai iringan. Dalam banyak kasus, tarian adat juga digubah dari musik yang ada.
Hubungan antara seni tari, baik tari modern maupun tradisional, dan musik pengiring dapat tampak dalam aspek-aspek seperti bentuk, gaya, ritme, suasana, atau kombinasi dari aspek-aspek tersebut. Untuk mencapai kesatuan yang utuh antara tarian dan musik pengiringnya, pengarah tari harus memahami penerapan unsur-unsur musik seperti ritme, melodi, harmoni dan bentuk sesuai dengan tarian yang digarap. Sebaliknya, koreografer pengiring tari juga harus memiliki kepekaan kinestetik terhadap gerak (isi rasa gerak). Selain sebagai sarana ekspresi, tari juga dapat merangsang gerak pada manusia.
Hubungan Seni Tari Dengan Seni Rupa
Seni tari mempunyai penunjang yang sangat menentukan dalam pembentukan suatu pertunjukan, yaitu pengiring berupa karya musik. Aspek-aspek penting dalam tari seperti ritme, tempo, dinamika dan suasana ditentukan oleh adanya musik yang menciptakan sinergi bagi tarian tersebut. Untuk menyusun sebuah tarian perlu diperhatikan seberapa cepat dan lambat gerakannya, seberapa kuat, seberapa tinggi rendahnya posisi tubuh penari. Selain itu pada saat mengerjakan musik pengiring perlu diperhatikan seberapa keras, cepat, lambat dan kuat dan lemah musik tersebut untuk mendukung suasana, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti adegan tari yang “diinjak-injak” begitu saja. ” dengan kekuatan musik pengiringnya.
Secara umum, jenis tarian yang berbeda, bentuk dan pernapasannya juga dapat diiringi dengan penggunaan jenis musik yang berbeda. Kebanyakan iringan tari ditujukan untuk kepentingan tari, sehingga bobot musikalitasnya dalam konteks estetika musikal sering diabaikan (diserahkan). Kontribusi iringan pada aspek suasana lebih ditekankan pada ciri-ciri jenis musik, jenis lagu dan irama.
Beberapa aspek penting, misalnya: jenis musik, jenis lagu dan ritme diperlukan dalam membangun struktur dramatik sebuah pertunjukan tari. Suasana adegan kegembiraan, kesedihan, keagungan, ketenangan, ketegangan dan sebagainya akan terbentuk dengan dukungan unsur musik. Penggarapan musikalitas tidak hanya bertumpu pada penggarapan instrumentasi atau penyajian alat musik, tetapi dapat disajikan dalam bentuk paduan vokal dan instrumen atau bahkan hanya dalam bentuk gubahan vokal saja (acapella).
Menurut Soedarsono (1972) fungsi tari sekurang-kurangnya ada 3 yaitu: sebagai media upacara, sebagai media hiburan dan media pertunjukan.2 Sedangkan seni musik memiliki fungsi antara lain sebagai media hiburan, mata pencaharian, ritual keagamaan. upacara, terapi, penghormatan, pendidikan, persahabatan dan sarana dakwah. Padahal, dalam perkembangannya, seni tari juga memiliki berbagai fungsi, seperti halnya seni musik.
Buku Ajar Pkn 2018
Sejak zaman kuno, orang menggunakan suaranya untuk mengungkapkan perasaan gembira, cinta, marah, takut, dan sebagainya. Semua itu merupakan awal dari tarian iringan masyarakat primitif sebagai cara pengungkapan dan penguatan ekspresi emosi manusia pada masa itu (Murgiyanto, 1983: 43). Seiring berjalannya waktu, manusia mulai menyadari bahwa selain sebagai sarana untuk mengungkapkan isi hati, suara dapat membangkitkan dan merangsang manusia untuk bergerak (stimulus). Lebih lanjut Murgiyanto (1983) menyatakan bahwa gerak-gerik tersebut antara lain bertepuk tangan, menghentakkan kaki ke tanah, papan atau lantai kayu dan suara-suara lain yang timbul akibat pakaian atau perhiasan yang dikenakan. Contohnya adalah tepukan tubuh pada tari Saman dan Seudati Aceh, suara gelang logam yang dikenakan penari Bali di pedalaman Kalimantan, hentakan kaki penari Hudoq di pedalaman Kalimantan, suara gongseng penari Beskalan Malang Jawa Timur, kedipan penari gongseng beskalan Malang Jawa Timur. suara paku logam penari gending Sriwijaya Sumatera Selatan, suara cincin logam pada piring kandil tarian lilin Padang Sumatera Barat. Bunyi pengiring dalam tarian seperti ini disebut iringan dalam. Contoh lain adalah paduan suara penari cak Bali dan penari India yang ekspresif dengan gemerincing lonceng logam. Selain itu, dengan berkembangnya mentalitas dan kepekaan terhadap rasa estetis, manusia menjadi sadar bahwa aransemen suara juga dapat dihasilkan oleh benda atau instrumen di luar tubuhnya.
Sekarang musik berkembang dalam berbagai bentuk dan mengalami banyak penyempurnaan. Semakin banyak melodi dan harmoni dikembangkan, semakin lengkap bentuk orkestrasi musik yang dicapai. Penggunaan peralatan yang diiringi dengan perkembangan melodi dan harmoni yang semakin bervariasi memberikan manfaat sehingga eksistensi musik dapat bertahan hingga saat ini. Seiring berjalannya waktu, bahasa, jeritan dan teriakan berubah menjadi kata-kata dan kemudian berkembang menjadi lagu dan puisi yang dibawakan sambil menari.
Musik pengiring tari yang tidak dibawakan oleh penarinya sendiri, melainkan oleh orang lain, baik berupa kata-kata, nyanyian atau dengan orkestrasi musik yang lebih lengkap disebut iringan luar atau external iringan, yaitu iringan tari yang dibawakan oleh orang lain. Iringan tari harus dipilih untuk mendukung tarian pengiring, baik secara emosional maupun ritmis. Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengiringi suatu tarian, tetapi harus didasarkan pada kesamaan pandangan antara pengarah pengiring (komposer) dan pengarah tari (koreografer).
Realitas di bidang seni tari juga mewujudkan ide-idenya dengan pertimbangan waktu, oleh karena itu di era modern ini tempo dan ritme tidak hanya dimiliki oleh dunia musik saja. Seni tari dan musik sebenarnya memiliki dasar yang sama. Karena penggeraknya yang dinamis, struktur ritmis, kekuatan melodi, dan harmoni nada, penggerak ini menjadikan musik sebagai seni tari sepanjang masa.
Modul 03 Pattennung
Banyak ahli seni yang menyatakan hubungan tari dan musik, antara lain Soerjadiningrat (1934) dalam bukunya Babad lan Mekaring Djoged Djawi, sebagai berikut:
3
Kurang lebih maksud dari kalimat di atas adalah yang dimaksud dengan tari yaitu gerak seluruh anggota tubuh yang selaras dengan suara musik gamelan, dirangkai mengikuti irama lagu, sesuai dengan ruh dan sesuai dengan niat. dari tarian yang dibawakan.
Indikasi tersebut memperjelas bahwa tari Jawa selalu erat kaitannya dengan musik pengiring. Selain sebagai pembentuk suasana dalam tarian, karawitan juga dapat menjadi dasar penghitungan tarian dengan pola ritmis yang diungkapkan, sehingga di dalamnya terdapat irama yang akan dikaitkan dengan irama gerak. Hal ini sesuai dengan pandangan Phoenix (1981) bahwa untuk kebutuhan tari, hubungan pendampingan yang ada sejak zaman dahulu adalah dengan musik, dan cukup dapat dipahami bahwa tari pada umumnya diiringi dengan musik.
Soal Ujian Seni Budaya Sma Kelas Xi
Nampaknya pemahaman ini membutuhkan analisis lebih lanjut. Menurut Soedarsono, seorang pemerhati dan ahli tari, pengertian tari adalah bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang mengekspresikan dirinya dalam gerak-gerak ritmis yang indah.5 Definisi ini nampaknya merupakan penyempurnaan dari pendapat ahli seni lainnya. Soedarsono memandang tari sebagai ekspresi, dan unsur dasar tari adalah gerak dan ritme. Intinya jika dicermati ternyata dalam berbagai unsur yang mendukung perwujudan seni tari yang utama adalah gerak dan irama. Jadi yang dimaksud dengan hadirnya tari adalah tubuh penari sebagai media ekspresi. Pengertian tersebut lebih lanjut ditegaskan oleh Kussudiardja (1978) yang berpijak pada pandangan artistik yang kuat, yaitu sebagai berikut, tari adalah keindahan bentuk anggota tubuh manusia yang bergerak, berirama dan memiliki jiwa yang harmonis.
Lebih jelas Soedarso (1990) mengemukakan bahwa dalam