Musik Campursari Adalah Dalam – PLOSO – Suaranya merdu dan menggoda. Siapapun yang mendengarnya akan terpesona. Inilah kepiawaian Sulistyaningati dalam menyanyikan lagu campursari. Wanita cantik ini telah berkecimpung dalam dunia tarik suara Jawa selama dua dekade terakhir. Dia tidak hanya menyanyi, tetapi juga melatih siapa saja yang mau.

Ditemui di kediamannya, Sulistjaningati mengungkapkan bahwa jiwa seni sudah mengakar dalam dirinya. Keluarganya, baik ayah maupun ibu, juga merupakan pelaku seni tradisional di Santri.

Musik Campursari Adalah Dalam

Musik Campursari Adalah Dalam

Bahkan jika itu tidak meningkatkan segalanya, itu tidak ada gunanya. Sehingga sejak dini ia dilatih teknik menyanyi campursari secara mandiri. Melalui lagu-lagu yang didengarkan atau diberikan petunjuk oleh kedua orang tua dari waktu ke waktu.

Pagelaran Campur Sari Dalam Rangka Hut Provinsi Bengkulu Ke 54 Meriah Dan Bertabur Doorprize

“Anda harus memahami nada utama campursari. Selain itu, alat musik yang digunakan adalah alat musik perkusi tradisional seperti gamelan. Kalau tidak paham tekniknya dengan baik, dari awal lagu ke lagu berikutnya sering salah,” jelas perempuan yang akrab disapa Suli itu.

Selain nada, yang perlu Anda pahami terlebih dahulu, kemudian garap teknik menyanyi secara mendalam. Dimulai dengan infleksi, nada tinggi atau rendah dan fleksibilitas. Hal itu pula yang ia tanamkan kepada murid-muridnya saat ia praktikkan di Sanggar Shiddiq Laras miliknya.

Kemudian masalah teknis lainnya seperti kepercayaan diri dan kepekaan terhadap lokasi panggung. Sebab, menurutnya kepercayaan diri membantu menciptakan berbagai improvisasi yang akan menunjang keindahan panggung. Begitu juga dengan memahami situasi panggung, karena mempengaruhi suara yang tercipta. Jika tidak melakukan penyesuaian, maka stage tersebut tidak optimal.

Sulistyaningati mengakui: “Yang tidak kalah pentingnya adalah tekad yang kuat. Campursari mungkin sedang naik daun sekarang, tetapi sebaliknya Anda harus tetap konsisten untuk menjadi seorang diva profesional. Untuk itu, keterbukaan dan rasa saling memiliki akan menjadi mata rantai yang kuat dalam mencapai kesuksesan.

Campursari Gong Jaladri Universitas Hang Tuah Tampil Memukau Di Tvri Surabaya

Keberhasilan anak didiknya merupakan prestasi yang sangat membanggakan. Wanita berusia 42 tahun ini selalu berpesan agar tidak mudah puas. Setelah itu, terbukalah untuk belajar. Kemudian kemampuannya akan meningkat secara alami dan materi akan mengikuti. Namun dari wikipedia ada uraian atau sejarah berikut yang cukup menggambarkan musik campursari:

Istilah campursari dalam dunia musik nasional Indonesia merujuk pada persinggungan beberapa genre musik kontemporer Indonesia. Nama campursari diambil dari bahasa Jawa yang sebenarnya generik. Musik campursari di Jawa bagian tengah dan timur khususnya terkait dengan modifikasi alat musik gamelan agar bisa dipadukan dengan alat musik barat atau sebaliknya. Bahkan, alat musik “asing” ini “tunduk” pada standar musik yang disukai masyarakat setempat: gaya dan jenis kelamin Jawa. Campursari pertama kali mempopulerkan Manthous dengan memasukkan instrumen keyboard ke dalam orkestrasi gamelan melalui grup gamelan “Maju Lancar” pada akhir 1980-an. Kemudian unsur-unsur baru seperti gaya Jawa (keroncong) dan terakhir dangdut masuk dengan pesat. Pada dekade 2000-an dikenal bentuk-bentuk campursari yang merupakan campuran gamelan dan keroncong (seperti Ken Dewa Nurhan), campuran gamelan dan dangdut, serta campuran keroncong dan dangdut (congdut yang dipopulerkan oleh Didi). lagu Kempota). Meski perkembangan campursari sempat dikritik oleh kalangan puritan aliran musik tersebut, namun semua pihak sepakat bahwa campursari menghidupkan kembali musik tradisional di tanah Jawa.

Terlepas dari deskripsi atau sejarah musik campursari, tidak terlalu mengganggu saya. Sudah lama saya mengikuti perkembangan musik campursari semenjak pindah kerja di Slawi, sepertinya sangat jarang terdengar musik campursari dimainkan disini, biasanya musik dangdut atau tarling yang sering di putar. terang’. Dulu, ketika saya masih berada di Klaten atau sekitarnya, sangat mudah menemukan permainan campursari.

Musik Campursari Adalah Dalam

Pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an, musik campursari mengalami masa kejayaannya ketika banyak bermunculan grup musik campursari dan juga lagu-lagu populer. Di tempat saya Klaten, setiap orang punya acara, kalau ada hiburan pasti orkestra campursari. Lagu-lagu dari Didi Kempot, Manthou’s, Nurhana dan penyanyi campursari lainnya dinyanyikan dengan lancar di banyak tempat.

Berita Campursari Hari Ini

Kini maestro musik campursari Manthou telah berpulang beberapa bulan yang lalu. Masa keemasan campursari mungkin sudah berlalu, masih ada beberapa grup musik campursari dan penyanyi campursari juga tidak seproduktif dulu dalam mengeluarkan lagu-lagu baru. Tidak apa-apa, mungkin itu proses yang menuntut musisi campursari lebih kreatif lagi.

Saya berharap akan ada generasi lain yang melestarikan campursari, karena bagaimanapun campursari telah memberi warna bagi perkembangan musik di Indonesia secara keseluruhan. Seperti sudah bukan rahasia lagi, musik atau kesenian yang “berbau” tradisi sedikit demi sedikit tergerus arus modernitas. Semoga campursari tetap bertahan seperti dulu, sampai sekarang, sampai nanti.

Leave a Reply

Your email address will not be published