Pantun Jawa Penutup Pidato

Made Santika March 8, 2024

Dalam tradisi budaya Jawa, pantun memegang peranan penting sebagai penghias tutur kata dan penyampai pesan. Tidak terkecuali dalam ranah pidato, pantun Jawa menjadi penutup yang memikat, meninggalkan kesan mendalam pada pendengar.

Pantun Jawa penutup pidato merupakan karya sastra yang terikat pada struktur dan aturan tertentu, dengan makna tersirat yang disampaikan secara halus dan puitis.

Pengertian Pantun Jawa Penutup Pidato

Pantun Jawa penutup pidato merupakan sebuah pantun yang dibawakan pada akhir sebuah pidato. Pantun ini berfungsi sebagai penutup yang memberikan kesan baik dan berkesan kepada pendengar.

Biasanya, pantun penutup pidato berisi ungkapan terima kasih, harapan, atau ajakan kepada pendengar. Pantun ini juga digunakan untuk memberikan penekanan pada pesan utama pidato.

Contoh Pantun Jawa Penutup Pidato

  • Matur nuwun sedoyo panjenengan, sampun ngawontenaken adicara puniki. Semoga Gusti Allah paring berkah lan pangayoman dhumateng panjenengan sedoyo. (Terima kasih semuanya, telah mengadakan acara ini. Semoga Tuhan memberikan berkah dan perlindungan kepada kalian semua.)
  • Wonten pepatah, alon-alon asal kelakon. Ayo sedoyo semangat berkarya, nggayuh prestasi ingkang luhur. (Ada pepatah, pelan-pelan asal tercapai. Ayo semuanya semangat berkarya, meraih prestasi yang tinggi.)

Struktur Pantun Jawa Penutup Pidato

Pantun Jawa penutup pidato umumnya mengikuti struktur yang telah ditetapkan, terdiri dari empat baris yang terbagi menjadi dua bait.

Bait pertama terdiri dari dua baris yang berisi sampiran, sedangkan bait kedua terdiri dari dua baris yang berisi isi atau maksud dari pantun tersebut.

Sampiran

Sampiran merupakan bagian awal pantun yang berisi kiasan atau perumpamaan yang tidak berhubungan langsung dengan isi pantun.

Contoh sampiran:

  • Godhong jati tiba ning banyu
  • Wong urip kudu ojo ngawur

Isi

Isi merupakan bagian akhir pantun yang berisi maksud atau tujuan dari pantun tersebut.

Contoh isi:

  • Yen udan mesti ana banyu
  • Yen gawe ulah nganti kadur

Fungsi Pantun Jawa Penutup Pidato

pantun jawa penutup pidato terbaru

Pantun Jawa merupakan bentuk puisi tradisional yang umum digunakan sebagai penutup pidato dalam budaya Jawa. Pantun Jawa berfungsi untuk merangkum pesan utama pidato, memberikan kesan mendalam, dan meninggalkan kesan positif pada pendengar.

Menyimpulkan Pesan Utama

Pantun Jawa yang baik dapat menyimpulkan pesan utama pidato dengan ringkas dan berkesan. Kata-kata yang dipilih dengan cermat dapat mengulang poin-poin penting dan menekankan tema utama pidato.

Memberikan Kesan Mendalam

Rima dan irama pantun Jawa yang unik dapat menciptakan kesan mendalam pada pendengar. Kata-kata yang berima dan berirama mudah diingat, membuat pesan pidato lebih berkesan dan mudah diingat.

Meninggalkan Kesan Positif

Pantun Jawa yang lucu atau jenaka dapat memberikan sentuhan akhir yang positif pada pidato. Hal ini dapat membuat pendengar merasa senang dan puas, meninggalkan kesan positif yang langgeng.

Contoh Pantun Jawa Penutup Pidato

pantun jawa penutup pidato

Pantun Jawa penutup pidato merupakan bagian penting dari tradisi budaya Jawa. Pantun ini digunakan untuk mengakhiri pidato dengan kesan yang kuat dan bermakna.

Pantun Jawa penutup pidato biasanya berisi pesan moral, nasihat, atau harapan. Pantun ini juga dapat digunakan untuk menyampaikan rasa terima kasih atau permohonan maaf.

Contoh Pantun Jawa Penutup Pidato

  • Sepuluh kilo buah delima, Ditata rapi dalam peti. Terima kasih atas perhatiannya, Semoga kita semua sehat selalu.

  • Jalan-jalan ke Kota Magelang, Beli oleh-oleh jenang dodol. Kalau ada salah dan khilaf, Mohon maaf sebesar-besarnya.

  • Pohon beringin daunnya rimbun, Tempat berteduh burung pipit. Semoga ilmu yang kita dapat, Dapat bermanfaat bagi semua.

  • Ke pasar beli kain batik, Motifnya indah warnanya cerah. Terima kasih atas waktunya, Semoga kita dapat bertemu kembali.

  • Jalan-jalan ke Yogyakarta, Naik andong keliling kota. Terima kasih atas kesempatannya, Semoga kita semua sukses selalu.

Cara Membuat Pantun Jawa Penutup Pidato

Pantun Jawa merupakan bentuk puisi tradisional yang banyak digunakan dalam berbagai acara, termasuk sebagai penutup pidato. Membuat pantun Jawa penutup pidato memerlukan pemahaman tentang struktur dan kaidah pantun Jawa.

Secara umum, pantun Jawa terdiri dari empat baris dengan rima akhir pada baris kedua dan keempat. Setiap baris biasanya terdiri dari 8-10 suku kata.

Struktur Pantun Jawa Penutup Pidato

  • Baris pertama: berisi salam penutup atau ungkapan terima kasih.
  • Baris kedua: berisi ajakan atau pesan kepada pendengar.
  • Baris ketiga: berisi ungkapan harapan atau doa.
  • Baris keempat: berisi penegasan kembali pesan atau harapan yang disampaikan pada baris sebelumnya.

Cara Membuat Pantun Jawa Penutup Pidato

Berikut langkah-langkah membuat pantun Jawa penutup pidato:

  1. Tentukan tema atau pesan yang ingin disampaikan dalam pantun.
  2. Pilih kata-kata yang sesuai dengan tema dan kaidah pantun Jawa.
  3. Susun kata-kata tersebut menjadi empat baris dengan rima akhir pada baris kedua dan keempat.
  4. Pastikan setiap baris terdiri dari 8-10 suku kata.
  5. Baca ulang pantun untuk memastikan kelancaran dan kesesuaiannya dengan tema pidato.

Contoh Pantun Jawa Penutup Pidato

Berikut contoh pantun Jawa yang dapat digunakan sebagai penutup pidato:

Nuwun sewu kula pamit undur,Matur nuwun sanget kawigatenipun,Semoga sedaya ingkang sampun kula atur,Saged dados manfaat dhumateng panjenengan sadaya.

Terjemahan:

Mohon izin saya undur diri, Terima kasih banyak atas perhatiannya, Semoga semua yang telah saya sampaikan, Dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penutup

pantun jawa penutup pidato

Menggunakan pantun Jawa sebagai penutup pidato tidak hanya menambah nilai estetika, tetapi juga memperkuat pesan yang disampaikan. Dengan pilihan kata yang tepat dan penyampaian yang memikat, pantun Jawa mampu menggugah emosi, memancing pemikiran, dan meninggalkan kesan abadi pada pendengar.

Ringkasan FAQ

Apa tujuan utama menggunakan pantun Jawa sebagai penutup pidato?

Menciptakan kesan yang kuat dan berkesan, memperkuat pesan yang disampaikan, dan memberikan sentuhan budaya yang khas.

Bagaimana struktur umum pantun Jawa penutup pidato?

Terdiri dari empat baris, dengan rima silang (a-b-a-b) dan pola suku kata 8-8-8-8.

Apa saja fungsi pantun Jawa dalam penutup pidato?

Sebagai penegasan pesan, penyampaian harapan, ungkapan terima kasih, atau hiburan yang ringan.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait