Dalam dunia sinematografi, extreme long shot merupakan teknik pengambilan gambar yang menangkap subjek dari jarak yang sangat jauh. Teknik ini memberikan perspektif luas dan menciptakan kesan keterasingan atau isolasi pada penonton.
Extreme long shot sering digunakan untuk memperkenalkan lokasi, menunjukkan skala suatu peristiwa, atau menciptakan suasana yang luas dan epik.
Pengertian Extreme Long Shot
Extreme long shot (ELS) adalah teknik sinematografi yang digunakan untuk menggambarkan pemandangan yang luas dan menempatkan subjek dalam konteks lingkungan yang lebih besar.
ELS menunjukkan skala yang luas dan menciptakan kesan jarak yang signifikan antara kamera dan subjek. Adegan yang menggunakan ELS sering kali menunjukkan lanskap, kota, atau bangunan yang luas.
Fungsi dan Tujuan
ELS memiliki beberapa fungsi dan tujuan dalam pembuatan film:
- Menggambarkan Skala dan Ruang Lingkup: ELS membantu membangun skala dan ruang lingkup sebuah pemandangan, menunjukkan hubungan antara karakter dan lingkungan mereka.
- Memperkenalkan Pengaturan: ELS dapat digunakan untuk memperkenalkan pengaturan film, memberikan gambaran umum tentang lokasi dan suasana.
- Menciptakan Jarak dan Detasemen: ELS menciptakan jarak antara kamera dan subjek, menimbulkan rasa detasemen dan objektivitas.
- Menyoroti Isolasi: ELS dapat digunakan untuk menyoroti isolasi atau kesepian karakter, menekankan kerentanan mereka dalam lanskap yang luas.
- Membangun Suasana: ELS dapat membantu membangun suasana, seperti rasa takjub, kekaguman, atau ketakutan, dengan menunjukkan lingkungan yang luas dan mengesankan.
Teknik Pengambilan Extreme Long Shot
Pengambilan gambar extreme long shot merupakan teknik pengambilan gambar yang memperlihatkan subjek dalam jarak yang sangat jauh. Teknik ini sering digunakan untuk menciptakan kesan mendalam dan luas, serta untuk mengontekstualisasikan subjek dalam lingkungannya.
Lensa dan Sudut Kamera
Untuk mengambil extreme long shot, biasanya digunakan lensa wide-angle atau lensa zoom dengan panjang fokus yang pendek. Sudut kamera yang digunakan biasanya sangat lebar, antara 10mm hingga 24mm pada kamera full-frame.
Tantangan dan Pertimbangan
Pengambilan extreme long shot memiliki beberapa tantangan dan pertimbangan:
- Kedalaman bidang yang dangkal: Sudut kamera yang lebar menghasilkan kedalaman bidang yang dangkal, sehingga hanya sebagian kecil dari subjek yang akan fokus.
- Distorsi: Lensa wide-angle dapat menyebabkan distorsi pada garis lurus, sehingga subjek di tepi gambar mungkin tampak terdistorsi.
- Detail yang hilang: Karena jarak subjek yang jauh, detail subjek mungkin hilang atau tampak kabur.
Tips untuk Mendapatkan Hasil yang Efektif
Berikut adalah beberapa tips untuk mendapatkan hasil extreme long shot yang efektif:
- Gunakan tripod atau penstabil gambar untuk menghindari goyangan kamera.
- Perhatikan latar belakang dan hindari gangguan yang dapat mengalihkan perhatian dari subjek.
- Gunakan teknik komposisi, seperti aturan sepertiga atau garis terdepan, untuk menarik perhatian ke subjek.
- Eksperimenlah dengan sudut kamera yang berbeda untuk menciptakan perspektif yang unik.
Penggunaan Extreme Long Shot dalam Genre Film Berbeda
Penggunaan extreme long shot bervariasi tergantung pada genre film. Teknik pengambilan gambar ini dapat memberikan kontribusi unik terhadap penyampaian cerita dan suasana dalam berbagai genre.
Genre Aksi
- Menampilkan luasnya medan perang atau lokasi pertempuran yang luas.
- Menekankan skala dan intensitas aksi, membuat penonton merasa terbenam dalam kekacauan.
- Contoh: Saving Private Ryan (1998), The Lord of the Rings: The Return of the King (2003)
Genre Drama
- Menciptakan jarak emosional antara karakter dan penonton.
- Memungkinkan eksplorasi tema isolasi dan keterasingan.
- Contoh: Taxi Driver (1976), The Tree of Life (2011)
Genre Komedi
- Menyoroti ketidaksesuaian atau kebodohan karakter.
- Menciptakan rasa jarak yang meningkatkan efek komedi.
- Contoh: Mr. Bean (1990), Borat (2006)
Dampak Extreme Long Shot pada Penonton
Extreme long shot memberikan dampak psikologis dan emosional yang signifikan pada penonton. Penggambaran subjek yang kecil dan jauh dalam bingkai dapat menimbulkan perasaan isolasi, keterasingan, atau bahkan ketakutan.
Dampak Psikologis dan Emosional
- Isolasi: Extreme long shot memisahkan subjek dari lingkungannya, menciptakan perasaan kesepian dan keterasingan.
- Keterasingan: Penonton dapat merasa terasing dari subjek, karena ukurannya yang kecil dan jaraknya yang jauh membuat sulit untuk terhubung secara emosional.
- Ketakutan: Extreme long shot dapat menimbulkan perasaan rentan dan terancam, karena subjek terlihat kecil dan tak berdaya dalam lanskap yang luas.
Penekanan Tema dan Pesan
Extreme long shot juga dapat digunakan untuk menekankan tema atau pesan tertentu dalam film:
- Kesenjangan Sosial: Extreme long shot dapat menunjukkan perbedaan mencolok antara individu atau kelompok dalam masyarakat.
- Keterasingan Manusia: Extreme long shot dapat menggambarkan kesepian dan isolasi yang dialami manusia dalam dunia modern.
- Keagungan Alam: Extreme long shot dapat mengerdilkan subjek manusia, menyoroti keagungan dan kekuatan alam.
Perkembangan Extreme Long Shot dalam Sejarah Film
Extreme long shot (ELS) telah berkembang secara signifikan dalam sejarah film, menjadi teknik penting untuk menciptakan efek dramatis dan mendalam.
Garis Waktu Perkembangan ELS
- Awal Abad ke-20: ELS pertama kali digunakan secara sporadis dalam film bisu, seperti dalam “The Great Train Robbery” (1903) oleh Edwin S. Porter.
- 1920-an: ELS menjadi lebih umum, digunakan untuk menunjukkan skala dan cakupan peristiwa, seperti dalam “The Battleship Potemkin” (1925) karya Sergei Eisenstein.
- 1940-an dan 1950-an: ELS semakin banyak digunakan untuk menciptakan perasaan isolasi dan kesendirian, seperti dalam “Citizen Kane” (1941) karya Orson Welles.
- 1960-an dan 1970-an: ELS digunakan secara ekstensif dalam film-film seperti “2001: A Space Odyssey” (1968) karya Stanley Kubrick dan “Apocalypse Now” (1979) karya Francis Ford Coppola, untuk menekankan kemegahan dan luasnya lanskap.
- Era Modern: Dengan kemajuan teknologi, ELS menjadi lebih mudah digunakan dan umum, memungkinkan pembuat film untuk menciptakan efek yang semakin mencengangkan, seperti dalam “The Revenant” (2015) karya Alejandro G. Iñárritu.
Kontributor Penting
- Sergei Eisenstein: Menggunakan ELS untuk efek emosional dan simbolik yang kuat.
- Orson Welles: Mempopulerkan penggunaan ELS untuk menciptakan perasaan terasing dan kesepian.
- Stanley Kubrick: Menggunakan ELS untuk menciptakan rasa keagungan dan keajaiban kosmik.
- Francis Ford Coppola: Menggunakan ELS untuk menekankan kengerian dan kekacauan perang.
Pengaruh Teknologi
Kemajuan teknologi telah sangat memengaruhi penggunaan ELS dalam pembuatan film. Kamera yang lebih ringan dan lebih portabel telah memudahkan pembuat film untuk mengambil gambar dari jarak jauh, sementara lensa telefoto yang lebih canggih telah meningkatkan jangkauan dan kualitas ELS.
Selain itu, efek visual digital telah memungkinkan pembuat film untuk menciptakan ELS yang semakin rumit dan realistis, seperti dalam film-film seperti “Avatar” (2009) dan “Interstellar” (2014).
Penutupan
Extreme long shot adalah teknik sinematografi yang kuat yang dapat memberikan dampak yang signifikan pada penonton. Teknik ini dapat digunakan untuk menciptakan berbagai emosi, dari rasa kagum hingga ketakutan, dan dapat menjadi alat yang ampuh untuk menyampaikan pesan atau tema dalam sebuah film.
Jawaban yang Berguna
Apa perbedaan antara extreme long shot dan long shot?
Long shot diambil dari jarak yang lebih dekat daripada extreme long shot dan menunjukkan lebih banyak detail subjek. Sementara extreme long shot memberikan perspektif yang sangat luas dan menekankan lingkungan sekitar.
Bagaimana extreme long shot memengaruhi penonton?
Extreme long shot dapat menciptakan perasaan keterasingan, isolasi, atau ketakutan pada penonton. Teknik ini juga dapat digunakan untuk menekankan tema atau pesan tertentu dalam film.
Genre film apa yang paling sering menggunakan extreme long shot?
Extreme long shot sering digunakan dalam film aksi, drama, dan komedi. Dalam film aksi, teknik ini dapat digunakan untuk menunjukkan skala pertempuran atau pengejaran. Dalam drama, extreme long shot dapat digunakan untuk menciptakan suasana yang sunyi atau melankolis. Dan dalam komedi, extreme long shot dapat digunakan untuk efek humor.