Ringbell Bedug Ketipung Termasuk Alat Musik – Drum adalah alat musik perkusi seperti gendang. Bedug adalah alat musik tradisional yang telah digunakan selama ribuan tahun, yang memiliki fungsi sebagai alat komunikasi tradisional, baik dalam kegiatan ritual keagamaan maupun politik. Di Indonesia, gendang biasa dibunyikan untuk mengumumkan datangnya waktu sholat. Bedug juga digunakan dalam kesenian tradisional, salah satunya Seni Reak. Gendang terbuat dari sebatang kayu besar atau pohon palem yang panjangnya sekitar satu meter atau lebih. Bagian tengah batang berlubang sehingga membentuk tabung besar. Ujung batang yang lebih besar ditutupi dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau selaput gendang. Saat dipukul, gendang mengeluarkan suara yang dalam, khas, rendah, tetapi terdengar cukup jauh.
Menurut legenda Cheng Ho dari Tiongkok, ketika Laksamana Cheng Ho datang ke Semarang, mereka disambut baik oleh raja Jawa saat itu. Belakangan, ketika Cheng Ho hendak berangkat dan hendak memberikan hadiah, raja Semarang mengatakan bahwa dia hanya ingin mendengarkan suara gendang yang berasal dari masjid. Sejak saat itu, bedug menjadi bagian dari masjid, seperti di China, Korea, dan Jepang yang menempatkan bedug di kuil-kuil sebagai alat komunikasi ritual keagamaan. Di Indonesia, gendang biasa dibunyikan untuk mengumumkan datangnya waktu sholat. Ketika Orde Baru berkuasa, bedug disingkirkan dari mesjid dan masjid karena mengandung unsur non-Islam. Drum diganti dengan speaker. Hal tersebut dilakukan oleh umat Islam modernis, namun warga NU melakukan perlawanan sehingga hingga saat ini terlihat masih banyak masjid yang mempertahankan bedug.
Ringbell Bedug Ketipung Termasuk Alat Musik
Awalnya, kambing atau sapi dikuliti. Biasanya terbuat dari kulit binatang sebagai bahan baku gendang antara lain kulit kambing, sapi, kerbau dan banteng. Kulit sapi putih memiliki kualitas yang lebih baik daripada kulit sapi coklat. Hal ini karena kulit sapi putih lebih tebal dari kulit sapi coklat, sehingga suara yang dihasilkan akan berbeda, dan daya tahannya akan lebih rendah. Kemudian kulit direndam dalam air deterjen selama kurang lebih 5-10 menit. Jangan terlalu lama agar tidak pecah. Kemudian kulit dikeringkan (dijulurkan) dengan cara dipanteng agar tidak menyusut. Setelah kering, penampang kayu yang diukur dicat dan akan dibuat drum. Setelah pengukuran selesai, kulit ditempelkan pada batang kayu yang telah disiapkan. Proses penyambungan kulit binatang dengan kayu dilakukan dengan paku dan sedikit tali temali.
Alat Musik Tradisional Papua Lengkap Sejarahnya
Kesenian Ngadulag berasal dari daerah Jawa Barat. Pada dasarnya drum memiliki fungsi yang sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun, tabuhan genderang di setiap daerah berbeda dengan daerah lain sehingga menjadikannya unik. Maka lahirlah istilah “Ngadulag” yang mengacu pada keterampilan menabuh gendang. Kini keterampilan menabuh gendang sudah menjadi bentuk seni tersendiri yaitu seni ngadulag (tabuh gendang). Di daerah Bojonglopang, Sukabumi, seni ngadulag menjadi ajang kompetisi mencari penabuh gendang terbaik. Lomba dibagi menjadi 2 kategori, yaitu kecantikan dan daya tahan. Beauty mengutamakan irama dan irama tabuhan gendang, sedangkan ketangguhan mengutamakan daya tahan tabuhan atau seberapa lama kekuatan tabuhan. Lomba ini diikuti oleh pria dan wanita. Dari permainan inilah seni menabuh gendang berkembang. Dahulu seni menabuh gendang hanya terdiri dari gendang, kohkol dan terompet. Namun kini peralatan tersebut juga mengalami perkembangan. Selain yang telah disebutkan di atas, tabuhan gendang kini juga dilengkapi dengan alat musik seperti gitar, keyboard, dan simbal.
Gendang terbesar di dunia ada di Masjid Darul Muttaqien, Purworejo. Gendang ini merupakan karya besar umat Islam yang pembangunannya diperintahkan oleh Adipati Tjokronagoro I, Bupati Purworejo pertama. dibuat tahun 1762 Jawa atau 1834 M. Dan disebut Kyai Bagelen. Dimensi atau spesifikasi gendang ini adalah : panjang 292 cm, lingkar depan 601 cm, lingkar belakang 564 cm, diameter depan 194 cm, diameter belakang 180 cm. Bagian yang menabuh gendang terbuat dari kulit banteng. Gendang raksasa ini dirancang sebagai “sarana komunikasi” untuk mengajak jemaah terdengar jauh dengan tabuhan bedug sebagai tanda waktu sholat sebelum adzan dikumandangkan. Alat musik ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat apapun. Jenis gendang yang kecil disebut ketipung, yang sedang disebut gendang siblon/kebar. Pasangan ketipung ini memiliki satu lagi yang bernama kendang gdeng yang biasa disebut kendang kalih. Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gending yang bersifat halus, seperti ketawang, gendhing kethuk kalih dan dadi irama ladrang. Bisa juga dimainkan dengan cepat pada pembukaan jenis lagu fasih, ladrang irama tanggung. Untuk wayang ada satu lagi ciri khas kendhang yaitu kendhang kosek.
Kendang kebanyakan dimainkan oleh pemain gamelan profesional, yang telah lama tenggelam dalam budaya Jawa. Kendang kebanyakan dimainkan menurut naluri penendang, jadi jika satu orang memainkannya dengan orang lain, nuansanya akan berbeda.
Gendang yang baik terbuat dari kayu nangka, kelapa atau cempedak. Kulit kerbau dan sapi sering digunakan untuk bam (permukaan dalam yang mengeluarkan nada rendah) sedangkan kulit kambing digunakan untuk chang (permukaan luar yang mengeluarkan nada tinggi). Pada tali kulit berbentuk “Y”, yang dapat dikencangkan atau dilonggarkan untuk mengubah nada kunci. Semakin kencang tarikan kulitnya maka semakin tinggi pula bunyi yang dihasilkan, biasanya terbuat dari kulit kerbau dan sapi yang dipotong tipis-tipis.