Dalam bahasa Jawa, kata “sampun” memegang peranan penting dalam percakapan sehari-hari dan tulisan formal. Kata ini memiliki makna yang luas dan beragam, mencerminkan kekayaan dan kerumitan bahasa Jawa.
Sebagai kata dasar, “sampun” berarti “sudah” atau “telah”. Namun, penggunaannya tidak terbatas pada makna literal ini, melainkan memiliki fungsi lain yang akan dibahas dalam artikel ini.
Arti Sampun dalam Bahasa Jawa
Kata “sampun” dalam bahasa Jawa memiliki arti “sudah” atau “telah”. Kata ini digunakan untuk menyatakan bahwa suatu tindakan atau peristiwa telah terjadi atau selesai dilakukan.
Contoh Penggunaan Kata “Sampun” dalam Kalimat
Berikut beberapa contoh penggunaan kata “sampun” dalam kalimat:
- Aku sampun mangan (Aku sudah makan).
- Kerjane sampun rampung (Pekerjaannya sudah selesai).
- Aku sampun ngerti (Aku sudah mengerti).
Sinonim dan Antonim Sampun
Kata “sampun” dalam bahasa Jawa memiliki arti “sudah” atau “telah”. Kata ini memiliki beberapa sinonim dan antonim yang dapat digunakan dalam konteks yang berbeda.
Sinonim Sampun
- Wis
- Sampun
- Kados
- Nggih
Contoh penggunaan sinonim “sampun”:
Aku wis mangan (Aku sudah makan).
Kados takon (Sudah bertanya).
Antonim Sampun
- Durung
- Belum
Contoh penggunaan antonim “sampun”:
Aku durung turu (Aku belum tidur).
Buku iki durung tak waca (Buku ini belum saya baca).
Penggunaan Sampun dalam Berbagai Konteks
Kata “sampun” dalam bahasa Jawa memiliki beberapa fungsi dan konteks penggunaan.
Konteks Formal dan Informal
Dalam konteks formal, “sampun” digunakan untuk menunjukkan kesopanan dan penghormatan. Misalnya:
- Sampun dangu kula boten wonten ing mriki. (Saya sudah lama tidak berada di sini.)
- Sampun rampung kula kerjakaken tugas punika. (Saya sudah menyelesaikan tugas tersebut.)
Sementara dalam konteks informal, “sampun” digunakan untuk menyatakan suatu kondisi atau kejadian yang telah terjadi. Misalnya:
- Kula sampun mangan. (Saya sudah makan.)
- Pak Guru sampun dugi. (Pak Guru sudah datang.)
Penggunaan sebagai Kata Pengganti Subjek dan Objek
“Sampun” juga dapat digunakan sebagai kata pengganti subjek atau objek dalam kalimat.Sebagai kata pengganti subjek:
- Sampun sami mangertos. (Mereka sudah sama-sama tahu.)
- Sampun telas kula aturi. (Sudah saya jelaskan.)
Sebagai kata pengganti objek:
- Kula sampun tindakaken. (Saya sudah melakukannya.)
- Sampun kula tuntasaken. (Sudah saya selesaikan.)
Ungkapan dan Peribahasa Berisi Sampun
Dalam bahasa Jawa, terdapat banyak ungkapan dan peribahasa yang mengandung kata “sampun”. Ungkapan-ungkapan ini memiliki arti dan makna yang beragam, mulai dari nasihat hingga sindiran.
Ungkapan
- Sampun kepareng: sudah terpenuhi keinginannya
- Sampun ndungkap: sudah terbuka
- Sampun ilang: sudah hilang
- Sampun mati: sudah meninggal
- Sampun tamat: sudah selesai
Peribahasa
- Sampun kepenak ketiban duren: sudah enak mendapat durian
- Sampun sekolahan yawe kapok: sudah disekolahkan tetapi masih bodoh
- Sampun wani ngomong ora wani nglakoni: sudah berani bicara tetapi tidak berani bertindak
- Sampun wani maling ora wani ngaku: sudah berani mencuri tetapi tidak berani mengaku
- Sampun ngapusi wong tuwa: sudah membohongi orang tua
Pengaruh Budaya Jawa pada Penggunaan Sampun
Kata “sampun” dalam bahasa Jawa memiliki makna yang kompleks dan penggunaannya dipengaruhi oleh nilai-nilai dan adat istiadat Jawa.
Nilai Kesopanan dan Hormat
- Penggunaan “sampun” menunjukkan kesopanan dan hormat kepada lawan bicara.
- Dalam percakapan formal atau dengan orang yang lebih tua, “sampun” digunakan untuk menunjukkan rasa hormat dan kesantunan.
Nilai Kolektivisme dan Kekeluargaan
- Budaya Jawa yang mengutamakan kolektivisme dan kekeluargaan memengaruhi penggunaan “sampun”.
- “Sampun” digunakan untuk menunjukkan rasa kebersamaan dan kesatuan dalam suatu kelompok.
- Penggunaan “sampun” dalam percakapan kelompok menunjukkan bahwa setiap individu menghormati dan menghargai pendapat orang lain.
Nilai Keharmonisan dan Keseimbangan
- Nilai keharmonisan dan keseimbangan dalam budaya Jawa juga memengaruhi penggunaan “sampun”.
- “Sampun” digunakan untuk menghindari konflik dan menjaga keharmonisan dalam percakapan.
- Dengan menggunakan “sampun”, pembicara menunjukkan bahwa mereka bersedia berkompromi dan mencapai kesepakatan bersama.
Penutupan
Dengan demikian, kata “sampun” tidak hanya sekadar kata kerja yang menunjukkan tindakan yang telah selesai. Kata ini telah berkembang menjadi kata yang sangat fleksibel dan serbaguna, merefleksikan nilai-nilai dan adat istiadat masyarakat Jawa.
Pertanyaan Umum (FAQ)
Apakah kata “sampun” hanya digunakan dalam konteks formal?
Tidak, kata “sampun” juga digunakan dalam konteks informal, meskipun dalam konteks formal memiliki nuansa yang lebih sopan.
Apakah kata “sampun” memiliki sinonim?
Ya, sinonim dari “sampun” antara lain “wis”, “kagem”, dan “wisan”.
Apakah kata “sampun” dapat digunakan sebagai kata pengganti subjek?
Ya, dalam konteks tertentu, “sampun” dapat digunakan sebagai kata pengganti subjek, seperti dalam ungkapan “Sampun kula tindak” (Saya sudah pergi).