Seniman Musik Indonesia Tanpa – Bens Leo meninggal dunia hari ini di usia 69 tahun di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Bens Leo (Benedictus Benny Hadi Utomo) lahir pada tanggal 8 Agustus 1952. Ia adalah seorang jurnalis senior dan juga pemerhati musik Indonesia.
Selain sebagai pemerhati, BensLeo juga merupakan pencari bakat dan aktif dalam berbagai kegiatan dengan tema utama melawan pembajakan karya seniman. Bens Leo banyak berjasa bagi kemajuan musik di Indonesia. Kami Museum Musik Indonesia turut berduka cita sedalam-dalamnya atas berpulangnya sosok legendaris Bens Leo.
Seniman Musik Indonesia Tanpa
Masthead untuk dunia musik Indonesia. Pada 29 November 2021, jurnalis dan kritikus musik kebanggaan Indonesia Bens Leo meninggal dunia. Kepergiannya meninggalkan jejak ribuan karya tulis tentang musik.
Ian Antono & Kompiang Raka Kolaborasi Timur & Barat
Kabar duka tersebut dibagikan oleh sang istri, Pauline Endang dan dibagikan oleh Adib Hidayat, seorang pemerhati musik, melalui akun media sosialnya di Twitter dan Instagram. Baru saja pandemi mulai mereda di Indonesia, Bens Leo tertular dan dirawat di RS Fatmawati, Jakarta. Kejenuhannya mencapai 74 persen dan harus menggunakan ventilator. Hingga wartawan senior itu menghembuskan nafas terakhir pada pukul 08.24 WIB.
Kabar belasungkawa disampaikan oleh berbagai seniman senior dan tokoh budayawan. Addie MS, misalnya, dari unggahan status Facebook-nya merasa sangat kehilangan Ben. “Mas Bens wartawan pertama yang mewawancarai saya 42 tahun lalu dan dimuat di 2 halaman majalah GADIS,” tulisnya dalam unggahan tersebut. Selain itu, ia menulis bahwa tuduhan itu
Yayasan Museum Musik Indonesia (MMI) melalui akun media sosialnya menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Bens yang juga menjabat sebagai pengurus MMI. Peran Ben sangat besar dalam perkembangan MMI dan perkembangan musik Indonesia.
Pria bernama asli Benedictus Benny Hadi Utomo ini memulai karirnya sebagai jurnalis musik setelah lulus SMA. Dengan modal nekat, ia mencoba mewawancarai Tony Koeswoyo, pimpinan Koes Plus dan berhasil. Artikel tersebut disubmit dan dipublikasikan di Yudha News Jakarta. Tak disangka, respon pembaca terhadap artikel tersebut sangat besar. Bens telah didapuk sebagai penulis tetap di media.
Sisi Lain Pelarangan Musik Barat Era Soekarno
Setelah lama berkarir di Koran Berita Yudha, Bens dipanggil untuk menjadi penulis tetap majalah musik Aktuil pada tahun 1973. Majalah terkenal ini dikepalai oleh Remy Sylado saat itu. Karier itu melambungkannya sebagai jurnalis musik berbakat.
Di antara karya-karyanya, jurnalis kelahiran Pasuruan, 8 Agustus 1952 ini kuliah di Universitas Jayabaya pada 1981 dengan jurusan jurnalistik. Namun, metode pengajaran yang diterimanya membuatnya enggan melanjutkan studi di jurusan tersebut.
Saat diwawancarai pada 9 Desember 2020, almarhum mengatakan: “Saya melakukan semua yang diajarkan di jurusan jurnalistik. Saya melanjutkan ke jurusan hukum dan
Bens Leo juga dikenal sebagai orang yang paling lantang menentang pembajakan dan menyuarakan hak cipta para penulis lagu. Kegelisahannya berawal dari keprihatinannya pada tahun 1980. Hingga saat itu, belum ada peraturan hak cipta yang jelas di Indonesia. Kaset bajakan beredar di dalam dan luar negeri.
Merunut Perjalanan Sejarah Musik Klasik Di Indonesia
Salah satu insiden terburuk adalah ketika kaset bajakan dari kompilasi big band, termasuk ‘US for Africa’ U2, yang diproduksi oleh oknum bajak laut Indonesia, berakhir di tangan Bob Geldof, penggagas album tersebut.
Bob Geldof sangat marah dan mendesak parlemen Indonesia untuk mempertimbangkan undang-undang hak cipta. “Itu yang sudah lama saya katakan,” kata Bens Leo.
Akibat kasus Bob Geldof, Indonesia dicap sebagai negara pembajak musik. Bens Leo berada di garis depan untuk memperbaiki undang-undang hak cipta, yang menurutnya tidak memberikan perlindungan yang cukup bagi pencipta karya musik. Ia dipanggil ke Senayan dan melakukan presentasi. Tesis kelulusannya yang membahas masalah pembajakan karya cipta juga dijadikan sebagai sumber referensi untuk penyempurnaan UU Hak Cipta.
Bens Leo kembali berkontribusi melawan pembajakan saat lagu Indonesia “Rasa Sayange” dibawakan oleh paduan suara Malaysia. Lagu tersebut dinyanyikan tanpa menyebut nama Indonesia sebagai tempat asal lagu tersebut.
Dewa 19 Tangkap Peluang Sponsor Untuk Bisnis Konser Musik Dan Hiburan
“Dulu saya menjadi juri di festival musik Asia di Kuala Lumpur. Saya tidak terima karena Malaysia membawakan ‘Rasa Sayange’ tanpa menyebut nama Indonesia,” ujarnya. Saat itu Bens sangat marah hingga Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Jero Wacik turun tangan. Kedua belah pihak sepakat untuk tetap bersama sampai Malaysia meminta maaf.
Karier Bens Leo berlanjut di beberapa media ternama. Di antaranya, berkarir di Girl Magazine selama delapan tahun (1983-1992), mendirikan majalah NewsMusik pada tahun 2000, menjadi direktur organisasi Showbiz BL Produktama dan pemimpin redaksi Xpose Indonesia hingga meninggal dunia.
Pengalaman reportase jurnalistiknya tidak terbatas di pedalaman. Tercatat, Bens telah meliput konser kelas dunia. Diantara yang lain:
Selama hidupnya, ia merilis beberapa buku tentang musik dan biografi musisi. Sebut saja biografi Benny Panbers, Leo Kristi dan Ita Purnamasari. Buku terbarunya yang akan dirilis pada tahun 2021 berjudul Bens Leo and Aktuil: Track Records of Music Journalism. Buku tersebut memuat tulisan-tulisan jurnalistik Bens Leo tentang musik sepanjang kariernya di Aktuil Magazine. Keinginan terakhirnya adalah menulis buku dan itu menjadi kenyataan.
Merawat Ingatan, Rri Gelar Musikalisasi Puisi » The Aceh Post
Hingga saat ini, Aktuil merupakan majalah yang menjadi rujukan para peneliti musik di Indonesia. Pasalnya Bens berhasil merekam lagu-lagu beberapa musisi ternama Indonesia dari tahun 1973 hingga 1983.
Ben meninggal pada usia 69 tahun. Dia meninggalkan seorang istri dan seorang anak. Publik Indonesia mengingatnya sebagai jurnalis senior, pejuang hak cipta, dan kritikus musik yang tidak ada bandingannya. Selamat tinggal, Bens Leo!.
KLIKTIMES.COM-JAKARTA-Senior wartawan dan pemerhati musik Indonesia Bens Leo meninggal dunia hari ini di usia 69 tahun di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan.
“Selamat tinggal Mas Bens Leo. Kita kehilangan sosok jurnalis dan pemerhati musik Indonesia yang tak tergantikan. Konfirmasi dari istrinya Ms Pauline yang mengirimkan kabar tersebut ke Teh @RiaHDradjat pada pukul 08.24 WIB pagi tadi. #BensLeo”, ujar Adib dikutip Senin (29/11/2021).
Gitaris Top Ini Asli Indonesia, Salah Satunya Pasti Idola Kamu
Dalam pernyataan resmi yang dirilis, Bens meminta teman-teman untuk mengirim doa dari rumah masing-masing untuk menjaga privasi dan mengikuti protokol kesehatan.
“Tanpa mengurangi rasa terima kasih kami atas perhatian dan rasa hormat yang diberikan, demi menjaga privasi keluarga inti dan mematuhi protokol kesehatan COVID-19, kami mohon kepada keluarga besar, sahabat, dan kerabat untuk menemani beliau ke tempat peristirahatan terakhirnya bersama keluarga. mengiringi doa-doa dari rumah masing-masing,” bunyi keterangan resmi keluarga.
Bens Leo yang bernama asli Benedictus Benny Hadi Utomo lahir pada tanggal 8 Agustus 1952. Ia adalah seorang jurnalis senior dan juga pemerhati musik Indonesia.
Selain sebagai pemerhati, BensLeo juga merupakan pencari bakat dan aktif dalam berbagai kegiatan dengan tema utama melawan pembajakan karya seniman.(cak)
Edisi Kamis, 23 April 2020: E Koran, Bacaan Positif Masyarakat 5.0
CLICKTIMES.COM-JAKARTA-Penyanyi Andien Aisyah mengenang peran pengawas musik Indonesia Bens Leo dalam menopang karirnya selama dua dekade terakhir.
Kenangan itu diungkapkan Andien lewat kicauan di akun Twitternya @andienaisyah menyusul kabar duka Bens Leo meninggal dunia akibat tertular COVID-19.
“Hampir semua musisi Indonesia punya cerita sendiri dengan Paman #BensLeo. Termasuk saya sendiri, saya tidak yakin karir saya akan mencapai titik ini jika tidak. Dialah yang mendukung awal karir saya di tahun 2000. Meninjau dan mengomentari setiap karya saya,” kata Andien, bercerita tentang Bens Leo yang dikutip, Senin (29/11/2021).
Pelantun “Goodbye My Love” itu menyebut Bens adalah sosok yang setia menemani awal karirnya, mulai dari terlibat dalam pembuatan video musik pertamanya di Rusia hingga mengikuti tur musik perdananya yang bertajuk “Whisper of the Heart”. .
Top, Karya Destrukturisasi Pelukis Indonesia Ronnie Jiang Jadi Primadona Pameran Di Paris
“Mendukung fisik dan mental dengan senyuman, itulah dia. Pantas saja Paman Ben Leo juga dekat dengan keluarga saya karena memang begitu
Tentu Andien juga menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam dan berharap agar keluarga yang ditinggalkan Bens Leo diberi kekuatan.
Rupanya Bens Leo meninggal dunia akibat tertular virus SARS-CoV-2, ia mendapat perawatan medis di rumah sakit pada Kamis (18/11).
Selama lebih dari seminggu ia berjuang melawan penyakit tersebut namun harus menghembuskan nafas terakhirnya pada Senin (28/11) pagi pukul 08.24 WIB di RS Fatmawati. (kue)
Cara Upload Ratusan Lagu Secara Gratis Di Semua Gerai Digital.
TEMPO.CO, Jakarta – Kabar duka datang dari dunia musik Indonesia. Pengamat musik Benedictus Benny Hadi Utomo alias Bens Leo meninggal dunia pada Senin pagi, 29 November 2021. Bens meninggal dunia saat menjalani perawatan di RS Fatmawati.
“Dengan tenang kembali ke rumah Bapa di Surga, Bendictus Benny Hadi Utomo (Bens Leo) dalam usia 69 tahun pada hari Senin, 29 November 2021 pukul 08:24 WIB di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta,” bunyi pengumuman keluarga yang diposting oleh Olga Lydia melalui akun Twitter-nya.
Pengumuman itu juga mengatakan bahwa Bens Leo akan segera dimakamkan. Pihak keluarga juga meminta agar tidak ada yang menemani mereka ke pemakaman. “Untuk menjaga privasi keluarga inti dan mematuhi protokol kesehatan Covid 19, kami meminta keluarga besar, teman dan kerabat untuk menemaninya ke tempat peristirahatan terakhirnya dengan mengiringi doa dari rumah masing-masing,” bunyi pengumuman tersebut.
Bens Leo dikabarkan meninggal dunia karena Covid-19. Kabar ini disampaikan oleh akun Twitter Nini Sunny yang menulis buku bersama Bens Leo. “
Perbedaan Konsep Musik Barat Dengan Musik Tradisional Indonesia
Mas Bens Leo, sejak Kamis Minggu ll dirawat di RS Fatmawati akibat Covid. Dan istri dan anak-anaknya, tetapi mereka menjadi lebih baik. Hanya Mas Bens yang menjadi sangat serius. Tolong doakan dia. Silakan lanjutkan dan prokes. Covid masih ada
Turut berduka cita om, RIP. Aku akan merindukanmu. Anda membawa begitu banyak musik Indonesia. Tuhan memberkatimu
RIP om….senangnya punya kenangan bertukar pikiran tentang musik dan bercanda dengan om, inspirasi bagi artis…karya dan kebaikan om akan selalu dikenang
TEMPO.CO, Jakarta – Kabar meninggalnya Benediktus Benny Hadi Utomo alias Bens Leo ramai diperbincangkan di media sosial. Bens meninggal dunia pada Senin pagi, 29 November 2021, saat menjalani perawatan di RS Fatmawati, akibat Covid-19. Musisi Indonesia yang mengenal Bens ikut menulis tentang dukanya dan mengenang sosok Ben yang pernah menjadi jurnalis.
Sambut Hari Guru Nasional 2021, Inilah Profil Sartono Pencipta Lagu Hymne Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Salah satu pemerhati musik yang memberikan saya predikat vokalis terbaik pertama di Tangerang Music Festival, festival musik pertama saya. Saat aku kelas 2 SMA dan dia berkata, “Kamu akan besar nanti.” Selamat tinggal Paman Ben,