Tato Nada Musik Indonesia – 7°59′17″S 112°37′36″BT / 7,987984°S 112,626721°BT / -7,987984; 112.626721 Koordinat: 7°59′17″S 112°37′36″E / 7.987984°S 112.626721°BT / -7.987984; 112.626721

Museum Musik Indonesia (MMI) adalah satu-satunya museum seni musik Indonesia yang terletak di Malang, Jawa Timur. Setiap aspek kehidupan memiliki sejarahnya sendiri, andai saja ia mengingatnya. Begitu juga dengan perkembangan musik, masing-masing memiliki masa keemasannya sendiri. Baik itu lagu, penyanyi, media, gaya hidup (alat perekam dan pendengar). Museum ini terletak di lantai dua gedung seni Ghaziana. Nusakambangan No.19 Kota Malang.

Tato Nada Musik Indonesia

Tato Nada Musik Indonesia

Sejarah musik Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak lama. Sebelumnya, ada grup penggemar Katjuetangan (Kayotangan) yang sudah ada sejak tahun 1970-an. Grup ini terdiri dari pecinta musik yang memberikan diri, tenaga, waktu dan sumber daya untuk melestarikan warisan musik yang ada. Kayutangan sendiri dikenal sebagai tempat berkumpulnya para penyelenggara kesenian di Malang. Seiring berjalannya waktu, bendera sosial penggemar Katjuitangan berubah menjadi Galeri Malang Tarik (Bersing) pada tahun 2009. Galeri Lagu Malang kemudian disulap menjadi Museum Musik Indonesia pada tahun 2015. Setelah terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM, Museum Musik Indonesia resmi berdiri. Pemerintah kota Malang telah memberikan izin kepada pengelola museum untuk menggunakan Gedung Kesenian Gajana sebagai tempat penyelenggaraan Museum Musik Indonesia.

Idol Korea Yang Punya Tato Unik Dan Keren

Lokasi pertama GMB berada di garasi berukuran 3 x 5 m di rumah orang tua Henke Hiruanto, Henke Hiruanto adalah pendiri dan presiden GMB. Barang pertama yang dipajang adalah lemari kaca kecil berukuran 35 x 40 cm, biasanya digunakan oleh penjual tembakau yang berbelanja di kios-kios di kawasan Savage. Di tahun keempatnya, GMB sudah bisa mengontrak rumah di kawasan Graia Santa. Ruang ruangan yang digunakan untuk memajang koleksi lebih luas dari sebelumnya. Dari situ, jumlah pengunjung dan penggalangan dana meningkat drastis.

Pada tahun 2015, Galeri Lagu Malang disulap menjadi Museum Musik Indonesia. Setelah didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Museum Musik Indonesia resmi berdiri. Pemerintah kota Malang telah memberikan izin kepada pengelola museum untuk menggunakan Gedung Kesenian Gajana sebagai tempat penyelenggaraan Museum Musik Indonesia. Pada 19 November 2016, Museum Musik Indonesia dibuka langsung oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BECRAF). Museum Musik Indonesia sendiri berada di lantai dua Gedung Kesenian Galana, Jalan Nusakambangan, Malang.

Menurut catatan Museum Musik Indonesia, hingga akhir tahun 2018, kurang lebih ada 26.000 koleksi yang dilestarikan. Koleksi piringan hitam, kaset, CD, alat musik, majalah, buku, baik indoor maupun outdoor. Koleksi dalam negeri diklasifikasikan menurut provinsi dan koleksi luar negeri menurut negara. Selain itu, ada juga kategori berdasarkan genre. Semua koleksi lama dalam kondisi baik dan dapat disimak.

Koleksi yang ada di Museum Musik Indonesia sebagian besar merupakan sumbangan dari penikmat dan kolektor musik dari Malang dan luar Malang. Koleksi ini berkembang seiring waktu. Koleksi tersebut bersumber dari berbagai kalangan, komunitas, warga negara biasa, seniman musik Indonesia dan Dinas Kebudayaan.

Seleb Cantik Ini Punya Tato Di Lengan, Penuh Makna

Profil donatur beragam mulai dari remaja hingga kakek-nenek, pedagang kaki lima hingga mantan artis, penyanyi pendatang baru hingga penyanyi legendaris yang telah merekam puluhan album, dari Tundas Sulawesi Utara hingga New York City, AS. Hadiah 1 kaset hingga 2500 kaset.

Pertolongan pertama datang dalam bentuk dua pita karet. Kemudian datang sumbangan dari para pendiri GMB. Angsuran lain datang pada tahun 1969 dalam bentuk LP khusus berjudul Yang Pratama dari band Dara Pospita, dirilis oleh Misra Records. Ini diikuti oleh rekaman vinil musik Elvis Presley.

Koleksinya 60-70% merupakan karya musisi Indonesia. Selebihnya adalah musisi mancanegara, dari Eropa hingga Amerika Latin, jika dihimpun datanya dari 100 negara. Koleksi dicatat dengan nomor urut, tanggal donasi, nama dan alamat donatur, dan tahun pembuatan.

Tato Nada Musik Indonesia

Koleksi menarik di sini adalah alat musik kuno bernama Ocarina. Ocarina adalah salah satu alat musik tertua di MMI. Alat-alat ini diyakini berasal dari Zaman Batu, sekitar 12.000 tahun yang lalu, dan telah ditemukan dalam berbagai budaya yang berbeda. Di Indonesia, okarina terbuat dari tanah liat.

Selain Jungkook ‘bts’, Ini Dia 10 Idol Kpop Dengan Tato Unik

Genre koleksi termasuk pop, rock, jazz, Latin, lagu rakyat dan banyak lagi. Saat koleksinya tersebar di rak dan rak satu per satu, nama banyak penyanyi, grup vokal dan grup masih ada, atau setidaknya masih terdengar. Beberapa koleksi langka dan sangat mahal. misalnya, kaset dari tahun 1950-an dan piringan hitam dari tahun 1924. Semua koleksi lama dalam kondisi baik dan Anda dapat mendengarkannya. Berikut adalah daftar koleksi musik Indonesia yang diadakan di Museum Musik Indonesia, dengan klasifikasi koleksi berdasarkan tempat kelahiran komposer atau tempat tinggal utama band.

Di bawah ini adalah daftar koleksi yang ada di Museum Musik Indonesia, dikategorikan berdasarkan subjek koleksi.

Tato nada, nada musik bandung, musik nada dering, toko nada musik, toko alat musik nada, nada dering wa musik, tato tangga nada, musik nada dering telepon, tato musik, download nada dering musik, nada musik indonesia, aplikasi pembuat nada musik

Leave a Reply

Your email address will not be published