Gawea Ukara Sambawa 5 Wae

Made Santika March 7, 2024

Dalam khazanah bahasa dan budaya Sambawa, terdapat sebuah ungkapan sarat makna yang telah diwariskan turun-temurun, yaitu “gawea ukara sambawa 5 wae”. Ungkapan ini tidak sekadar kumpulan kata, melainkan sebuah cerminan filosofi hidup yang mendalam dan menjadi pedoman bagi masyarakat Sambawa.

Secara harfiah, “gawea ukara sambawa 5 wae” berarti “membuat janji Sambawa 5 saja”. Namun, di balik kesederhanaan katanya, tersimpan makna yang kaya akan kearifan lokal, nilai-nilai luhur, dan prinsip hidup yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Sambawa.

Arti dan Makna Gawea Ukara Sambawa 5 Wae

Ungkapan “gawea ukara sambawa 5 wae” dalam bahasa Sambawa memiliki arti “membuat lima kalimat saja”. Ini adalah ungkapan yang digunakan untuk meminta seseorang menulis atau membuat lima kalimat saja sebagai respons atau jawaban.

Contoh penggunaan ungkapan ini dalam kalimat:

“Bisa tolong gawea ukara sambawa 5 wae tentang manfaat belajar bahasa Sambawa?”

Sejarah dan Asal Usul Gawea Ukara Sambawa 5 Wae

Ungkapan “gawea ukara sambawa 5 wae” merupakan peribahasa yang berasal dari bahasa daerah Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Peribahasa ini secara harfiah berarti “membuat ukiran yang hanya berjumlah lima saja”.

Konteks budaya dan sosial yang memengaruhi munculnya ungkapan ini berkaitan dengan nilai-nilai kesederhanaan dan efisiensi dalam masyarakat Sumbawa. Ungkapan ini menyiratkan bahwa dalam melakukan sesuatu, sebaiknya fokus pada hal-hal yang esensial dan menghindari pemborosan atau berlebihan.

Munculnya Ungkapan

Kemungkinan asal usul ungkapan “gawea ukara sambawa 5 wae” dapat ditelusuri dari praktik pembuatan ukiran pada senjata tradisional masyarakat Sumbawa, yaitu keris dan badik. Dalam proses pembuatannya, para pengrajin ukir biasanya membuat ukiran yang rumit dan detail pada bagian tertentu saja, seperti gagang atau sarungnya, sedangkan bagian lain dibiarkan polos atau hanya diberi ukiran sederhana.

Dari praktik tersebut, muncullah pemahaman bahwa dalam membuat sesuatu, tidak perlu berlebihan dalam menghiasinya. Hal yang terpenting adalah memastikan kualitas dan fungsi dari benda yang dibuat.

Penggunaan Ungkapan

Ungkapan “gawea ukara sambawa 5 wae” banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari masyarakat Sumbawa. Ungkapan ini sering digunakan sebagai nasihat atau pengingat untuk bersikap sederhana, efisien, dan tidak berlebihan dalam segala hal.

Selain itu, ungkapan ini juga dapat dimaknai sebagai ajaran untuk memprioritaskan hal-hal yang benar-benar penting dan mengesampingkan hal-hal yang tidak perlu.

Penggunaan Gawea Ukara Sambawa 5 Wae dalam Masyarakat

Gawea ukara sambawa 5 wae merupakan ungkapan yang banyak digunakan dalam masyarakat Sambawa. Ungkapan ini mengandung nilai-nilai filosofis dan digunakan dalam berbagai situasi sosial.

Salah satu penggunaan utama gawea ukara sambawa 5 wae adalah dalam konteks nasihat atau bimbingan. Ungkapan ini mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga sikap dan perilaku yang baik, serta menghormati norma-norma sosial.

Contoh Situasi Penggunaan

  • Saat memberikan nasihat kepada anak atau generasi muda, orang tua sering menggunakan ungkapan ini untuk menekankan pentingnya kejujuran, kesopanan, dan tanggung jawab.
  • Dalam acara-acara adat, gawea ukara sambawa 5 wae sering diucapkan oleh tokoh-tokoh masyarakat sebagai pengingat akan nilai-nilai luhur yang harus dijunjung tinggi.

Gawea Ukara Sambawa 5 Wae dalam Seni dan Sastra

wae rebo indonesia flores nusa tenggara village east traditional culture beautiful tourism most indonesian house way

Ungkapan “gawea ukara sambawa 5 wae” (“membuat karya sastra dengan lima bagian”) telah menjadi tema penting dalam seni dan sastra Sambawa. Ungkapan ini merujuk pada lima bagian utama dalam sebuah karya sastra Sambawa tradisional, yaitu:

  • Parinay
  • Matan
  • Lawang
  • Ta’an
  • Pema’an

Contoh dalam Puisi

Dalam puisi Sambawa, ungkapan ini sering digunakan untuk menggambarkan proses penciptaan karya yang harmonis dan seimbang. Misalnya, dalam puisi “Ukara Sambawa” karya Hamzah Muhammad, ungkapan ini digunakan untuk menggambarkan penciptaan puisi yang indah dan bermakna:

Gawea ukara sambawa 5 wae,

Parinay, Matan, Lawang, Ta’an, Pema’an,

Padu serasi, bagai untaian kalung permata,

Mewarnai dunia dengan kata-kata indah.

Contoh dalam Lagu

Ungkapan “gawea ukara sambawa 5 wae” juga ditemukan dalam lagu-lagu Sambawa. Dalam lagu “Ukara Rimba” karya Mahmud Yunus, ungkapan ini digunakan untuk menggambarkan keindahan dan keragaman alam Sambawa:

Gawea ukara sambawa 5 wae,

Hutan rimba, laut luas, gunung menjulang,

Burung berkicau, sungai mengalir,

Syair alam yang indah, menggema sepanjang zaman.

Bentuk Seni Lainnya

Selain puisi dan lagu, ungkapan “gawea ukara sambawa 5 wae” juga dapat ditemukan dalam bentuk seni lainnya, seperti:

  • Wayang kulit
  • Tari tradisional
  • Kerajinan tangan

Dalam bentuk seni ini, ungkapan tersebut mewakili konsep harmoni, keseimbangan, dan keindahan yang menjadi ciri khas budaya Sambawa.

Pelestarian dan Pengembangan Gawea Ukara Sambawa 5 Wae

Upaya pelestarian dan pengembangan gawea ukara sambawa 5 wae terus dilakukan untuk menjaga kelestarian warisan budaya ini. Inisiatif dan program yang dilaksanakan bertujuan untuk mentransmisikan nilai-nilai budaya, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan memfasilitasi penggunaan gawea ukara sambawa 5 wae dalam kehidupan sehari-hari.

Inisiatif Pelestarian

Inisiatif pelestarian gawea ukara sambawa 5 wae mencakup:

  • Pendirian lembaga adat dan pusat budaya yang berperan dalam mendokumentasikan, meneliti, dan mempromosikan gawea ukara sambawa 5 wae.
  • Pengembangan kurikulum pendidikan yang mengintegrasikan pengajaran gawea ukara sambawa 5 wae di sekolah-sekolah.
  • Pembentukan kelompok-kelompok seni yang fokus pada pertunjukan dan pelestarian gawea ukara sambawa 5 wae.

Program Pengembangan

Program pengembangan gawea ukara sambawa 5 wae meliputi:

  • Inovasi dan kreasi baru dalam penggunaan gawea ukara sambawa 5 wae dalam berbagai bidang, seperti sastra, musik, dan seni pertunjukan.
  • Pengembangan program pelatihan dan sertifikasi bagi penutur gawea ukara sambawa 5 wae.
  • Kerja sama dengan pihak luar, seperti peneliti dan akademisi, untuk mengembangkan sumber daya dan materi pembelajaran gawea ukara sambawa 5 wae.

Simpulan Akhir

gawea ukara sambawa 5 wae terbaru

Ungkapan “gawea ukara sambawa 5 wae” merupakan sebuah warisan budaya yang tak ternilai bagi masyarakat Sambawa. Melalui ungkapan ini, nilai-nilai luhur seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kesederhanaan terus diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan melestarikan dan mengembangkan ungkapan ini, masyarakat Sambawa tidak hanya menjaga kelestarian warisan budaya, tetapi juga memastikan bahwa nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya tetap menjadi pedoman hidup bagi generasi mendatang.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Apa saja makna yang terkandung dalam ungkapan “gawea ukara sambawa 5 wae”?

Ungkapan ini mengandung makna kejujuran, tanggung jawab, kesederhanaan, kehati-hatian, dan keselarasan dengan alam.

Dalam konteks apa ungkapan “gawea ukara sambawa 5 wae” digunakan?

Ungkapan ini digunakan dalam berbagai konteks, seperti dalam membuat janji, memberikan nasihat, atau sebagai pengingat untuk hidup sederhana dan bertanggung jawab.

Bagaimana ungkapan “gawea ukara sambawa 5 wae” tercermin dalam seni dan sastra Sambawa?

Ungkapan ini sering ditemukan dalam pantun, lagu, dan karya sastra Sambawa lainnya, yang mencerminkan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait