Kudu Tungkul Ka Jukut Tanggah Ka Sadapan

Made Santika March 20, 2024

Dalam khazanah budaya Jawa, terdapat peribahasa bijak yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat, yakni “kudu tungkul ka jukut, tanggah ka sadapan”. Peribahasa ini merefleksikan nilai-nilai luhur yang menekankan pentingnya sikap rendah hati dan rasa hormat dalam berinteraksi sosial.

Secara harfiah, “kudu tungkul ka jukut” berarti membungkukkan badan saat melewati tanaman, sedangkan “tanggah ka sadapan” berarti menaiki tangga dengan hati-hati. Ungkapan ini mengibaratkan sikap seseorang yang senantiasa menjaga sopan santun, menghargai lingkungan, dan menghormati orang lain.

Arti dan Makna

Peribahasa “kudu tungkul ka jukut, tanggah ka sadapan” memiliki arti bahwa seseorang harus rendah hati dan sopan dalam bertutur kata dan bersikap, serta harus selalu menghormati orang lain, terutama yang lebih tua atau memiliki kedudukan lebih tinggi.

Contoh penggunaan peribahasa ini dalam konteks kehidupan sehari-hari adalah ketika seseorang sedang berbicara dengan orang yang lebih tua. Orang tersebut harus berbicara dengan sopan dan tidak boleh meninggikan suaranya. Selain itu, orang tersebut juga harus menghormati pendapat orang yang lebih tua, meskipun tidak setuju dengan pendapat tersebut.

Nilai dan Ajaran

Peribahasa “Tungkul ka jukut, tanggah ka sadapan” mengandung nilai-nilai luhur yang mengajarkan kerendahan hati dan rasa hormat.

Kerendahan Hati

Ungkapan “tungkul ka jukut” menggambarkan sikap merendah dan tidak sombong. Hal ini mengajarkan pentingnya menghormati orang lain, terlepas dari status atau posisinya. Dengan merendah, seseorang dapat menjalin hubungan yang lebih harmonis dan menghindari kesombongan yang dapat mengasingkan orang lain.

Rasa Hormat

Frasa “tanggah ka sadapan” menyiratkan sikap hormat kepada orang yang lebih tua atau lebih berpengalaman. Peribahasa ini menekankan pentingnya mendengarkan dan menghargai kebijaksanaan orang yang lebih senior. Dengan menunjukkan rasa hormat, seseorang dapat menunjukkan penghargaan atas pengalaman dan kontribusi orang lain, sekaligus memperkaya diri dengan pengetahuan dan bimbingan mereka.

Penerapan dalam Kehidupan

kudu tungkul ka jukut tanggah ka sadapan terbaru

Peribahasa memiliki peran penting dalam memberikan bimbingan praktis untuk kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa cara menerapkan ajaran peribahasa:

Situasi Kehidupan

  • Kesulitan Finansial: “Hemat pangkal kaya”
    – Berhematlah secara teratur untuk membangun stabilitas keuangan.
  • Hubungan Sosial: “Mulut manis pait di hati”
    – Berhati-hatilah dengan orang yang berbicara manis tetapi memiliki niat tersembunyi.
  • Pendidikan: “Belajarlah selagi masih muda”
    – Manfaatkan waktu muda untuk menimba ilmu dan mengembangkan keterampilan.

Pengambilan Keputusan

  • Keputusan Penting: “Jangan buru-buru dalam bertindak”
    – Berpikirlah matang-matang sebelum membuat keputusan yang besar.
  • Dilema Etika: “Air susu dibalas air tuba”
    – Balaslah kebaikan dengan kebaikan, dan kejahatan dengan hukuman yang setimpal.

Perilaku Pribadi

  • Kerendahan Hati: “Rendah hati tinggi ilmu”
    – Semakin banyak ilmu yang dimiliki, semakin rendah hati seseorang seharusnya.
  • Ketekunan: “Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit”
    – Usaha yang dilakukan secara konsisten, meski kecil, akan membuahkan hasil yang besar.

Contoh dan Kisah Inspiratif

Peribahasa “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian” mengajarkan pentingnya kerja keras dan pengorbanan untuk mencapai tujuan. Berikut beberapa contoh nyata dan kisah inspiratif yang menunjukkan penerapan ajaran ini:

Kisah Inspiratif

  • Thomas Edison: Penemu bola lampu ini terkenal dengan kerja kerasnya yang tak kenal lelah. Dia bereksperimen selama bertahun-tahun sebelum akhirnya menemukan filamen yang tepat untuk bola lampunya.
  • J.K. Rowling: Penulis seri Harry Potter ini pernah mengalami masa-masa sulit sebelum menjadi penulis sukses. Dia hidup dalam kemiskinan dan harus berjuang untuk menerbitkan bukunya.
  • Michael Jordan: Pemain basket legendaris ini tidak selalu sukses. Dia pernah ditolak oleh tim basket sekolahnya, tetapi dia terus berlatih dan akhirnya menjadi salah satu pemain basket terbaik sepanjang masa.

Ringkasan Akhir

kudu tungkul ka jukut tanggah ka sadapan

Dengan menerapkan ajaran peribahasa “kudu tungkul ka jukut, tanggah ka sadapan”, kita dapat menciptakan harmoni dan keselarasan dalam kehidupan bermasyarakat. Sikap rendah hati dan rasa hormat yang terkandung di dalamnya akan menumbuhkan suasana saling menghargai, mengurangi kesenjangan sosial, dan mempererat ikatan antar sesama.

Sudut Pertanyaan Umum (FAQ)

Apa manfaat menerapkan peribahasa “kudu tungkul ka jukut, tanggah ka sadapan”?

Menumbuhkan sikap rendah hati, meningkatkan rasa hormat, menciptakan lingkungan yang harmonis, dan mempererat hubungan sosial.

Bagaimana cara menerapkan peribahasa ini dalam kehidupan sehari-hari?

Dengan membiasakan bersikap sopan santun, menghargai orang lain, dan menjaga lingkungan sekitar.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait