Dalam tata bahasa Jepang, kata sifat memegang peranan penting dalam memodifikasi kata benda dan menentukan sifat-sifatnya. Perubahan kata sifat, yang dikenal sebagai kango, merupakan proses transformasi bentuk kata sifat untuk menyesuaikannya dengan konteks kalimat.
Kango memainkan peran krusial dalam mengekspresikan nuansa dan makna yang tepat dalam bahasa Jepang, sehingga penguasaannya menjadi sangat penting bagi pelajar bahasa ini.
Pengertian Perubahan Kata Sifat dalam Bahasa Jepang
Perubahan kata sifat dalam bahasa Jepang adalah proses pengubahan bentuk kata sifat untuk menunjukkan tingkat atau intensitas suatu sifat.
Kata sifat dalam bahasa Jepang umumnya dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Kata sifat i-adjective: Menunjukkan sifat inheren atau permanen, dan berubah bentuk dengan menambahkan akhiran
-i. - Kata sifat na-adjective: Menunjukkan sifat yang lebih sementara atau deskriptif, dan berubah bentuk dengan menambahkan akhiran
-na.
Contoh Perubahan Kata Sifat
Berikut adalah beberapa contoh perubahan kata sifat dalam bahasa Jepang:
Kata Sifat | Bentuk Perubahan | Arti |
---|---|---|
きれい (kirei) | きれいい (kireii) | Cantik (tingkat lebih) |
おいしい (oishii) | おいしいな (oishina) | Enak (tingkat sementara) |
大きい (ookii) | 大きいね (ookiine) | Besar (tingkat kejutan) |
Jenis-jenis Perubahan Kata Sifat dalam Bahasa Jepang
Dalam bahasa Jepang, kata sifat mengalami perubahan bentuk yang dikenal sebagai henshu . Perubahan ini berfungsi untuk menunjukkan perbedaan makna atau fungsi tata bahasa.
Jenis Perubahan Kata Sifat
- Perubahan
-i: Menunjukkan keadaan atau sifat yang melekat pada subjek. - Perubahan
-na: Menunjukkan keadaan atau sifat yang bersifat sementara atau tidak permanen. - Perubahan
-tai: Menunjukkan tingkat atau derajat suatu keadaan atau sifat. - Perubahan
-ku: Menunjukkan rasa subjektif atau preferensi. - Perubahan
-shi: Menunjukkan intensitas atau ketegasan suatu keadaan atau sifat.
Aturan Perubahan Kata Sifat dalam Bahasa Jepang
Kata sifat dalam bahasa Jepang adalah kata yang mendeskripsikan sifat atau kualitas suatu benda. Kata sifat dalam bahasa Jepang dapat mengalami perubahan bentuk tergantung pada konteks kalimat. Berikut adalah aturan umum perubahan kata sifat dalam bahasa Jepang:
Jika kata sifat diakhiri dengan huruf vokal (a, i, u, e, o), maka bentuk dasarnya tidak berubah. Contoh: takai (tinggi), shiroi (putih), akai (merah).
Jika kata sifat diakhiri dengan konsonan, maka bentuk dasarnya berubah dengan menambahkan akhiran -i. Contoh: ookii (besar), chiisai (kecil), hayai (cepat).
Selain aturan umum tersebut, terdapat juga beberapa aturan khusus yang berlaku untuk kata sifat tertentu. Berikut adalah tabel yang merangkum aturan-aturan tersebut:
Kata Sifat | Bentuk Dasar | Bentuk Berubah |
---|---|---|
ii | ii | yoi |
warui | warui | waro |
samui | samui | samu |
atsui | atsui | atsu |
kirei | kirei | utsuku |
Penggunaan Perubahan Kata Sifat dalam Bahasa Jepang
Perubahan kata sifat dalam bahasa Jepang adalah proses mengubah bentuk kata sifat untuk menunjukkan nuansa makna yang berbeda, seperti perbandingan, intensifikasi, atau pengurangan.
Bentuk Dasar
Bentuk dasar kata sifat adalah bentuk yang digunakan untuk menyatakan sifat atau kualitas benda atau orang tanpa modifikasi apa pun.
Bentuk
i
i
Bentuk -i digunakan untuk membandingkan dua atau lebih benda atau orang. Bentuk ini dibuat dengan menambahkan akhiran -i pada bentuk dasar kata sifat.
- 例: 美しい (utsukushii, cantik)
-> 美しい (utsukushii, lebih cantik) - 例: 大きい (ookii, besar)
-> 大きい (ookii, lebih besar)
Bentuk
na
na
Bentuk -na digunakan untuk mengintensifkan makna kata sifat. Bentuk ini dibuat dengan menambahkan akhiran -na pada bentuk dasar kata sifat.
- 例: 優しい (yasashii, baik)
-> 優しい (yasashiina, sangat baik) - 例: 暑い (atsui, panas)
-> 暑い (atsuina, sangat panas)
Bentuk
ku
ku
Bentuk -ku digunakan untuk mengurangi makna kata sifat. Bentuk ini dibuat dengan menambahkan akhiran -ku pada bentuk dasar kata sifat.
- 例: 小さい (chiisai, kecil)
-> 小さい (chiisakute, agak kecil) - 例: 冷たい (tsumetai, dingin)
-> 冷たい (tsumetaku, agak dingin)
Kesalahan Umum dalam Perubahan Kata Sifat dalam Bahasa Jepang
Penggunaan perubahan kata sifat dalam bahasa Jepang dapat menimbulkan kesalahan bagi pelajar. Kesalahan-kesalahan ini biasanya terjadi karena perbedaan aturan tata bahasa antara bahasa Jepang dan bahasa Indonesia.
Beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan dalam perubahan kata sifat dalam bahasa Jepang antara lain:
Penggunaan
i Pada Kata Sifat Deskriptif
i Pada Kata Sifat Deskriptif
Kata sifat deskriptif dalam bahasa Jepang tidak menggunakan akhiran -i, kecuali jika digunakan dalam bentuk penghubung. Kesalahan ini terjadi karena dalam bahasa Indonesia, kata sifat sering kali diakhiri dengan -i, seperti “cantik” dan “pintar”.
Penggunaan
ku Pada Kata Sifat Possesif
ku Pada Kata Sifat Possesif
Kata sifat posesif dalam bahasa Jepang menggunakan akhiran -no, bukan -ku. Kesalahan ini terjadi karena dalam bahasa Indonesia, kata sifat posesif sering kali diakhiri dengan -ku, seperti “buku saya” dan “rumahku”.
Penggunaan
na Pada Kata Sifat Nominal
na Pada Kata Sifat Nominal
Kata sifat nominal dalam bahasa Jepang tidak menggunakan akhiran -na. Kesalahan ini terjadi karena dalam bahasa Indonesia, kata sifat nominal sering kali diakhiri dengan -na, seperti “keindahan” dan “kecerdasan”.
Penggunaan Kata Sifat Dalam Bentuk Tidak Negatif
Kata sifat dalam bahasa Jepang memiliki bentuk negatif dan tidak negatif. Kesalahan ini terjadi ketika kata sifat digunakan dalam bentuk tidak negatif padahal seharusnya digunakan dalam bentuk negatif. Contohnya, “tinggi” dalam bentuk negatif adalah “takakai”, bukan “takai”.
Penggunaan Kata Sifat Dalam Bentuk Penghubung Yang Salah
Kata sifat dalam bahasa Jepang dapat digunakan dalam bentuk penghubung. Kesalahan ini terjadi ketika kata sifat digunakan dalam bentuk penghubung yang salah. Contohnya, “cantik” dalam bentuk penghubung adalah “kirei na”, bukan “kireina”.
Kesimpulan Akhir
Pemahaman tentang aturan perubahan kata sifat dalam bahasa Jepang tidak hanya membekali pelajar dengan alat linguistik yang kuat, tetapi juga membuka wawasan ke dalam kompleksitas dan keindahan tata bahasa Jepang. Dengan menguasai kango, pelajar dapat berkomunikasi secara efektif dan akurat, memperkaya ekspresi mereka, dan lebih menghargai nuansa budaya Jepang.
Jawaban yang Berguna
Apa saja jenis-jenis perubahan kata sifat dalam bahasa Jepang?
Ada tiga jenis utama perubahan kata sifat dalam bahasa Jepang: -i, -na, dan -tara.
Kapan perubahan -i digunakan?
Perubahan -i digunakan untuk menghubungkan kata sifat dengan kata benda atau kata ganti yang dimodifikasinya.
Apa fungsi perubahan -tara?
Perubahan -tara digunakan untuk membentuk kata keterangan yang menunjukkan kondisi atau keadaan.