Contoh Geguritan Beserta Unsur Intrinsiknya

Made Santika March 23, 2024

Contoh geguritan beserta unsur intrinsiknya – Dalam khazanah sastra Jawa, geguritan merupakan bentuk puisi tradisional yang kaya akan unsur intrinsik dan keindahan estetika. Geguritan menyajikan kisah atau pesan moral dalam bentuk tembang yang memiliki struktur dan aturan tertentu, menjadikannya karya sastra yang menarik untuk dipelajari dan diapresiasi.

Artikel ini akan mengulas contoh geguritan beserta unsur intrinsik yang dikandungnya, memberikan pemahaman mendalam tentang bentuk puisi Jawa klasik ini.

Pengertian Geguritan

Geguritan merupakan jenis puisi tradisional Jawa yang berbentuk tembang. Tembang ini memiliki aturan tertentu dalam hal jumlah baris, suku kata, dan rima.

Secara umum, geguritan terdiri dari empat baris dalam setiap baitnya. Baris pertama dan kedua biasanya memiliki 8-10 suku kata, sedangkan baris ketiga dan keempat memiliki 10-12 suku kata. Pola rima dalam geguritan biasanya adalah a-b-a-b.

Contoh Geguritan Populer, Contoh geguritan beserta unsur intrinsiknya

  • Geguritan Asmarandanakarya R. Ng. Ranggawarsita
  • Geguritan Jaka Tarubkarya R. Ng. Ranggawarsita
  • Geguritan Calon Arangkarya R. Ng. Ranggawarsita

Unsur Intrinsik Geguritan

Geguritan merupakan jenis puisi tradisional Jawa yang memiliki ciri-ciri khas, salah satunya adalah penggunaan unsur-unsur intrinsik tertentu. Unsur-unsur intrinsik tersebut meliputi tema, amanat, rima, irama, dan bahasa.

Tema

Tema dalam geguritan merupakan gagasan utama yang ingin disampaikan oleh penyair. Tema dapat berupa peristiwa, pengalaman, perasaan, atau pemikiran penyair.

Amanat

Amanat adalah pesan atau pelajaran yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Amanat biasanya tersirat dalam keseluruhan geguritan, namun dapat juga disampaikan secara eksplisit.

Rima

Rima dalam geguritan merupakan pengulangan bunyi pada akhir baris atau suku kata. Rima dapat membuat geguritan lebih enak didengar dan diingat.

Irama

Irama dalam geguritan merupakan pengulangan bunyi pada suku kata yang berurutan. Irama dapat memberikan efek musikal pada geguritan.

Bahasa

Bahasa dalam geguritan biasanya menggunakan bahasa Jawa, baik yang halus maupun yang kasar. Penggunaan bahasa yang tepat dapat memperkuat makna dan kesan yang ingin disampaikan penyair.

Struktur Geguritan

Geguritan adalah salah satu bentuk puisi tradisional Jawa yang memiliki struktur khusus. Struktur geguritan terdiri dari tiga bagian utama:

Bagian Pembuka (Saloka)

Bagian pembuka geguritan berisi pengantar atau gambaran umum tentang topik yang akan dibahas. Biasanya terdiri dari beberapa baris yang saling terkait.

Dalam kesusastraan Jawa, geguritan merupakan jenis puisi tradisional yang memiliki unsur intrinsik, seperti tema, rima, dan irama. Untuk memahami sifat statistik dari data, konsep simpangan baku menjadi penting. Sebagai contoh, simpangan baku dari data 4 5 6 7 8 adalah 1,58 . Dengan mengacu pada unsur intrinsik geguritan, rima yang teratur dan irama yang berulang menciptakan struktur yang konsisten, serupa dengan data yang memiliki simpangan baku rendah yang menunjukkan distribusi data yang terpusat di sekitar rata-rata.

Bagian Isi (Prawacana)

Bagian isi geguritan berisi pengembangan topik yang diangkat. Bagian ini dapat terdiri dari beberapa bait atau stanza yang saling terkait. Setiap bait biasanya terdiri dari empat baris dengan rima silang atau datar.

Bagian Penutup (Wangsulan)

Bagian penutup geguritan berisi kesimpulan atau pesan yang ingin disampaikan oleh penyair. Biasanya terdiri dari beberapa baris yang saling terkait.

Dalam geguritan, unsur intrinsik meliputi tema, amanat, irama, dan bahasa. Geguritan kerap menyajikan nilai-nilai luhur, seperti yang digambarkan dalam film “Denias, Senandung di Atas Awan” ( sinopsis film denias senandung diatas awan ). Film ini berkisah tentang perjalanan seorang anak Papua yang berjuang meraih pendidikan di tengah keterbatasan.

Melalui kisah Denias, geguritan menginspirasi kita untuk terus berjuang dan pantang menyerah dalam meraih cita-cita, sejalan dengan unsur amanat yang terkandung dalam geguritan.

Jenis-jenis Geguritan

Geguritan terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan struktur, isi, dan tujuannya. Setiap jenis memiliki ciri khas dan aturan penulisan yang berbeda.

Geguritan Durma

Geguritan Durma merupakan jenis geguritan yang berisi nasihat atau ajaran moral. Geguritan ini biasanya menggunakan bahasa yang halus dan sarat makna.

Dalam memahami unsur intrinsik geguritan, seperti tema, amanat, tokoh, latar, dan alur, pemahaman bahasa yang baik menjadi penting. Untuk menguasai bahasa yang baik, selain melalui pembelajaran formal, kita juga dapat memanfaatkan alat bantu seperti text translate. Dengan mengakses situs-situs seperti what is the purpose of the text translate , kita dapat menerjemahkan teks-teks berbahasa asing ke dalam bahasa Indonesia, sehingga mempermudah kita dalam memahami unsur-unsur intrinsik geguritan yang disajikan dalam bahasa Jawa atau bahasa daerah lainnya.

Contoh Geguritan Durma:

  • “Ajaran Luhur”karya Ronggowarsito
  • “Serat Wulangreh”karya Sunan Bonang

Geguritan Pupuh

Geguritan Pupuh adalah jenis geguritan yang terikat oleh aturan jumlah baris, suku kata, dan rima. Geguritan ini sering digunakan untuk mengisahkan cerita atau legenda.

Contoh Geguritan Pupuh:

  • “Arjuna Wiwaha”karya Mpu Kanwa
  • “Ramayana”karya Walmiki

Geguritan Sekar Alit

Geguritan Sekar Alit merupakan jenis geguritan yang memiliki bentuk yang lebih pendek dan bebas dari aturan rima. Geguritan ini biasanya digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau gagasan.

Contoh Geguritan Sekar Alit:

  • “Lingsir Wengi”karya Sunan Kalijaga
  • “Yen Ing Tawang Ana Lintang”karya Gesang

Geguritan Maskumambang

Geguritan Maskumambang adalah jenis geguritan yang berirama cepat dan ceria. Geguritan ini biasanya digunakan untuk mengiringi tari-tarian tradisional.

Contoh Geguritan Maskumambang:

  • “Jula-Juli”karya Sunan Giri
  • “Kembang Gadung”karya Ronggowarsito

Fungsi Geguritan

Contoh geguritan beserta unsur intrinsiknya

Geguritan, sebagai bentuk puisi tradisional Jawa, memiliki fungsi penting dalam masyarakat. Geguritan digunakan untuk menyampaikan pesan, menghibur, dan mengajarkan nilai-nilai budaya.

Geguritan berfungsi sebagai sarana komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan penting atau cerita. Irama dan bahasa puitisnya memudahkan pesan untuk diingat dan dipahami oleh pendengar atau pembaca.

Fungsi Geguritan dalam Penyampaian Pesan

  • Menyampaikan pesan moral atau ajaran luhur
  • Mengkritik kondisi sosial atau pemerintahan
  • Menyampaikan peristiwa sejarah atau kisah heroik
  • Memberikan hiburan dan kesenangan

Fungsi Geguritan dalam Pengajaran Nilai Budaya

Geguritan juga memainkan peran penting dalam mengajarkan nilai-nilai budaya Jawa. Cerita dan ajaran yang terkandung dalam geguritan membantu menanamkan nilai-nilai seperti hormat, kesabaran, dan kerja keras pada masyarakat.

  • Mengajarkan tentang adat istiadat dan tradisi Jawa
  • Menanamkan nilai-nilai luhur, seperti kejujuran, keberanian, dan kebajikan
  • Menjaga kelestarian bahasa dan budaya Jawa

Simpulan Akhir

Contoh geguritan beserta unsur intrinsiknya

Dengan memahami unsur-unsur intrinsik geguritan, pembaca dapat mengapresiasi keindahan dan makna yang tersembunyi di balik setiap baris tembang. Geguritan tidak hanya menjadi warisan budaya yang berharga tetapi juga sumber inspirasi dan refleksi bagi masyarakat Jawa hingga saat ini.

Sudut Pertanyaan Umum (FAQ): Contoh Geguritan Beserta Unsur Intrinsiknya

Apa ciri khas geguritan?

Geguritan memiliki ciri khas berupa penggunaan tembang macapat, yaitu pola irama dan rima tertentu, serta adanya unsur-unsur intrinsik seperti tema, amanat, dan simbolisme.

Apa fungsi geguritan dalam masyarakat Jawa?

Geguritan berfungsi sebagai media hiburan, penyampaian pesan moral, dan pengajaran nilai-nilai budaya.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait