Al Baqarah 83 Arti Perkata

Made Santika March 7, 2024

Dalam kitab suci Al-Qur’an, Surat al-Baqarah ayat 83 memegang peran penting dalam mengajarkan akhlak dan ketakwaan. Ayat ini mengandung pesan mendalam yang berkaitan dengan perilaku, ucapan, dan konsekuensi yang menyertainya.

Ayat ini dimulai dengan kata “fa-innahu” yang menjadi fokus pembahasan dalam makalah ini. Selain itu, penggunaan kata “inni” dan frasa “wa lakin yu’akhibakum” juga menjadi poin penting untuk dikaji dalam memahami makna dan tafsir ayat ini.

Arti Perkata al-Baqarah 83

Ayat 83 surah al-Baqarah membahas tentang penepatan janji yang dibuat oleh Bani Israil kepada Allah SWT. Ayat ini menggunakan beberapa perkata yang memiliki makna khusus, antara lain:

Perkata “fa-innahu”

  • Perkata “fa-innahu” terdiri dari dua kata, yaitu “fa” dan “innahu”. “Fa” adalah huruf penghubung yang berfungsi untuk menyambungkan dua kalimat atau bagian kalimat.
  • “Innahu” adalah kata ganti orang ketiga tunggal yang berarti “sesungguhnya dia”. Kata ini digunakan untuk menegaskan suatu hal atau memberikan informasi yang penting.
  • Dalam ayat ini, “fa-innahu” digunakan untuk menegaskan bahwa Allah SWT akan mengazab orang-orang yang melanggar janji mereka.

Perkata “inni”

  • Perkata “inni” adalah kata ganti orang pertama tunggal yang berarti “saya”. Kata ini digunakan untuk menyatakan pendapat atau perasaan seseorang.
  • Dalam ayat ini, “inni” digunakan oleh Allah SWT untuk menyatakan bahwa Dia telah mengambil perjanjian dari Bani Israil.

Frasa “wa lakin yu’akhibakum”

  • Frasa “wa lakin yu’akhibakum” terdiri dari tiga kata, yaitu “wa”, “lakin”, dan “yu’akhibakum”. “Wa” adalah huruf penghubung yang berfungsi untuk menyambungkan dua kata atau bagian kalimat.
  • “Lakin” adalah kata penghubung yang berfungsi untuk menunjukkan perbandingan atau pertentangan.
  • “Yu’akhibakum” adalah kata kerja yang berarti “mengazab kalian”. Kata ini digunakan dalam bentuk lampau.
  • Dalam ayat ini, frasa “wa lakin yu’akhibakum” digunakan untuk menyatakan bahwa Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa Bani Israil jika mereka tidak melanggar janji mereka. Namun, jika mereka melanggar janji mereka, Allah SWT akan mengazab mereka.

Tafsir Ayat al-Baqarah 83

Ayat 83 surah al-Baqarah merupakan salah satu ayat yang penting dalam Al-Qur’an. Ayat ini membahas tentang kewajiban manusia untuk beriman kepada seluruh kitab suci dan rasul yang diutus oleh Allah SWT.

Tafsir Ibnu Katsir

Menurut Ibnu Katsir, ayat ini menekankan bahwa beriman kepada sebagian kitab dan rasul Allah SWT tidak cukup. Seseorang harus beriman kepada seluruh kitab dan rasul tanpa membedakannya. Ibnu Katsir juga menjelaskan bahwa ayat ini menunjukkan kesatuan risalah para nabi dan kesamaan ajaran mereka.

Tafsir al-Qurtubi

Al-Qurtubi menafsirkan ayat ini dengan menyatakan bahwa beriman kepada sebagian kitab dan rasul Allah SWT merupakan tanda kekafiran. Al-Qurtubi berpendapat bahwa iman yang benar harus mencakup seluruh ajaran dan kitab yang diturunkan oleh Allah SWT.

Pandangan Ulama Lain

Ulama lain seperti Imam al-Ghazali dan Imam al-Razi juga memberikan tafsir yang serupa. Mereka menegaskan bahwa beriman kepada seluruh kitab dan rasul Allah SWT adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Ketidakpercayaan terhadap salah satu dari mereka berarti kekafiran.

Hikmah Ayat al-Baqarah 83

al baqarah 83 arti perkata

Ayat al-Baqarah 83 mengandung hikmah mendalam yang mengarahkan manusia menuju jalan kebenaran dan kebahagiaan. Ayat ini menekankan pentingnya beriman kepada Allah SWT dan bertakwa dalam segala tindakan, serta menghindari perkataan yang menyakitkan.

Beriman dan Bertakwa

Beriman kepada Allah SWT dan bertakwa merupakan landasan utama kehidupan yang bermakna. Dengan beriman, seseorang yakin akan adanya Allah SWT dan percaya pada ajaran-ajaran-Nya. Takwa, di sisi lain, adalah sikap takut kepada Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.Manfaat beriman dan bertakwa sangatlah besar.

Pertama, dapat memberikan ketenangan hati dan kedamaian batin. Kedua, menjadi pelindung dari segala godaan dan kejahatan. Ketiga, membawa keberkahan dan kebahagiaan dalam hidup.

Menghindari Perkataan yang Menyakitkan

Ayat al-Baqarah 83 juga melarang manusia mengucapkan perkataan yang menyakitkan. Perkataan tersebut dapat berupa kata-kata kasar, hinaan, atau gosip.Melanggar larangan ini memiliki konsekuensi serius. Pertama, dapat merusak hubungan antar sesama manusia. Kedua, dapat menimbulkan perpecahan dan konflik dalam masyarakat.

Ketiga, dapat merugikan diri sendiri karena ucapan yang buruk akan dicatat sebagai amal jelek.

Penerapan Ayat al-Baqarah 83 dalam Kehidupan

Ayat al-Baqarah 83 menggarisbawahi pentingnya menegakkan keadilan dan menghindari diskriminasi. Ayat ini memberikan panduan bagi umat Islam dalam berinteraksi dengan orang lain, terlepas dari latar belakang atau keyakinan mereka.

Contoh Penerapan Ayat 83

  • Bersikap adil dan tidak memihak dalam pengambilan keputusan.
  • Memberikan hak yang sama kepada semua orang, tanpa memandang ras, agama, atau gender.
  • Membela mereka yang tertindas dan melawan ketidakadilan.
  • Menghormati hak dan keyakinan orang lain, meskipun berbeda dengan kita.

Panduan dalam Berinteraksi dengan Orang Lain

Ayat al-Baqarah 83 mengajarkan kita untuk berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang adil dan hormat. Kita harus menghindari stereotip dan prasangka, dan memperlakukan orang lain dengan kebaikan dan pengertian.

Tabel Penerapan Ayat 83 dalam Berbagai Situasi

Situasi Penerapan Ayat 83
Menghadapi konflik antar kelompok Bersikap adil dan tidak memihak, mencari solusi yang menguntungkan semua pihak.
Berinteraksi dengan orang yang berbeda keyakinan Menghormati hak dan keyakinan mereka, terlibat dalam dialog yang saling menghormati.
Membela hak-hak minoritas Berbicara menentang ketidakadilan dan diskriminasi, mendukung hak-hak semua orang.

Studi Kasus Ayat al-Baqarah 83

Ayat al-Baqarah 83 mengamanatkan sikap berhati-hati dalam memberikan kesaksian. Studi kasus ini meneliti penerapan ayat ini dalam kehidupan nyata, mengilustrasikan konteks, tantangan, dan dampaknya.

Konteks dan Tantangan

  • Dalam kasus perselisihan hukum, individu mungkin merasa tertekan untuk memberikan kesaksian palsu atau tidak akurat.
  • Ketakutan akan pembalasan, pengaruh sosial, atau bias pribadi dapat memengaruhi kredibilitas kesaksian.
  • Menentukan kebenaran dalam situasi yang kompleks dan kontradiktif dapat menjadi sulit.

Dampak Penerapan

Penerapan ayat ini memiliki dampak positif pada individu dan masyarakat:

  • Kejujuran dan Integritas: Mendorong individu untuk memprioritaskan kejujuran dan integritas dalam memberikan kesaksian.
  • Keadilan: Membantu menegakkan keadilan dengan memastikan bahwa keputusan didasarkan pada bukti yang dapat diandalkan.
  • Kepercayaan Masyarakat: Membangun kepercayaan dalam sistem peradilan dan masyarakat secara keseluruhan.

Refleksi

Studi kasus ini menunjukkan bahwa ayat al-Baqarah 83 memberikan panduan penting untuk memberikan kesaksian yang akurat dan dapat diandalkan. Penerapannya dalam kehidupan nyata mengarah pada masyarakat yang lebih adil, jujur, dan tepercaya.

Pemungkas

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ayat al-Baqarah 83 menekankan pentingnya beriman, bertakwa, dan menjaga ucapan agar tidak menyakiti orang lain. Pelanggaran terhadap larangan yang termaktub dalam ayat ini akan membawa konsekuensi yang berat, baik di dunia maupun di akhirat.

Dengan menerapkan ajaran dalam ayat ini, kita dapat membina hubungan baik dengan sesama, menciptakan lingkungan yang harmonis, dan meraih ridha Allah SWT.

Jawaban untuk Pertanyaan Umum

Apa arti perkata “fa-innahu” dalam ayat al-Baqarah 83?

Fa-innahu berarti “maka sesungguhnya”.

Mengapa kata “inni” digunakan dalam ayat tersebut?

Kata “inni” digunakan untuk menegaskan bahwa larangan dalam ayat tersebut berasal langsung dari Allah SWT.

Apa makna dari frasa “wa lakin yu’akhibakum”?

Wa lakin yu’akhibakum berarti “tetapi Allah akan menghukum kamu”.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait