Tiris Bahasa Sunda Artinya

Made Santika March 8, 2024

Dalam bahasa Sunda, terdapat kata unik bernama “tiris” yang memiliki makna dan peran yang beragam. Kata ini tidak hanya mencerminkan kekayaan bahasa Sunda, tetapi juga memberikan wawasan tentang nilai-nilai dan tradisi masyarakat Sunda.

Dalam pembahasan ini, kita akan menelusuri makna “tiris” dalam bahasa Sunda, mengidentifikasi sinonim dan antonimnya, serta meneliti peribahasa dan ungkapan yang menggunakan kata ini. Selain itu, kita akan mengeksplorasi penggunaan “tiris” dalam konteks yang berbeda dan peran pentingnya dalam budaya Sunda.

Arti “Tiris” dalam Bahasa Sunda

Kata “tiris” dalam bahasa Sunda memiliki arti “kering”. Kata ini sering digunakan untuk menggambarkan keadaan suatu benda yang tidak lagi basah atau lembap.

Contoh Penggunaan

Berikut adalah contoh penggunaan kata “tiris” dalam kalimat bahasa Sunda:

  • Bajuna geus tiris, bisa dipaké deui. (Baju sudah kering, bisa dipakai lagi.)
  • Handukna geus tiris, bisa dipaké ngahapusan. (Handuk sudah kering, bisa dipakai untuk mengeringkan.)

Sinonim dan Antonim “Tiris”

sunda artinya kumpulan lirik

Kata “tiris” dalam bahasa Sunda memiliki beberapa sinonim dan antonim. Sinonim adalah kata yang memiliki makna yang sama atau mirip, sedangkan antonim adalah kata yang memiliki makna yang berlawanan.

Sinonim

  • Garing: Keadaan tidak basah atau lembap.
  • Asat: Keadaan kering atau tidak mengandung air.
  • Reugreug: Keadaan kering atau tidak basah.

Antonim

  • Becek: Keadaan basah atau berlumpur.
  • Basah: Keadaan tersiram atau terendam air.
  • Lembab: Keadaan tidak kering atau sedikit basah.

Peribahasa dan Ungkapan Berkaitan dengan “Tiris”

tiris bahasa sunda artinya

Dalam bahasa Sunda, terdapat sejumlah peribahasa dan ungkapan yang menggunakan kata “tiris”. Ungkapan-ungkapan ini umumnya digunakan untuk menggambarkan situasi atau keadaan tertentu, dan memiliki makna yang lebih luas dari arti kata “tiris” secara harfiah.

Ungkapan Berkaitan dengan “Tiris”

  • Tiris cinggir jeung kulit: Sangat miskin, tidak memiliki apa-apa.
  • Tiris katingalina: Terlihat jelas, tidak ada yang disembunyikan.
  • Tiris manah: Ikhlas, tidak menyimpan dendam.
  • Tiris mata: Sedih, berurai air mata.
  • Tiris sakecap: Berkata dengan jujur dan terus terang.

Peribahasa Berkaitan dengan “Tiris”

  • Ulah kasieun ka cai, ulah kasieun ka leutak: Jangan takut pada air, jangan takut pada lumpur. Artinya: Jangan takut menghadapi tantangan atau kesulitan.
  • Tiris saeutik teu meunang dipiceun: Sedikit pun tidak boleh dibuang. Artinya: Barang yang sedikit pun harus dihargai.
  • Tiris pisan sakecap: Berkata jujur dan terus terang adalah yang terbaik. Artinya: Kejujuran adalah hal yang penting.

Contoh Penggunaan “Tiris” dalam Konteks Berbeda

tiris bahasa sunda artinya terbaru

Kata “tiris” dapat digunakan dalam berbagai konteks, mulai dari formal hingga informal, sastra hingga sehari-hari. Berikut adalah beberapa contoh penggunaannya:

Konteks Formal

  • Pengumuman resmi: “Air bersih yang tiris dari kran telah diperiksa dan dinyatakan aman untuk dikonsumsi.”
  • Dokumen hukum: “Pihak pertama wajib memastikan bahwa air yang dialihkan tidak tiris ke properti pihak kedua.”

Konteks Informal

  • Percakapan sehari-hari: “Baju yang baru kucuci masih tiris, jadi aku gantung dulu di jemuran.”
  • Obrolan santai: “Hujan deras tadi bikin jalanan tiris banget, jadi hati-hati kalau berkendara.”

Konteks Sastra

Dalam karya sastra, “tiris” dapat digunakan untuk menciptakan efek dramatis atau puitis:

“Air mata tiris dari pipinya, membasahi kerah bajunya yang kusut.”

Konteks Sehari-hari

  • Instruksi penggunaan: “Sebelum digunakan, pastikan peralatan telah tiris dan kering.”
  • Deskripsi produk: “Kain pel ini sangat menyerap sehingga dapat mengeringkan lantai dengan cepat dan tiris.”

Peran “Tiris” dalam Budaya Sunda

Kata “tiris” dalam budaya Sunda memiliki makna yang dalam dan mencerminkan nilai-nilai serta tradisi masyarakat Sunda. Kata ini merujuk pada kondisi yang bersih, rapi, dan tertata, baik secara fisik maupun mental.

Nilai Estetika

Tiris mencerminkan nilai estetika masyarakat Sunda yang menjunjung tinggi keindahan dan harmoni. Rumah-rumah tradisional Sunda dibangun dengan memperhatikan prinsip tiris, dengan ruang yang tertata rapi dan dekorasi yang sederhana namun elegan.

Kebersihan dan Kesehatan

Tiris juga terkait erat dengan kebersihan dan kesehatan. Masyarakat Sunda percaya bahwa lingkungan yang bersih dan tertata dapat mencegah penyakit dan menjaga kesehatan. Tradisi “ngawuruk” (membersihkan rumah secara menyeluruh) merupakan praktik yang dilakukan secara rutin untuk menjaga kebersihan dan tiris rumah.

Disiplin dan Tata Krama

Tiris juga mencerminkan nilai disiplin dan tata krama. Masyarakat Sunda diajarkan untuk menjaga kerapian dan ketertiban dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam berpakaian, bertutur kata, maupun berperilaku.

Keseimbangan Hidup

Prinsip tiris tidak hanya diterapkan pada aspek fisik, tetapi juga pada aspek mental dan spiritual. Masyarakat Sunda percaya bahwa keseimbangan hidup dapat dicapai dengan menjaga pikiran yang bersih dan hati yang tenang.

Pemungkas

Kata “tiris” dalam bahasa Sunda merupakan cerminan dari kekayaan budaya dan bahasa masyarakat Sunda. Maknanya yang beragam dan penggunaannya dalam berbagai konteks menunjukkan peran pentingnya dalam komunikasi, ekspresi budaya, dan pelestarian tradisi Sunda.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Apa perbedaan antara “tiris” dan “bebas”?

“Tiris” lebih menekankan pada keadaan yang tidak terikat atau tidak terhalang, sedangkan “bebas” merujuk pada kemerdekaan atau kebebasan dari kendala atau aturan.

Bagaimana cara menggunakan “tiris” dalam kalimat sehari-hari?

Contoh kalimat: “Jalan na tiris tina hambatan” (Jalannya bebas dari hambatan).

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait