Idu Didilat Maneh Tegese

Made Santika March 6, 2024

Dalam perbendaharaan bahasa Indonesia, terdapat frasa unik yang sarat makna konotatif, yakni “idu didilat maneh”. Ungkapan ini tidak hanya sekadar kata-kata, melainkan sebuah refleksi budaya dan sosial masyarakat Indonesia.

Frasa “idu didilat maneh” secara harfiah berarti “hidung dilebarkan lagi”, namun dalam konteks penggunaannya, ungkapan ini memiliki makna yang lebih luas. Frasa ini sering digunakan untuk mengungkapkan ketidakpercayaan, kekecewaan, atau bahkan sindiran terhadap suatu tindakan atau perkataan seseorang.

Arti dan Penggunaan “Idu Didilat Maneh”

Dalam bahasa Indonesia, “idu didilat maneh” adalah frasa yang secara harfiah berarti “hidung melebar lagi”. Frasa ini digunakan secara metaforis untuk menggambarkan situasi di mana seseorang menjadi sangat marah atau kesal sehingga hidungnya tampak melebar.

Frasa ini biasanya digunakan dalam konteks informal, seperti percakapan sehari-hari atau tulisan media sosial. Contoh penggunaan “idu didilat maneh” dalam kalimat:

“Saya tidak percaya dia melakukan itu. Idu saya didilat maneh saking marahnya.”

Frasa ini juga dapat digunakan dalam konteks yang lebih formal, seperti dalam karya sastra atau jurnalisme, untuk menggambarkan kemarahan atau kejengkelan yang ekstrem.

Asal-Usul dan Etimologi

idu didilat maneh tegese

Frasa “idu didilat maneh” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “mata yang terbuka kembali”.

Etimologi Kata “Idu”

Kata “idu” dalam bahasa Jawa berarti “mata”. Kata ini berasal dari kata Proto-Austronesia -mata, yang juga merupakan asal kata “mata” dalam bahasa Indonesia dan “mata” dalam bahasa Melayu.

Etimologi Kata “Didilat”

Kata “didilat” dalam bahasa Jawa berarti “terbuka”. Kata ini berasal dari kata Proto-Austronesia -dilat, yang juga merupakan asal kata “dilat” dalam bahasa Indonesia dan “dilat” dalam bahasa Melayu.

Sejarah dan Evolusi Penggunaan Frasa

Frasa “idu didilat maneh” telah digunakan dalam bahasa Jawa selama berabad-abad. Frasa ini awalnya digunakan untuk menggambarkan kondisi seseorang yang telah mengalami kebutaan dan kemudian penglihatannya pulih kembali.

Seiring waktu, frasa ini mulai digunakan dalam arti yang lebih luas, yaitu untuk menggambarkan seseorang yang telah mengalami perubahan besar dalam hidup, seperti perubahan pandangan atau kesadaran baru.

Makna Konotatif dan Nuansa

Frasa “idu didilat maneh” memiliki makna konotatif yang kaya, menyampaikan berbagai nuansa dan nada tergantung pada konteks penggunaannya.

Makna Konotatif

Secara konotatif, frasa ini menyiratkan tindakan mengulangi sesuatu yang telah dilakukan sebelumnya, biasanya dengan cara yang lebih ekstensif atau intens. Hal ini dapat menunjukkan upaya yang lebih besar, peningkatan kualitas, atau perubahan arah.

Nuansa dan Nada

  • Penegasan: Frasa ini dapat digunakan untuk menekankan pentingnya mengulangi suatu tindakan, menunjukkan bahwa itu sangat penting atau perlu.
  • Peningkatan: “Idu didilat maneh” juga dapat menunjukkan peningkatan kualitas atau intensitas tindakan yang diulang, menyiratkan bahwa upaya yang lebih besar akan dilakukan.
  • Perubahan Arah: Dalam beberapa kasus, frasa ini dapat menunjukkan perubahan arah atau pendekatan, menunjukkan bahwa tindakan sebelumnya tidak lagi efektif atau perlu diulang dengan cara yang berbeda.

Contoh Penggunaan

Berikut adalah beberapa contoh penggunaan frasa “idu didilat maneh” dalam berbagai konteks:

  • “Kami perlu idu didilat maneh strategi pemasaran kami agar dapat menjangkau audiens yang lebih luas.”
  • “Pemerintah akan idu didilat maneh program bantuan sosial untuk memastikan bahwa semua warga negara yang membutuhkan mendapatkan dukungan yang layak.”
  • “Para ilmuwan idu didilat maneh penelitian mereka untuk menemukan obat baru untuk penyakit langka ini.”

Ekspresi yang Mirip

Dalam bahasa Indonesia, terdapat beberapa ekspresi yang memiliki arti serupa dengan “idu didilat maneh”. Berikut adalah tabel yang mencantumkan ekspresi-ekspresi tersebut beserta arti, contoh penggunaan, dan konteksnya:

Ekspresi Arti Contoh Penggunaan Konteks
Idu didilat maneh Mengulangi atau melakukan sesuatu kembali “Saya sudah membaca buku ini, tapi saya ingin idu didilat maneh.” Belajar
Ngulang lagi Melakukan sesuatu kembali “Jangan ngulang lagi kesalahan yang sama.” Peringatan
Mengulang kembali Melakukan sesuatu kembali “Saya akan mengulang kembali materi ini besok.” Belajar
Revisi Melakukan perubahan atau perbaikan “Saya akan merevisi makalah ini sebelum diserahkan.” Penelitian
Ulangan Pengujian atau penilaian yang dilakukan untuk mengukur pemahaman “Saya akan mengikuti ulangan matematika minggu depan.” Pendidikan

Perbedaan antara ekspresi-ekspresi ini terletak pada konteks dan tingkat formalitasnya. “Idu didilat maneh” adalah ekspresi yang lebih informal dan sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Sementara itu, “ngulang lagi” dan “mengulang kembali” adalah ekspresi yang lebih formal dan dapat digunakan dalam konteks yang lebih resmi.

“Revisi” dan “ulangan” adalah istilah yang lebih spesifik dan digunakan dalam konteks pendidikan atau penelitian.

Penggunaan dalam Sastra dan Budaya Populer

Frasa “idu didilat maneh” telah menjadi bagian dari khazanah budaya Indonesia, hadir dalam berbagai karya sastra, lagu, dan film. Penggunaan frasa ini mencerminkan pesan dan tema yang beragam, serta memiliki dampak budaya yang signifikan.

Dalam Sastra

Dalam sastra Indonesia, frasa “idu didilat maneh” sering digunakan untuk menggambarkan perubahan mendasar atau kesadaran baru. Misalnya, dalam novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata, tokoh Ikal menggunakan frasa ini untuk mengekspresikan keheranannya atas kemampuan teman-temannya yang berasal dari latar belakang miskin untuk mencapai kesuksesan.

Dalam Lagu

Di dunia musik Indonesia, frasa “idu didilat maneh” juga banyak digunakan dalam lirik lagu. Salah satu contoh yang terkenal adalah lagu “Idu Didilat Maneh” yang dibawakan oleh penyanyi dangdut Iyeth Bustami. Lagu ini menceritakan tentang seseorang yang mengalami perubahan hidup setelah ditinggalkan oleh orang yang dicintainya.

Dalam Film

Dalam film Indonesia, frasa “idu didilat maneh” juga sering digunakan sebagai judul atau bagian dari dialog. Misalnya, dalam film “Idu Didilat Maneh” yang dirilis pada tahun 2011, frasa ini digunakan untuk menggambarkan perubahan hidup yang dialami oleh tokoh utama setelah ia dibebaskan dari penjara.

Dampak Budaya

Penggunaan frasa “idu didilat maneh” dalam sastra, lagu, dan film telah memberikan dampak budaya yang signifikan. Frasa ini telah menjadi bagian dari perbendaharaan kata Indonesia dan sering digunakan untuk mengungkapkan perasaan terkejut, kesadaran baru, atau perubahan hidup. Selain itu, frasa ini juga telah menginspirasi berbagai karya seni, seperti lukisan dan instalasi, yang mengeksplorasi tema-tema perubahan dan pembaruan.

Penggunaan dalam Bahasa Sehari-hari

idu didilat maneh tegese

Frasa “idu didilat maneh” banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk mengekspresikan berbagai makna.

Penggunaan umum frasa ini meliputi:

  • Menunjukkan ketidakpercayaan atau keheranan
  • Menyampaikan informasi yang dianggap penting atau mengejutkan
  • Menekankan atau memperkuat pernyataan sebelumnya
  • Menunjukkan ejekan atau sarkasme

Contoh Dialog

Berikut contoh dialog yang menunjukkan penggunaan frasa “idu didilat maneh” dalam konteks informal:

Orang 1: Wah, dengar-dengar kamu diterima di universitas ternama itu. Orang 2: Idu didilat maneh! Senangnya, udah lama banget aku impikan.

Dalam dialog ini, frasa “idu didilat maneh” digunakan untuk mengekspresikan kegembiraan dan penekanan.

Fungsi Sosial dan Pragmatis

Frasa “idu didilat maneh” memiliki fungsi sosial dan pragmatis yang beragam, antara lain:

  • Membangun hubungan interpersonal dengan menciptakan suasana akrab dan santai.
  • Menunjukkan dukungan atau empati terhadap lawan bicara.
  • Menarik perhatian atau menekankan poin penting dalam percakapan.
  • Menghindari konfrontasi atau konflik dengan menggunakan nada humor atau sarkasme.

Variasi Regional dan Dialek

Frasa “idu didilat maneh” memiliki variasi regional dan dialek yang cukup beragam di Indonesia. Variasi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti latar belakang etnis, budaya, dan geografis.

Contoh Penggunaan di Berbagai Daerah

  • Jawa: “idi dilawehake maneh”
  • Sumatera Barat: “idu dipanjangkan lai”
  • Kalimantan Selatan: “idu ditambelihakan lagi”
  • Sulawesi Selatan: “idu ditambahi lagi”
  • Bali: “idu kauningin malih”

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Variasi

Beberapa faktor yang mempengaruhi variasi regional dan dialek frasa “idu didilat maneh” antara lain:

  • Latar Belakang Etnis: Kelompok etnis yang berbeda mungkin memiliki cara pengucapan dan istilah yang unik.
  • Budaya Lokal: Budaya setempat dapat mempengaruhi makna dan penggunaan frasa tertentu.
  • Geografis: Jarak geografis dapat menyebabkan isolasi dan perkembangan variasi bahasa yang berbeda.
  • Kontak Bahasa: Kontak dengan bahasa lain dapat mempengaruhi kosakata dan struktur bahasa.

Kesimpulan Akhir

Sebagai sebuah ungkapan sarkas, “idu didilat maneh” telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perbendaharaan bahasa Indonesia. Frasa ini tidak hanya menggambarkan kekayaan bahasa Indonesia, tetapi juga mencerminkan sifat kritis dan humor masyarakat Indonesia dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apa itu “idu didilat maneh”?

Ungkapan dalam bahasa Indonesia yang berarti “hidung dilebarkan lagi”, digunakan untuk mengungkapkan ketidakpercayaan atau sindiran.

Dalam situasi apa frasa ini digunakan?

Ketika seseorang melakukan atau mengatakan sesuatu yang tidak dipercaya, mengecewakan, atau dianggap tidak masuk akal.

Apa perbedaan antara “idu didilat maneh” dan “nggak percaya”?

“Idu didilat maneh” mengandung unsur sarkasme dan sindiran, sedangkan “nggak percaya” hanya menyatakan ketidakpercayaan.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait