Kisah Para Rasul 7 54 60

Made Santika March 6, 2024

Kisah Para Rasul 7:54-60 mencatat peristiwa penting dalam sejarah Kristen awal, yaitu penganiayaan dan kematian Stefanus, salah satu diaken pertama yang ditahbiskan. Peristiwa ini memberikan wawasan mendalam tentang konteks historis dan teologis penganiayaan terhadap umat Kristen dan menjadi kesaksian tentang iman, pengampunan, dan dampaknya yang berkelanjutan.

Konteksnya berlatar belakang konflik yang meningkat antara komunitas Kristen awal dan otoritas Yahudi di Yerusalem. Stefanus memainkan peran penting sebagai penginjil yang bersemangat, memicu tuduhan penistaan terhadap Bait Suci dan hukum Musa.

Latar Belakang Peristiwa Kisah Para Rasul 7

Peristiwa yang dicatat dalam Kisah Para Rasul 7:54-60 terjadi dalam konteks sejarah dan agama yang kompleks.

Pada masa itu, Yerusalem adalah pusat agama dan politik bagi orang Yahudi. Kuil, yang merupakan tempat suci paling penting dalam Yudaisme, telah menjadi pusat kehidupan keagamaan. Namun, ketegangan telah meningkat antara otoritas Yahudi dan pengikut Yesus, yang dipandang sebagai ancaman terhadap tradisi Yahudi.

Peran Stefanus dalam Komunitas Kristen Awal

Stefanus adalah salah satu dari tujuh diaken pertama yang ditahbiskan oleh para rasul. Ia dikenal karena imannya yang kuat dan kemampuannya dalam berkhotbah. Stefanus menjadi tokoh terkemuka dalam komunitas Kristen awal di Yerusalem, dan khotbahnya yang penuh kuasa menarik banyak pengikut.

Penganiayaan Stefanus

Stefanus, salah satu dari tujuh diaken pertama yang dipilih oleh para rasul, menjadi sasaran penganiayaan yang parah karena khotbahnya yang mengkritik para pemimpin Yahudi. Penganiayaan ini menandai titik balik dalam sejarah Gereja Kristen awal.

Penangkapan dan Penganiayaan

Stefanus ditangkap dan dibawa ke hadapan Mahkamah Agama Yahudi, di mana ia dituduh menghujat Bait Allah dan hukum Musa. Para saksi palsu dihadirkan untuk memberikan kesaksian palsu terhadapnya.

Tuduhan yang Dilontarkan

  • Menghujat Bait Allah
  • Mengubah tradisi yang diwariskan dari Musa
  • Mengatakan bahwa Yesus dari Nazaret akan menghancurkan Bait Allah dan mengubah adat istiadat yang diturunkan dari Musa

Peran Saksi Palsu

Saksi palsu memainkan peran penting dalam persidangan Stefanus. Mereka memberikan kesaksian yang salah untuk mendukung tuduhan yang dilontarkan terhadapnya. Saksi-saksi ini berbohong tentang apa yang dikatakan Stefanus, sehingga memicu kemarahan para anggota Mahkamah Agama Yahudi.

Pembelaan Stefanus

kisah para rasul 7 54 60

Stefanus, salah satu dari tujuh diaken pertama, dituduh menghujat dan diajukan ke hadapan Mahkamah Agama. Pembelaannya yang luar biasa menguraikan sejarah bangsa Israel dan mengutip Perjanjian Lama untuk mendukung argumennya.

Poin-poin Utama Pembelaan Stefanus

  • Abraham dipanggil oleh Tuhan dan diperintahkan untuk meninggalkan tanah airnya (Kejadian 12:1-3).
  • Bangsa Israel diperbudak di Mesir selama 400 tahun (Keluaran 12:40).
  • Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir (Keluaran 14:15).
  • Bangsa Israel menerima Hukum Taurat di Gunung Sinai (Keluaran 20:1-17).
  • Raja Salomo membangun Bait Suci di Yerusalem (1 Raja-raja 6:1).

Kutipan Perjanjian Lama

Stefanus mengutip banyak bagian dari Perjanjian Lama untuk mendukung argumennya. Misalnya:

  • “Karena itu, aku akan menghukum engkau dengan berat dan akan memperlakukanmu dengan cemooh.” (Amos 3:2)
  • “Dan sekarang, tinggalkan negeri ini dan pergilah ke negeri yang akan kutunjukkan kepadamu.” (Kejadian 12:1)
  • “Mereka akan menjadi orang-orang-Ku, dan Aku akan menjadi Allah mereka.” (Yeremia 31:33)

Dampak Pembelaan Stefanus

Pembelaan Stefanus membuat para hadirin terkesan. Beberapa orang percaya argumennya, sementara yang lain menjadi marah. Pada akhirnya, Stefanus dirajam sampai mati karena keyakinannya (Kisah Para Rasul 7:54-60).

Reaksi terhadap Pembelaan Stefanus

yesus rasul pewartaan mewartakan murid sermone mengutus tuhan montagna untuk matius mengajar kisah beatitudini galilea kristus kepenuhan kebenaran maret renungan

Pembelaan Stefanus yang berapi-api menimbulkan reaksi beragam di antara hadirin. Reaksi-reaksi ini mencerminkan ketegangan agama dan sosial yang ada di Yerusalem pada saat itu.

Peran Sanhedrin

Sanhedrin, pengadilan tinggi Yahudi, memainkan peran penting dalam penghukuman Stefanus. Sanhedrin dipimpin oleh Imam Besar, dan anggotanya termasuk para imam, tua-tua, dan ahli Taurat. Mereka memiliki kewenangan untuk mengadili kasus-kasus yang berkaitan dengan hukum Yahudi, termasuk penghujatan.

Konsekuensi Kematian Stefanus

Kematian Stefanus memiliki konsekuensi yang signifikan bagi komunitas Kristen. Hal ini menyebabkan penganiayaan besar-besaran terhadap orang-orang Kristen di Yerusalem, yang memaksa banyak dari mereka untuk melarikan diri ke daerah-daerah lain. Penganiayaan ini juga menghambat pertumbuhan Kekristenan di Yerusalem.

Refleksi Teologis

Peristiwa dalam Kisah Para Rasul 7:54-60 memiliki signifikansi teologis yang mendalam, memberikan pemahaman tentang sifat penganiayaan, kesyahidan, dan pengampunan dalam iman Kristen.

Tema Penganiayaan

  • Peristiwa ini mengilustrasikan penganiayaan yang dialami oleh para pengikut Kristus sejak awal.
  • Penganiayaan tersebut berasal dari ketidakpercayaan dan penolakan terhadap ajaran Kristen oleh otoritas keagamaan dan politik.

Tema Kesyahidan

  • Stefanus menjadi martir pertama bagi iman Kristen, memberikan kesaksian yang berani tentang Kristus bahkan saat menghadapi kematian.
  • Kematiannya menjadi simbol kesediaan para pengikut Kristus untuk menderita demi keyakinan mereka.

Tema Pengampunan

  • Saat Stefanus dibunuh, ia berdoa bagi para penganiayanya, memohon pengampunan bagi mereka.
  • Tindakan pengampunan ini menunjukkan bahwa pengikut Kristus dipanggil untuk menanggapi kejahatan dengan kasih dan belas kasihan.

Relevansi bagi Iman Kristen Saat Ini

Peristiwa dalam Kisah Para Rasul 7:54-60 tetap relevan bagi iman Kristen saat ini:

  • Mereka mengingatkan kita tentang pentingnya kesaksian yang berani bahkan dalam menghadapi penganiayaan.
  • Mereka menginspirasi kita untuk mengikuti teladan pengampunan Stefanus, menanggapi kejahatan dengan kasih.
  • Mereka menekankan pentingnya persatuan dan dukungan di antara orang-orang percaya dalam menghadapi tantangan.

Ringkasan Akhir

kisah para rasul 7 54 60

Kematian Stefanus menjadi titik balik bagi komunitas Kristen. Penganiayaan yang dihadapinya menguji iman mereka, tetapi juga menunjukkan kekuatan kesaksian dan pengampunan. Peristiwa ini menegaskan pentingnya tetap setia pada keyakinan seseorang, bahkan dalam menghadapi penentangan dan bahaya.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apa tuduhan utama yang dilontarkan terhadap Stefanus?

Penistaan terhadap Bait Suci dan hukum Musa.

Bagaimana Stefanus menanggapi tuduhan tersebut?

Dengan menyampaikan pembelaan yang kuat, mengutip Perjanjian Lama dan menyingkap kemunafikan para pemimpin Yahudi.

Apa dampak dari kematian Stefanus?

Penganiayaan yang lebih luas terhadap komunitas Kristen dan penghamburan mereka ke daerah lain, yang pada akhirnya menyebarkan pesan Injil.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait