Arti Biyung Dalam Bahasa Jawa

Made Santika March 12, 2024

Dalam khazanah bahasa Jawa, terdapat istilah “biyung” yang memiliki makna mendalam dan sarat akan nilai budaya. Kata ini merefleksikan hubungan erat antara ibu dan anak, serta memiliki peran penting dalam konteks sosial masyarakat Jawa.

Etimologi kata “biyung” berasal dari bahasa Sansekerta, “mbiyuk”, yang berarti “yang melahirkan”. Seiring perkembangan zaman, makna kata ini mengalami perluasan, mencakup sosok ibu secara umum, baik secara biologis maupun kiasan.

Arti Kata Biyung

arti biyung dalam bahasa jawa terbaru

Kata “biyung” dalam bahasa Jawa memiliki arti “ibu”. Kata ini digunakan untuk menyebut ibu kandung atau ibu tiri. Kata “biyung” juga dapat digunakan sebagai bentuk sapaan yang penuh hormat kepada wanita yang lebih tua.

Contoh Penggunaan Kata “Biyung” dalam Kalimat

  • Biyunge lagi masak di dapur. (Ibunya sedang memasak di dapur.)
  • Aku seneng banget punya biyung kayak ibu. (Saya senang sekali mempunyai ibu seperti ibu saya.)
  • Matur nuwun, Biyung. (Terima kasih, Ibu.)

Asal Usul Kata Biyung

arti biyung dalam bahasa jawa

Kata “biyung” dalam bahasa Jawa memiliki asal usul yang panjang dan menarik. Istilah ini telah mengalami perubahan makna dan penggunaan dari waktu ke waktu.

Arti Awal Kata Biyung

Awalnya, kata “biyung” digunakan untuk merujuk pada ibu kandung atau ibu yang melahirkan seseorang. Makna ini masih dipertahankan dalam bahasa Jawa modern.

Perkembangan Makna Kata Biyung

Seiring waktu, makna kata “biyung” meluas. Kata ini mulai digunakan untuk merujuk pada wanita yang berperan sebagai pengasuh atau pelindung, meskipun bukan ibu kandung.

  • Dalam konteks keluarga, “biyung” dapat merujuk pada nenek, bibi, atau saudara perempuan yang lebih tua yang berperan sebagai ibu pengganti.
  • Dalam konteks sosial, “biyung” dapat merujuk pada wanita yang dihormati dan dihargai karena kebijaksanaan dan kebaikannya, seperti guru atau pemimpin masyarakat.

Penggunaan Kata Biyung dalam Konteks Budaya Jawa

Dalam budaya Jawa, kata “biyung” memegang peran penting dalam membentuk ikatan kekeluargaan dan nilai-nilai sosial. Kata ini tidak hanya merujuk pada ibu kandung, tetapi juga memiliki makna yang lebih luas, mencakup sosok perempuan yang dihormati dan dihargai sebagai pengasuh atau pelindung.

Ungkapan dan Peribahasa Jawa yang Menggunakan Kata “Biyung”

Kata “biyung” sering digunakan dalam ungkapan dan peribahasa Jawa yang mencerminkan nilai-nilai luhur budaya tersebut. Berikut beberapa contohnya:

  • “Biyung ingkang sepuh punika wibawa.” (Ibu yang tua adalah kewibawaan.)
  • “Biyung ingkang becik punika sandaran.” (Ibu yang baik adalah sandaran.)
  • “Pitutur biyung punika emas.” (Nasihat ibu adalah emas.)
  • “Biyung punika pangayoman.” (Ibu adalah pelindung.)
  • “Biyung punika panggawean.” (Ibu adalah pembuat.)

Ungkapan-ungkapan ini menunjukkan bahwa dalam budaya Jawa, ibu memiliki peran penting dalam membimbing, melindungi, dan membentuk karakter anak-anaknya. Hormat dan kasih sayang terhadap ibu sangat dijunjung tinggi, dan kata “biyung” digunakan sebagai simbol dari nilai-nilai tersebut.

Sinonim dan Antonim Kata Biyung

Kata “biyung” dalam bahasa Jawa memiliki beberapa sinonim dan antonim. Sinonim merupakan kata-kata yang memiliki makna serupa, sedangkan antonim adalah kata-kata yang memiliki makna berlawanan.

Sinonim

  • Ibu
  • Emak
  • Mama
  • Ummi

Sinonim kata “biyung” tersebut memiliki makna yang sama, yaitu merujuk pada sosok perempuan yang melahirkan dan membesarkan anak. Penggunaan sinonim ini tergantung pada konteks dan preferensi penutur.

Antonim

  • Bapak
  • Ayah
  • Rama

Antonim kata “biyung” tersebut merujuk pada sosok laki-laki yang merupakan ayah atau kepala keluarga. Penggunaan antonim ini juga tergantung pada konteks dan preferensi penutur.

Penggunaan Kata Biyung dalam Bahasa Indonesia Modern

peringatan ibu kagem sebagai agung dedes utama mengangkat hatur

Dalam bahasa Indonesia modern, kata “biyung” masih digunakan, namun penggunaannya mengalami perubahan makna dan konotasi seiring berjalannya waktu.

Perubahan Makna dan Konotasi

Pada awalnya, kata “biyung” secara khusus merujuk pada ibu kandung. Namun, seiring waktu, penggunaannya meluas hingga merujuk pada sosok perempuan yang dihormati atau dihargai, seperti guru, ibu mertua, atau bahkan nenek.

Selain itu, konotasi kata “biyung” juga mengalami perubahan. Dahulu, kata ini memiliki konotasi yang sangat hormat dan sakral. Namun, saat ini, penggunaannya terkadang dapat diselingi dengan nada bercanda atau akrab.

Ilustrasi Penggunaan Kata Biyung

arti biyung dalam bahasa jawa terbaru

Kata “biyung” dalam bahasa Jawa memiliki makna yang luas dan dapat digunakan dalam berbagai konteks. Berikut adalah beberapa ilustrasi penggunaan kata “biyung” dalam konteks yang berbeda:

Sebagai Sapaan untuk Ibu

  • Biyung, aku kangen sama biyung.
  • Biyung, masak apa hari ini?
  • Biyung, tolong ambilkan air.

Sebagai Bentuk Hormat kepada Perempuan yang Lebih Tua

  • Biyung, maafkan saya jika ada salah.
  • Biyung, terima kasih atas bimbingannya.
  • Biyung, saya sangat menghormati biyung.

Sebagai Ungkapan Kasih Sayang

  • Biyungku, kamu adalah segalanya bagiku.
  • Aku sayang sekali sama biyung.
  • Biyung, kamu adalah ibu terbaik di dunia.

Sebagai Metafora untuk Sesuatu yang Memberi Kehidupan

  • Tanah ini adalah biyung kita semua.
  • Alam adalah biyung yang memberi kita kehidupan.
  • Buku adalah biyung pengetahuan.

Penutupan

Penggunaan kata “biyung” dalam bahasa Jawa tidak hanya sebatas sebagai panggilan, tetapi juga mencerminkan penghormatan dan kasih sayang yang mendalam. Kata ini menjadi simbol kehangatan, perlindungan, dan pengorbanan yang melekat dalam sosok ibu.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apa perbedaan antara “biyung” dan “ibu”?

“Biyung” lebih spesifik merujuk pada ibu kandung, sedangkan “ibu” dapat digunakan untuk menyebut sosok ibu secara umum, termasuk ibu tiri atau ibu angkat.

Apa saja ungkapan Jawa yang menggunakan kata “biyung”?

Contoh ungkapan Jawa yang menggunakan kata “biyung”: “Biyunge wong tuwa kudu dihormati” (Ibu orang tua harus dihormati).

Bagaimana penggunaan kata “biyung” dalam bahasa Indonesia modern?

Dalam bahasa Indonesia modern, kata “biyung” masih digunakan, namun lebih sering dalam konteks informal dan kekeluargaan.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait