Dalam hamparan sejarah Islam, tersimpan kisah-kisah menarik yang menjadi latar belakang turunnya ayat-ayat suci Al-Qur’an. Salah satu kisah yang memikat adalah asbabun nuzul Surat At-Tahrim ayat 6, sebuah ayat yang mengungkap rahasia kehidupan rumah tangga Rasulullah SAW.
Ayat ini turun dalam konteks yang kompleks, melibatkan tokoh-tokoh penting dan peristiwa yang menggugah. Melalui penelusuran sejarah dan penafsiran mendalam, kita akan menguak hikmah dan pelajaran berharga yang tersimpan dalam ayat ini.
Asbabun Nuzul Ayat 6 Surat At-Tahrim
Ayat 6 Surat At-Tahrim diturunkan sebagai tanggapan atas tindakan Nabi Muhammad SAW yang merahasiakan sebuah informasi kepada istri-istrinya, yaitu Hafshah dan Aisyah. Informasi tersebut adalah sebuah wahyu yang diterima Nabi Muhammad SAW mengenai larangan menikahi Zainab binti Jahsy, mantan istri Zaid bin Haritsah, yang telah diangkat sebagai anak angkat oleh Nabi Muhammad SAW.
Konteks Historis
- Zainab binti Jahsy adalah mantan istri Zaid bin Haritsah, yang telah diangkat sebagai anak angkat oleh Nabi Muhammad SAW.
- Nabi Muhammad SAW menikahi Zainab setelah Zaid menceraikannya.
- Beberapa orang mempertanyakan keputusan Nabi Muhammad SAW menikahi Zainab karena bertentangan dengan adat istiadat Arab yang melarang menikahi mantan istri anak angkat.
Tindakan Nabi Muhammad SAW
- Nabi Muhammad SAW merahasiakan wahyu mengenai larangan menikahi Zainab kepada istri-istrinya, Hafshah dan Aisyah.
- Hafshah dan Aisyah mengetahui rahasia tersebut dan mengungkapkannya kepada orang lain.
- Hal ini menyebabkan Nabi Muhammad SAW marah dan kecewa.
Wahyu yang Diterima Nabi Muhammad SAW
Sebagai respons atas tindakan istri-istrinya, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang tertuang dalam Surat At-Tahrim ayat 6, yang berisi teguran dan peringatan kepada Nabi Muhammad SAW dan istri-istrinya.
Makna dan Tafsir Ayat 6 Surat At-Tahrim
Ayat 6 Surat At-Tahrim merupakan ayat yang turun terkait peristiwa penting dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Ayat ini memberikan petunjuk dan nasihat yang mendalam tentang etika berumah tangga dan pentingnya menjaga kehormatan diri.
Terjemah Ayat 6 Surat At-Tahrim
Terjemahan ayat 6 Surat At-Tahrim:
“Dan apabila kamu hendak mengganti istrimu dengan istri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepadanya harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali daripadanya sedikit pun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata?”
Makna Kata per Kata
- وإذا (Wa idza): Apabila
- أردتم (Aradztum): Kalian berkehendak
- استبدال (Istibdal): Mengganti
- زوجكم (Zaujakum): Istri-istri kalian
- بزوجات (Bizaujaat): Dengan istri-istri (lain)
- وآتيتموهن (Wa ataitumuuhunna): Dan kalian telah memberikan kepada mereka
- قنطارا (Qintaran): Harta yang banyak
- فلا تأخذوا منه شيئا (Fa laa taakhuzuu minhuu syai’an): Maka janganlah kalian mengambil kembali daripadanya sedikit pun
- أتأخذونه (A taakhuzuuna): Apakah kalian akan mengambilnya
- بهتانا مبينا (Bihutaanan mubiinan): Dengan tuduhan yang dusta
- وإثما مبينا (Wa itsman mubiinan): Dan dengan dosa yang nyata
Makna Keseluruhan Ayat
Ayat ini melarang suami mengambil kembali mahar yang telah diberikan kepada istrinya ketika hendak menceraikannya, meskipun telah memberikan mahar dalam jumlah yang banyak. Hal ini dilarang karena dianggap sebagai tindakan yang tidak adil dan zalim.
Tafsir Ayat 6 Surat At-Tahrim
Para ulama memberikan tafsir yang berbeda terhadap ayat ini:
- Tafsir Ibnu Katsir: Ayat ini diturunkan terkait peristiwa Nabi Muhammad SAW yang hendak menikahi Zainab binti Jahsy, namun ditentang oleh istri-istrinya. Allah SWT kemudian menurunkan ayat ini untuk melarang Nabi Muhammad SAW mengambil kembali mahar yang telah diberikan kepada istri-istrinya.
- Tafsir Al-Qurtubi: Ayat ini melarang suami mengambil kembali mahar dari istrinya dalam keadaan apa pun, kecuali jika istri tersebut berzina atau murtad.
- Tafsir As-Sa’di: Ayat ini menunjukkan pentingnya menjaga kehormatan diri dan menghindari tindakan yang dapat merugikan orang lain, termasuk mengambil kembali mahar yang telah diberikan.
Pelajaran dan Hikmah dari Ayat 6 Surat At-Tahrim
Ayat 6 Surat At-Tahrim mengandung hikmah dan pelajaran penting yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ayat ini menekankan pentingnya menjaga kesucian diri, ketaatan kepada Allah SWT, dan menghindari fitnah.
Hikmah Menjaga Kesucian Diri
Menjaga kesucian diri adalah kewajiban setiap Muslim. Ayat ini mengajarkan bahwa menjaga kesucian diri dapat menghindarkan diri dari fitnah dan dosa. Dengan menjaga kesucian diri, seseorang dapat memperoleh ketenangan hati, keberkahan hidup, dan ridha Allah SWT.
Pentingnya Ketaatan kepada Allah SWT
Ketaatan kepada Allah SWT adalah kunci kebahagiaan dan kesuksesan. Ayat ini menegaskan bahwa dengan menaati perintah Allah SWT, seseorang akan terhindar dari keburukan dan memperoleh kebaikan. Ketaatan kepada Allah SWT juga merupakan bentuk penghambaan yang dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang.
Relevansi dengan Isu Sosial dan Moral Kontemporer
Ayat 6 Surat At-Tahrim sangat relevan dengan isu sosial dan moral kontemporer. Di era yang serba modern ini, banyak sekali fitnah dan godaan yang dapat menggoyahkan iman seseorang. Ayat ini mengingatkan kita untuk tetap menjaga kesucian diri dan menaati perintah Allah SWT agar terhindar dari fitnah dan dosa.
Tabel Perbandingan Tafsir Ayat 6 Surat At-Tahrim
Para ulama memberikan tafsir yang beragam terhadap ayat 6 Surat At-Tahrim. Perbedaan penafsiran ini didasarkan pada perbedaan pemahaman terhadap teks ayat, konteks historis, dan kaidah bahasa Arab.
Berikut adalah tabel perbandingan tafsir ayat 6 Surat At-Tahrim dari beberapa ulama:
Ulama | Tafsir | Sumber Rujukan |
---|---|---|
Imam Al-Thabari | Ayat ini diturunkan tentang istri Nabi Muhammad, Hafshah binti Umar, yang mengadu kepada ayahnya tentang rahasia Nabi yang ia bocorkan kepada Aisyah. | Tafsir Al-Thabari |
Imam Al-Qurtubi | Ayat ini diturunkan tentang istri-istri Nabi Muhammad secara umum, yang diperintahkan untuk menjaga rahasia Nabi. | Tafsir Al-Qurtubi |
Imam Ibnu Katsir | Ayat ini diturunkan tentang istri-istri Nabi Muhammad dan para sahabatnya, yang diperintahkan untuk menjaga rahasia dan tidak mengkhianati kepercayaan. | Tafsir Ibnu Katsir |
Perbedaan utama dalam tafsir ayat ini terletak pada subjek yang dimaksud. Ada ulama yang berpendapat bahwa ayat ini ditujukan khusus kepada istri-istri Nabi Muhammad, sementara ulama lain berpendapat bahwa ayat ini ditujukan kepada semua istri dan sahabat Nabi.
Persamaan dalam tafsir ayat ini adalah bahwa semua ulama sepakat bahwa ayat ini berisi perintah untuk menjaga rahasia dan tidak mengkhianati kepercayaan.
Ilustrasi Kontekstual Ayat 6 Surat At-Tahrim
Ayat 6 Surat At-Tahrim merupakan perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk memisahkan diri dari istri-istrinya sebagai bentuk hukuman karena mereka telah membocorkan rahasia beliau kepada orang lain. Ilustrasi berikut menggambarkan konteks historis dan makna ayat tersebut:
Ilustrasi:
Sebuah gambar yang menunjukkan Nabi Muhammad SAW duduk di sebuah ruangan dengan beberapa istrinya. Salah satu istrinya terlihat sedang berbicara dengan seorang pria di luar ruangan, mengintip melalui jendela.
Penjelasan:
Ilustrasi ini menggambarkan tindakan istri-istri Nabi Muhammad SAW yang membocorkan rahasia beliau kepada orang lain. Tindakan ini melanggar kepercayaan dan berpotensi membahayakan beliau dan umat Islam. Oleh karena itu, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk memisahkan diri dari istri-istrinya sebagai bentuk hukuman dan teguran.
Blockquote Kutipan Ulama tentang Ayat 6 Surat At-Tahrim
Para ulama memberikan pandangan mendalam tentang ayat 6 Surat At-Tahrim, menawarkan wawasan berharga yang memperkaya pemahaman kita tentang pesan dan ajarannya.
Kutipan Imam Ibnu Katsir
- Konteks: Dalam tafsirnya tentang At-Tahrim, Imam Ibnu Katsir menjelaskan konteks ayat tersebut.
- Kutipan: “Ayat ini turun sebagai teguran keras kepada Nabi Muhammad karena beliau merahasiakan dari istrinya, Hafshah, tentang pernikahannya dengan Mariyah al-Qibtiyah.”
- Makna: Kutipan ini menyoroti pentingnya transparansi dan kejujuran dalam hubungan, bahkan ketika kebenaran mungkin sulit diungkapkan.
Kutipan Imam At-Thabari
- Konteks: Imam At-Thabari membahas dampak ayat tersebut terhadap kehidupan Nabi Muhammad.
- Kutipan: “Setelah ayat ini turun, Nabi Muhammad tidak pernah lagi merahasiakan apa pun dari istri-istrinya.”
- Makna: Kutipan ini menunjukkan bahwa ayat tersebut memiliki pengaruh yang mengubah hidup pada perilaku Nabi Muhammad, memperkuat pentingnya kejujuran dan keterbukaan.
Kutipan Imam Al-Qurtubi
- Konteks: Imam Al-Qurtubi menafsirkan ayat tersebut dalam kaitannya dengan pernikahan dan hubungan keluarga.
- Kutipan: “Ayat ini mengajarkan kita bahwa menjaga rahasia istri dan anak-anak kita adalah penting untuk menjaga harmoni dan kepercayaan dalam keluarga.”
- Makna: Kutipan ini menekankan pentingnya menjaga privasi dan kepercayaan dalam hubungan keluarga.
Ringkasan Akhir
Asbabun nuzul Surat At-Tahrim ayat 6 memberikan wawasan yang mendalam tentang kehidupan pribadi Rasulullah SAW dan ajaran Islam tentang pernikahan. Ayat ini menjadi pengingat penting akan pentingnya kejujuran, transparansi, dan ketaatan dalam hubungan rumah tangga. Pelajaran yang terkandung di dalamnya tetap relevan hingga saat ini, membimbing umat Islam dalam membangun keluarga yang harmonis dan bertakwa.
Bagian Pertanyaan Umum (FAQ)
Siapa saja tokoh yang terlibat dalam peristiwa asbabun nuzul ayat ini?
Rasulullah SAW, Hafshah binti Umar, dan Aisyah binti Abu Bakar.
Apa tindakan yang memicu turunnya ayat ini?
Rasulullah SAW merahasiakan informasi dari istrinya, Hafshah, yang kemudian diceritakan Hafshah kepada Aisyah.
Apa hikmah utama yang dapat dipetik dari ayat ini?
Kejujuran, transparansi, dan ketaatan sangat penting dalam hubungan rumah tangga.