Kota Surabaya memiliki sejarah yang kaya dan beragam, yang tercermin dalam asal-usul nama kota ini. Surabaya berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, yaitu “sura” dan “baya”, yang masing-masing memiliki arti dan makna yang unik.
Kata “sura” dalam bahasa Jawa berarti “berani” atau “gagah perkasa”, sementara “baya” berarti “buaya”. Kombinasi kedua kata ini menghasilkan nama “Surabaya”, yang secara harfiah berarti “buaya yang gagah berani”.
Sejarah Surabaya
Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur, memiliki sejarah panjang yang membentuk perkembangannya menjadi kota metropolitan yang dinamis saat ini.
Asal-Usul Surabaya
Asal-usul Surabaya dapat ditelusuri hingga abad ke-10, ketika wilayah ini merupakan pelabuhan kecil yang bernama Ujung Galuh. Pada masa Kerajaan Kediri, Ujung Galuh menjadi pusat perdagangan penting.
Pengaruh Kerajaan Majapahit
Pada abad ke-14, Surabaya menjadi bagian dari Kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan maritim terbesar di Nusantara. Di bawah pemerintahan Majapahit, Surabaya berkembang menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan strategis.
Peran Sunan Ampel
Pada abad ke-15, Sunan Ampel, salah satu dari Wali Songo (penyebar agama Islam di Jawa), tiba di Surabaya dan mendirikan pesantren di Ampel Denta. Ajarannya berperan penting dalam penyebaran Islam di Surabaya dan sekitarnya.
Asal Usul Nama Surabaya
Nama “Surabaya” memiliki asal usul yang menarik, baik berdasarkan legenda maupun catatan sejarah.
Legenda
Menurut legenda, nama Surabaya berasal dari pertempuran antara seekor hiu (sura) dan seekor buaya (baya) yang terjadi di muara Sungai Brantas. Pertempuran sengit ini dimenangkan oleh hiu, dan untuk mengenang kemenangannya, daerah tersebut dinamakan “Surabaya”, yang berarti “hiu yang menang”.
Catatan Sejarah
Catatan sejarah menunjukkan bahwa nama “Surabaya” pertama kali muncul dalam prasasti pada tahun 1030 Masehi, yang menyebutkan seorang penguasa bernama Sri Maharaja Mapanji Garasakan yang memerintah wilayah tersebut. Prasasti tersebut tidak secara eksplisit menjelaskan asal usul nama Surabaya, tetapi beberapa ahli percaya bahwa nama tersebut mungkin berasal dari kata Jawa Kuno “sura” (hiu) dan “baya” (buaya).
Arti dan Makna Kata “Sura” dan “Baya”
Dalam bahasa Jawa, kata “sura” berarti “hiu” atau “ikan bertaring”, sedangkan kata “baya” berarti “buaya”. Kedua hewan ini dianggap sebagai simbol kekuatan dan keberanian dalam budaya Jawa. Oleh karena itu, nama “Surabaya” dapat diartikan sebagai “kota yang kuat dan berani”.
Contoh Penggunaan Kata “Sura” dan “Baya” dalam Konteks Lain
- “Surakarta” (Solo): berarti “kota yang bertakhta di atas hiu”
- “Bayat” (Klaten): berarti “tempat banyak buaya”
- “Suran” (perayaan Jawa): berasal dari kata “sura” dan dikaitkan dengan kekuatan dan keberanian
Perkembangan Surabaya
Surabaya berkembang pesat sejak didirikan pada abad ke-13. Pelabuhannya yang strategis menjadikannya pusat perdagangan dan ekonomi penting di Jawa Timur.
Tonggak Sejarah Penting
Tahun | Kejadian |
---|---|
1293 | Pendirian Surabaya oleh Raden Wijaya |
1525 | Surabaya menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Demak |
1602 | Kedatangan VOC dan pendirian loji dagang di Surabaya |
1743 | Surabaya menjadi pusat pemerintahan Karesidenan Surabaya |
1888 | Pembangunan Pelabuhan Tanjung Perak |
1910 | Pembukaan jalur kereta api Surabaya-Jakarta |
1945 | Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Surabaya |
1946 | Pertempuran Surabaya |
1950 | Surabaya menjadi ibu kota Provinsi Jawa Timur |
1970-an | Pesatnya perkembangan industri di Surabaya |
1990-an | Surabaya menjadi pusat perdagangan dan jasa di Indonesia bagian timur |
2010-an | Pembangunan infrastruktur besar-besaran di Surabaya, seperti Jembatan Suramadu dan Tol Surabaya-Mojokerto |
Perkembangan Ekonomi
Surabaya merupakan pusat ekonomi di Jawa Timur. Industri utama di Surabaya antara lain manufaktur, perdagangan, jasa keuangan, dan pariwisata. Pelabuhan Tanjung Perak berperan penting dalam perekonomian Surabaya sebagai pintu gerbang perdagangan internasional.
Perkembangan Sosial dan Budaya
Surabaya merupakan kota yang heterogen dengan beragam budaya dan etnis. Masyarakat Surabaya dikenal dengan sifatnya yang ramah dan toleran. Surabaya memiliki banyak atraksi wisata budaya, seperti Museum Tugu Pahlawan, House of Sampoerna, dan Kebun Binatang Surabaya.
Budaya Surabaya
Budaya Surabaya merupakan perpaduan unik antara budaya Jawa dan pengaruh dari berbagai budaya lain. Ciri khas budaya Surabaya antara lain:
- Makanan: Rujak cingur, lontong balap, tahu tek, dan soto Lamongan.
- Kesenian: Wayang kulit, ludruk, dan jaranan.
- Adat istiadat: Selamatan, kenduri, dan slametan.
Pengaruh Budaya Jawa
Budaya Jawa sangat memengaruhi budaya Surabaya, terutama dalam hal:
- Bahasa: Bahasa Jawa menjadi bahasa sehari-hari di Surabaya.
- Agama: Mayoritas penduduk Surabaya beragama Islam, dengan pengaruh kuat ajaran Kejawen.
- Arsitektur: Rumah-rumah tradisional Surabaya memiliki ciri khas arsitektur Jawa.
Pengaruh Budaya Lain
Selain budaya Jawa, budaya Surabaya juga dipengaruhi oleh budaya lain, seperti:
- Tionghoa: Imlek dan barongsai.
- Arab: Masjid dan kuliner Timur Tengah.
- Eropa: Arsitektur kolonial dan gaya hidup modern.
Pengaruh budaya lain ini memperkaya keragaman budaya Surabaya dan menjadikannya kota yang dinamis dan multikultural.
Surabaya Modern
Surabaya, ibu kota Jawa Timur, telah berkembang menjadi kota metropolitan yang dinamis dan modern. Pertumbuhan pesat ini telah membawa perubahan signifikan pada lanskap demografis, ekonomi, dan sosial kota.
Data Demografis, Ekonomi, dan Sosial Surabaya
- Populasi: 2,8 juta jiwa (2020)
- Kepadatan penduduk: 11.000 jiwa/km persegi
- PDB: Rp 500 triliun (2020)
- Tingkat pengangguran: 5,5%
- Tingkat melek huruf: 98%
Tantangan dan Peluang Surabaya sebagai Kota Modern
Surabaya sebagai kota modern menghadapi sejumlah tantangan dan peluang:
Tantangan
- Kemacetan lalu lintas
- Polusi udara
- Banjir
- Kurangnya ruang terbuka hijau
Peluang
- Potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi
- Peningkatan konektivitas melalui pembangunan infrastruktur
- Pertumbuhan sektor pariwisata dan industri kreatif
Rekomendasi untuk Masa Depan Surabaya yang Berkelanjutan
Untuk memastikan masa depan Surabaya yang berkelanjutan, beberapa rekomendasi dapat dipertimbangkan:
- Menerapkan sistem transportasi publik yang efisien
- Menerapkan kebijakan pengendalian polusi udara
- Meningkatkan kapasitas pengelolaan banjir
- Menciptakan lebih banyak ruang terbuka hijau
- Mengembangkan sektor ekonomi yang ramah lingkungan
Terakhir
Asal-usul nama Surabaya dalam bahasa Jawa tidak hanya memberikan wawasan tentang sejarah kota ini, tetapi juga mencerminkan sifat masyarakat Surabaya yang tangguh dan berani. Nama ini telah menjadi simbol identitas kota dan kebanggaan bagi warganya.
Pertanyaan Umum (FAQ)
Apa arti kata “sura” dalam bahasa Jawa?
Berani atau gagah perkasa
Apa arti kata “baya” dalam bahasa Jawa?
Buaya
Apakah ada legenda lain tentang asal-usul nama Surabaya?
Ya, ada legenda tentang seorang petapa bernama Joko Dolog yang bertarung melawan seekor buaya putih untuk melindungi orang-orang dari banjir.
Mengapa Surabaya dijuluki Kota Pahlawan?
Karena peran pentingnya dalam Pertempuran Surabaya pada tahun 1945 melawan penjajah Belanda.