Secara Lughawi Mutawatir Berarti

Made Santika March 15, 2024

Konsep mutawatir merupakan pilar penting dalam studi agama, menyediakan dasar untuk keandalan dan keautentikan teks dan ajaran keagamaan. Secara lughawi, mutawatir berarti “berkelanjutan” atau “berulang-ulang”, merujuk pada informasi yang ditransmisikan melalui banyak jalur independen.

Dalam konteks agama, mutawatir mengacu pada berita atau informasi yang disampaikan oleh banyak orang yang tidak mungkin bersekongkol untuk berbohong. Konsep ini memainkan peran krusial dalam memverifikasi keaslian teks-teks suci dan ajaran-ajaran agama, karena berita yang disampaikan secara mutawatir dianggap sangat dapat diandalkan dan otoritatif.

Pengertian Lughawi Mutawatir

secara lughawi mutawatir berarti terbaru

Secara bahasa, “mutawatir” berarti sesuatu yang sudah disiapkan atau telah terjadi secara berulang-ulang.

Dalam bahasa Arab, kata “mutawatir” digunakan untuk menunjukkan suatu berita atau informasi yang telah diriwayatkan oleh banyak orang secara terus-menerus sehingga tidak mungkin berita atau informasi tersebut bohong atau salah.

Asal-usul Kata “Mutawatir”

Kata “mutawatir” berasal dari kata dasar “watara” yang berarti “mengalir”. Dalam konteks ini, “mutawatir” diartikan sebagai sesuatu yang mengalir atau beredar terus-menerus dari satu orang ke orang lain.

Macam-Macam Mutawatir

secara lughawi mutawatir berarti

Mutawatir merupakan suatu bentuk penyampaian informasi yang berasal dari banyak sumber sehingga dianggap sahih dan dapat dipercaya. Mutawatir terbagi menjadi beberapa macam, yaitu:

Mutawatir Lafzi

Mutawatir lafzi adalah mutawatir yang menyampaikan suatu informasi dengan lafaz yang sama persis dari semua sumbernya. Ciri-ciri mutawatir lafzi antara lain:

  • Diriwayatkan oleh banyak orang yang tidak mungkin berkumpul untuk bersepakat melakukan kebohongan.
  • Setiap orang yang meriwayatkannya mendengar langsung dari orang lain yang juga meriwayatkannya.
  • Rantai periwayatannya bersambung hingga sampai kepada Rasulullah SAW.

Contoh mutawatir lafzi adalah hadis tentang perintah shalat lima waktu.

Mutawatir Maknawi

Mutawatir maknawi adalah mutawatir yang menyampaikan suatu informasi dengan makna yang sama, meskipun lafaz yang digunakan berbeda-beda. Ciri-ciri mutawatir maknawi antara lain:

  • Diriwayatkan oleh banyak orang yang tidak mungkin berkumpul untuk bersepakat melakukan kebohongan.
  • Setiap orang yang meriwayatkannya mengetahui makna yang terkandung dalam informasi tersebut.
  • Rantai periwayatannya bersambung hingga sampai kepada Rasulullah SAW.

Contoh mutawatir maknawi adalah hadis tentang kewajiban berpuasa di bulan Ramadan.

Syarat-Syarat Mutawatir

secara lughawi mutawatir berarti terbaru

Dalam ilmu hadis, suatu berita dikatakan mutawatir jika memenuhi beberapa syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut berfungsi untuk memastikan keandalan dan akurasi berita yang disampaikan.

Jumlah Perawi

Salah satu syarat mutawatir adalah jumlah perawi yang menyampaikan berita harus banyak dan tidak mungkin mereka berkumpul untuk membuat kebohongan. Jumlah perawi ini harus memenuhi kriteria tertentu, tergantung pada tingkat mutawatir yang ingin dicapai.

Kesamaan Isi Berita

Syarat lainnya adalah isi berita yang disampaikan oleh para perawi harus sama persis. Tidak boleh ada perbedaan atau kontradiksi yang signifikan dalam isi berita. Kesamaan ini menunjukkan bahwa berita tersebut telah disampaikan dengan akurat dan tidak mengalami perubahan atau penambahan.

Keterusterusan Sanad

Sanad, yaitu rangkaian perawi yang menyampaikan berita, harus terhubung secara berkesinambungan tanpa adanya celah atau putus. Keterusterusan sanad memastikan bahwa berita tersebut telah ditransmisikan secara langsung dari sumber aslinya tanpa mengalami pemutusan atau perubahan.

Ketenaran

Berita mutawatir juga harus terkenal dan tersebar luas di kalangan masyarakat. Ketenaran ini menunjukkan bahwa berita tersebut telah diterima dan dipercaya oleh banyak orang, sehingga kecil kemungkinannya untuk berisi kebohongan atau kesalahan.

Implikasi Tidak Terpenuhinya Syarat

Jika salah satu syarat mutawatir tidak terpenuhi, maka berita tersebut tidak dapat dianggap mutawatir. Berita tersebut menjadi berita ahad, yang artinya hanya disampaikan oleh satu atau beberapa perawi dan tingkat keandalannya lebih rendah dibandingkan berita mutawatir.

Kehujjahan Mutawatir

shalat istikharah

Berita mutawatir adalah berita yang diriwayatkan oleh banyak orang yang tidak mungkin bersepakat untuk berdusta. Berita ini memiliki kehujjahan yang kuat karena tidak mungkin banyak orang berbohong secara bersamaan.

Penjelasan

Kehujjahan berita mutawatir didasarkan pada prinsip bahwa tidak mungkin banyak orang berbohong secara bersamaan. Hal ini karena jika mereka berbohong, maka pasti akan ada beberapa orang yang mengatakan yang sebenarnya. Oleh karena itu, berita yang diriwayatkan oleh banyak orang yang tidak mungkin bersepakat untuk berdusta dianggap sebagai berita yang benar.

Contoh Penggunaan dalam Agama

Berita mutawatir sering digunakan sebagai dalil dalam agama. Misalnya, berita tentang kenabian Muhammad SAW adalah berita mutawatir karena diriwayatkan oleh banyak orang yang tidak mungkin bersepakat untuk berdusta. Berita ini menjadi dalil bahwa Muhammad SAW adalah seorang nabi yang benar.

Perbedaan dengan Kehujjahan Ahad

Kehujjahan mutawatir berbeda dengan kehujjahan ahad. Kehujjahan ahad adalah kehujjahan yang didasarkan pada berita yang diriwayatkan oleh satu orang atau beberapa orang saja. Kehujjahan ahad tidak sekuat kehujjahan mutawatir karena mungkin saja orang yang meriwayatkan berita tersebut berbohong atau salah paham.

Penerapan Mutawatir dalam Studi Agama

Konsep mutawatir, yang secara bahasa berarti “sudah disiapkan”, memainkan peran penting dalam studi agama. Ini merujuk pada transmisi informasi atau ajaran yang telah diturunkan dari generasi ke generasi melalui banyak jalur independen.

Penerapan Mutawatir dalam Studi Agama

Mutawatir digunakan untuk menguatkan ajaran agama dengan memberikan kesaksian yang banyak dan konsisten. Misalnya, dalam Islam, kesaksian ribuan orang tentang adanya wahyu kepada Nabi Muhammad (SAW) dianggap sebagai bukti mutawatir yang menguatkan keaslian Al-Qur’an.Selain itu, mutawatir juga berperan penting dalam menjaga keaslian teks-teks agama.

Penularan yang berkelanjutan melalui banyak jalur independen membantu mencegah kesalahan atau manipulasi dalam transmisi teks. Misalnya, dalam agama Kristen, penyalinan Alkitab oleh banyak juru tulis selama berabad-abad telah membantu menjaga keasliannya.Dengan demikian, mutawatir berfungsi sebagai mekanisme yang dapat diandalkan untuk memastikan keaslian dan keandalan ajaran dan teks agama, memberikan dasar yang kuat untuk keyakinan dan praktik keagamaan.

Ringkasan Terakhir

Konsep mutawatir memberikan kerangka kerja yang kuat untuk mengevaluasi keandalan informasi keagamaan, memastikan bahwa ajaran dan teks agama yang kita miliki saat ini adalah representasi yang akurat dari apa yang awalnya diwahyukan atau diajarkan. Pemahaman yang komprehensif tentang mutawatir sangat penting bagi siapa saja yang ingin mendalami studi agama dan memahami dasar-dasar kepercayaan dan praktik keagamaan.

Jawaban untuk Pertanyaan Umum

Apa perbedaan antara mutawatir lafzi dan mutawatir maknawi?

Mutawatir lafzi mengacu pada berita yang ditransmisikan dengan kata-kata yang sama persis, sementara mutawatir maknawi mengacu pada berita yang ditransmisikan dengan makna yang sama tetapi dengan kata-kata yang berbeda.

Apa saja syarat yang harus dipenuhi agar suatu berita dianggap mutawatir?

Syarat-syaratnya meliputi: banyaknya jumlah perawi, independensi perawi, konsistensi isi berita, dan kesesuaian berita dengan akal dan tidak bertentangan dengan ajaran agama yang sudah mapan.

Bagaimana mutawatir digunakan dalam studi agama?

Mutawatir digunakan untuk menguatkan ajaran agama, memverifikasi keaslian teks-teks suci, dan menjaga keandalan informasi keagamaan yang diturunkan dari generasi ke generasi.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait