Dalam khazanah pemikiran Islam, aqidah Asy’ariyah dan Maturidiyah memegang peranan penting dalam membentuk pemahaman tentang keimanan dan teologi. Kedua aliran pemikiran ini memiliki sejarah panjang dan telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan intelektual Islam.
Aqidah Asy’ariyah dan Maturidiyah berbagi prinsip-prinsip dasar tertentu, namun juga memiliki perbedaan yang membedakannya. Makalah ini akan mengeksplorasi definisi, prinsip, persamaan, perbedaan, dan pengaruh dari kedua aliran pemikiran ini dalam konteks perkembangan teologi Islam.
Definisi dan Sejarah
Aqidah Asy’ariyah dan Maturidiyah merupakan dua aliran teologi dalam Islam yang memiliki perbedaan pandangan dalam memahami sifat-sifat Tuhan dan relasi antara Tuhan dan makhluk.
Pengertian Aqidah Asy’ariyah
Aqidah Asy’ariyah didirikan oleh Abu Hasan al-Asy’ari (874-936 M). Aliran ini meyakini bahwa sifat-sifat Tuhan adalah kekal dan berbeda dari esensi-Nya. Sifat-sifat tersebut tidak bisa dipisahkan dari esensi-Nya, tetapi juga tidak identik dengan esensi-Nya.
Pengertian Aqidah Maturidiyah
Aqidah Maturidiyah didirikan oleh Abu Mansur al-Maturidi (944-1033 M). Aliran ini meyakini bahwa sifat-sifat Tuhan adalah identik dengan esensi-Nya. Sifat-sifat tersebut bukan entitas yang terpisah, melainkan aspek-aspek dari esensi-Nya.
Sejarah Perkembangan
Aqidah Asy’ariyah dan Maturidiyah berkembang pada masa keemasan Islam, yaitu pada abad ke-9 hingga ke-13 M. Kedua aliran ini memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan pemikiran teologi Islam.
Aqidah Asy’ariyah menjadi aliran teologi yang dominan di kalangan Sunni, sementara Aqidah Maturidiyah menjadi aliran teologi yang dominan di kalangan Hanafi.
Prinsip-prinsip Pokok
Akidah Asy’ariyah dan Maturidiyah merupakan dua aliran teologi Islam yang memiliki prinsip-prinsip dasar yang berbeda.
Prinsip-prinsip Asy’ariyah
- Prinsip Zat dan Sifat: Asy’ariyah meyakini bahwa Allah memiliki zat yang terpisah dari sifat-sifat-Nya. Sifat-sifat Allah bersifat qadim (kekal) dan tidak dapat dipisahkan dari zat-Nya.
- Prinsip Kalam: Asy’ariyah meyakini bahwa Kalam Allah adalah qadim dan merupakan sifat yang berbeda dari zat-Nya.
- Prinsip Iradah: Asy’ariyah meyakini bahwa iradah (kehendak) Allah bersifat qadim dan tidak dapat dipisahkan dari zat-Nya.
- Prinsip Ilmu: Asy’ariyah meyakini bahwa ilmu Allah bersifat qadim dan mencakup segala sesuatu, baik yang mungkin maupun yang tidak mungkin.
- Prinsip Takdir: Asy’ariyah meyakini bahwa Allah telah menentukan segala sesuatu yang terjadi, baik perbuatan baik maupun buruk. Namun, manusia tetap memiliki kebebasan untuk memilih dan bertanggung jawab atas perbuatannya.
Prinsip-prinsip Maturidiyah
- Prinsip Zat dan Sifat: Maturidiyah meyakini bahwa Allah memiliki zat yang tidak dapat dipahami dan sifat-sifat-Nya identik dengan zat-Nya.
- Prinsip Kalam: Maturidiyah meyakini bahwa Kalam Allah adalah makhluk baru yang diciptakan dan bersifat muhdats (tidak qadim).
- Prinsip Iradah: Maturidiyah meyakini bahwa iradah Allah bersifat muhdats dan tidak identik dengan zat-Nya.
- Prinsip Ilmu: Maturidiyah meyakini bahwa ilmu Allah bersifat muhdats dan tidak mencakup segala sesuatu, hanya yang mungkin saja terjadi.
- Prinsip Takdir: Maturidiyah meyakini bahwa Allah telah menciptakan manusia dengan kebebasan untuk memilih dan bertanggung jawab atas perbuatannya.
Perbedaan dan Persamaan
Akidah Asy’ariyah dan Maturidiyah adalah dua aliran teologi Islam yang memiliki perbedaan dan persamaan tertentu. Perbedaan ini meliputi konsep ketuhanan, sifat-sifat Allah, dan pandangan tentang takdir.
Perbedaan
- Konsep Ketuhanan: Asy’ariyah berpendapat bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang berbeda dari makhluk-Nya, sedangkan Maturidiyah berpendapat bahwa sifat-sifat Allah identik dengan zat-Nya.
- Sifat-sifat Allah: Asy’ariyah berpendapat bahwa sifat-sifat Allah adalah qadim (kekal), sedangkan Maturidiyah berpendapat bahwa sifat-sifat Allah adalah hadits (diciptakan).
- Takdir: Asy’ariyah berpendapat bahwa Allah telah menentukan segala sesuatu yang terjadi, sedangkan Maturidiyah berpendapat bahwa manusia memiliki kehendak bebas.
Persamaan
- Keesaan Allah: Kedua aliran ini sepakat bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang patut disembah.
- Keadilan Allah: Kedua aliran ini sepakat bahwa Allah adalah adil dan tidak akan menzalimi hamba-Nya.
- Hari Akhir: Kedua aliran ini sepakat bahwa akan ada hari kebangkitan di mana manusia akan dibangkitkan dan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya.
Pengaruh dan Kontribusi
Akidah Asy’ariyah dan Maturidiyah memiliki pengaruh dan kontribusi signifikan dalam perkembangan pemikiran Islam, khususnya dalam bidang teologi.
Kedua akidah ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk memahami keyakinan dan doktrin Islam, serta membentuk landasan pemikiran dan praktik keagamaan.
Pengaruh dalam Perkembangan Pemikiran Islam
- Menyediakan kerangka sistematis untuk memahami sifat Tuhan, kenabian, dan eskatologi.
- Menjadi dasar bagi pengembangan mazhab-mazhab hukum dan teologi dalam Islam, seperti Hanafiyah, Syafi’iyah, dan Mu’tazilah.
- Mempengaruhi perkembangan filsafat dan tasawuf Islam, memberikan landasan teologis untuk pemikiran filosofis dan spiritual.
Kontribusi terhadap Teologi Islam
- Mengembangkan konsep keesaan Tuhan (tauhid) dan sifat-sifat-Nya, menekankan bahwa Tuhan adalah satu-satunya pencipta dan pengatur alam semesta.
- Mendefinisikan peran para nabi sebagai pembawa pesan Tuhan, menekankan pentingnya mengikuti ajaran mereka.
- Menyajikan pandangan tentang hari akhir dan akhirat, menekankan tanggung jawab individu dan konsekuensi tindakan mereka.
Contoh Kasus
Prinsip-prinsip akidah Asy’ariyah dan Maturidiyah diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam penyelesaian kasus hukum.
Salah satu contoh penerapan prinsip-prinsip tersebut adalah dalam kasus pencurian yang melibatkan seorang terdakwa yang mengaku bersalah karena mencuri barang milik tetangganya.
Penerapan Prinsip Asy’ariyah
- Prinsip tauhid (keesaan Tuhan): Terdakwa mengakui bahwa tindakannya mencuri merupakan pelanggaran terhadap perintah Tuhan, yang mengharuskan umat manusia untuk saling menghormati hak milik.
- Prinsip kenabian: Terdakwa percaya bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Tuhan yang membawa ajaran tentang keadilan dan kejujuran, yang melarang tindakan pencurian.
- Prinsip qadar (kehendak Tuhan): Terdakwa memahami bahwa Tuhan memiliki kehendak atas segala sesuatu, termasuk tindakannya mencuri. Namun, ia juga menyadari bahwa ia bertanggung jawab atas perbuatannya dan harus menanggung konsekuensinya.
Penerapan Prinsip Maturidiyah
- Prinsip akal: Terdakwa menggunakan akalnya untuk menyadari bahwa tindakan mencuri merugikan orang lain dan melanggar hukum yang berlaku.
- Prinsip kehendak bebas: Terdakwa mengakui bahwa ia memiliki kebebasan untuk memilih antara melakukan atau tidak melakukan tindakan pencurian.
- Prinsip keadilan: Terdakwa menerima putusan pengadilan yang menghukumnya karena tindakan pencuriannya, karena ia memahami bahwa keadilan harus ditegakkan.
Akhir Kata
Aqidah Asy’ariyah dan Maturidiyah, meskipun memiliki perbedaan dalam pendekatan, telah memainkan peran penting dalam membentuk teologi Islam. Prinsip-prinsip mereka terus memandu pemahaman umat Islam tentang sifat Tuhan, kenabian, dan takdir. Pengaruh mereka dalam membentuk wacana intelektual Islam dan memberikan kerangka kerja bagi pemikiran teologi tetap relevan hingga saat ini.
Pertanyaan Umum yang Sering Muncul
Apakah perbedaan utama antara aqidah Asy’ariyah dan Maturidiyah?
Perbedaan utama terletak pada pendekatan mereka terhadap sifat Tuhan. Asy’ariyah percaya pada sifat Tuhan yang kekal dan tidak dapat dibagi, sedangkan Maturidiyah berpendapat bahwa sifat Tuhan adalah entitas yang berbeda dari esensi-Nya.
Bagaimana kedua aliran pemikiran ini mempengaruhi perkembangan pemikiran Islam?
Asy’ariyah dan Maturidiyah memberikan kerangka kerja untuk pemahaman rasional tentang keyakinan Islam, yang mengarah pada perkembangan filsafat dan teologi Islam. Mereka juga mempengaruhi pemikiran hukum dan politik, membentuk interpretasi syariah dan peran negara.
Apakah ada aliran pemikiran lain yang terkait dengan Asy’ariyah dan Maturidiyah?
Ya, aliran pemikiran Mu’tazilah adalah aliran teologi yang berkembang bersamaan dengan Asy’ariyah dan Maturidiyah. Mu’tazilah dikenal karena rasionalismenya dan penolakannya terhadap sifat-sifat Tuhan yang kekal.