Al Isra Ayat 23 Arti Perkata

Made Santika March 11, 2024

Dalam kitab suci Al-Qur’an, Surah Al-Isra ayat 23 menjadi salah satu ayat yang krusial dalam pemahaman ajaran Islam. Ayat ini memiliki makna yang mendalam dan kompleks, sehingga memerlukan analisis mendalam tentang arti perkata yang terkandung di dalamnya.

Dengan mengkaji arti kata “al Isra”, “ayat”, dan “23” secara terpisah, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang konteks dan makna ayat ini. Selain itu, perbandingan dengan ayat-ayat serupa akan memberikan wawasan lebih lanjut tentang implikasinya bagi kehidupan umat Islam.

Arti Perkata “al Isra”

Kata “al Isra” secara harfiah berarti “perjalanan malam”. Secara kontekstual, dalam ayat Al-Qur’an, istilah ini merujuk pada perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem.

Penggunaan Kata “al Isra” dalam Al-Qur’an

Kata “al Isra” disebutkan dalam Al-Qur’an pada Surat Al-Isra ayat 1. Ayat tersebut berbunyi:

“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sungguh, Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Arti Perkata “Ayat”

Dalam konteks Al-Qur’an, kata “ayat” memiliki arti yang sangat penting dan mendalam. Istilah ini merujuk pada sebuah tanda, bukti, atau mukjizat yang berasal dari Tuhan.

Perbedaan antara “Ayat” dan “Surah”

Dalam Al-Qur’an, terdapat perbedaan antara istilah “ayat” dan “surah”. Ayat merupakan unit terkecil dalam Al-Qur’an, sedangkan surah merupakan kumpulan ayat-ayat yang membentuk satu kesatuan tematik.

Contoh Penggunaan Kata “Ayat” dalam Al-Qur’an

Berikut adalah contoh penggunaan kata “ayat” dalam Al-Qur’an:

  • “Dan Kami turunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas.” (Al-Baqarah: 252)
  • “Dan sungguh, Kami telah turunkan kepadamu ayat-ayat yang menerangkan.” (Al-Nisa’: 105)

Arti Perkata “23”

al isra ayat 23 arti perkata terbaru

Dalam konteks Al-Qur’an, angka “23” memiliki signifikansi numerologis yang unik. Angka ini muncul beberapa kali dalam teks suci, membawa makna simbolis dan interpretasi yang berbeda.

Contoh Ayat yang Mengandung Angka “23”

  • Al-Isra (17): 23
    – “Dan Kami telah mewajibkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Kulah kembalimu.”
  • Al-Mu’minun (23): 23
    – “Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, “Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Aku, maka sembahlah Aku.”

Makna Simbolik dan Numerologi

Dalam numerologi Islam, angka “23” sering dikaitkan dengan konsep keseimbangan dan harmoni. Ini mewakili kesatuan antara yang duniawi dan yang spiritual, serta harmoni antara akal dan hati.Beberapa penafsir juga menghubungkan angka “23” dengan simbolisme “takhta”. Hal ini didasarkan pada hadits yang menyatakan bahwa Allah memiliki “23 ribu malaikat yang mengelilingi takhta-Nya”.Selain

itu, angka “23” dapat dilihat sebagai kelipatan dari angka “7”, yang juga memiliki signifikansi penting dalam Al-Qur’an dan tradisi Islam. Angka “7” melambangkan kesempurnaan dan kelengkapan, sehingga “23” dapat ditafsirkan sebagai penekanan pada kesempurnaan dan keseimbangan.

Konteks Ayat al Isra 23

al isra ayat 23 arti perkata terbaru

Ayat al Isra 23 merupakan bagian dari Surah al Isra, yang diturunkan pada periode Mekah. Ayat ini berada dalam konteks pembahasan tentang kewajiban manusia untuk beribadah hanya kepada Allah SWT dan menjauhi segala bentuk syirik.

Ayat al Isra 23 secara khusus mengulas tentang larangan mempersekutukan Allah SWT dengan sesembahan lain. Ayat ini juga menjelaskan konsekuensi berat yang akan dihadapi oleh orang-orang yang melakukan syirik.

Hubungan dengan Ayat Sekitarnya

Ayat al Isra 23 memiliki keterkaitan erat dengan ayat-ayat sekitarnya. Ayat-ayat sebelumnya membahas tentang perintah untuk bertakwa kepada Allah SWT dan menjauhi dosa. Sementara itu, ayat-ayat setelahnya menjelaskan tentang keesaan Allah SWT dan larangan untuk menyekutukan-Nya.

Makna Ayat al Isra 23

ayat isra perkata arti surah qs

Ayat al Isra 23 adalah salah satu ayat penting dalam Alquran yang membahas tentang larangan syirik dan pentingnya mengabdi hanya kepada Allah SWT.

Makna Literal

Secara literal, ayat al Isra 23 berbunyi:

وَقَضٰى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوْٓا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Yang artinya:

“Dan Tuhanmu telah menetapkan, agar kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

Interpretasi dan Tafsir

Ayat al Isra 23 telah ditafsirkan oleh para ulama dengan berbagai cara. Namun, secara umum, ayat ini dimaknai sebagai:

  • Larangan syirik dan penegasan keesaan Allah SWT.
  • Kewajiban berbakti kepada orang tua, terutama saat mereka sudah lanjut usia.
  • Pentingnya memperlakukan orang tua dengan hormat dan kasih sayang.

Penerapan dalam Kehidupan Muslim

Ayat al Isra 23 memiliki implikasi yang luas dalam kehidupan Muslim, antara lain:

  • Menjaga keimanan dan menghindari segala bentuk syirik.
  • Menghormati dan berbakti kepada orang tua.
  • Menjalin hubungan yang harmonis dengan orang tua.
  • Memperlakukan orang tua dengan kasih sayang dan kesabaran.

Perbandingan dengan Ayat Lain

Ayat al Isra 23 memiliki kesamaan dan perbedaan dengan ayat-ayat lain dalam Al-Qur’an yang membahas tentang keesaan Allah dan larangan menyekutukan-Nya. Perbandingan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang ajaran Islam mengenai tauhid.

Ayat yang Serupa

  • QS. al Ikhlas: 1-4
  • QS. an Nahl: 51
  • QS. al An’am: 102

Ayat-ayat ini menegaskan keesaan Allah, bahwa Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada yang setara dengan-Nya.

Perbedaan

Meskipun memiliki kesamaan dalam makna, ayat al Isra 23 memiliki perbedaan konteks dan penekanan. Ayat ini secara khusus mengutuk tindakan menyekutukan Allah dengan menyebut bahwa hal tersebut merupakan kezaliman yang besar.

Implikasi

Perbandingan ini menyoroti pentingnya tauhid sebagai prinsip dasar dalam Islam. Ayat al Isra 23 memberikan peringatan keras terhadap penyekutuan Allah, menekankan bahwa hal tersebut tidak hanya salah tetapi juga merupakan bentuk ketidakadilan. Pemahaman yang komprehensif tentang ayat ini dan ayat-ayat serupa lainnya sangat penting untuk membangun keyakinan yang kuat dalam keesaan Allah.

Ilustrasi dan Gambar

Ilustrasi dan gambar dapat menjadi alat bantu yang ampuh untuk memvisualisasikan dan memahami makna ayat Al-Isra 23. Dengan menyajikan representasi visual dari konsep-konsep abstrak, ilustrasi dan gambar dapat memperjelas pesan ayat dan memperkuat dampaknya.

Salah satu cara efektif untuk mengilustrasikan ayat ini adalah dengan menggambarkan dua jalan yang bercabang. Jalan pertama, mewakili jalan kebajikan, dapat digambarkan sebagai jalan yang terang dan lurus, sementara jalan kedua, mewakili jalan kejahatan, dapat digambarkan sebagai jalan yang gelap dan berliku.

Di persimpangan kedua jalan ini, seseorang dapat digambarkan sedang berdiri di ambang pintu, merenungkan pilihannya. Gambar ini dapat menyampaikan dilema moral yang dihadapi individu dan pentingnya membuat pilihan yang benar.

Gambar 1: Persimpangan Jalan

Gambar 1 menggambarkan persimpangan jalan yang melambangkan pilihan antara jalan kebajikan dan kejahatan. Jalan yang terang dan lurus mewakili jalan kebajikan, sementara jalan yang gelap dan berliku mewakili jalan kejahatan.

Di tengah persimpangan, seorang individu berdiri di ambang pintu, merenungkan pilihannya. Gambar ini menunjukkan pentingnya membuat pilihan yang tepat dan konsekuensi yang ditimbulkan oleh setiap pilihan.

Penutup

al isra ayat 23 arti perkata terbaru

Memahami arti perkata dalam Al-Isra ayat 23 tidak hanya memperkaya pemahaman kita tentang teks suci, tetapi juga memberikan panduan moral dan spiritual bagi umat Islam. Dengan menghayati makna ayat ini, kita dapat memperdalam hubungan kita dengan Tuhan dan menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam.

Ringkasan FAQ

Apa arti kata “al Isra” dalam ayat ini?

Secara harfiah, “al Isra” berarti “perjalanan malam”. Dalam konteks ayat ini, mengacu pada perjalanan malam Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem.

Bagaimana makna angka “23” dalam konteks ayat ini?

Angka “23” tidak memiliki signifikansi khusus dalam konteks ayat ini. Namun, beberapa tafsir mengaitkannya dengan jumlah nabi yang disebutkan dalam Al-Qur’an atau dengan usia Nabi Muhammad saat menerima wahyu pertama.

Bagaimana ayat Al-Isra 23 diterapkan dalam kehidupan Muslim?

Ayat ini mengajarkan pentingnya beribadah kepada Tuhan dengan tulus dan menghindari syirik. Muslim juga diingatkan untuk berbakti kepada orang tua dan memperlakukan semua makhluk dengan baik.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait