Arti Aras Dalam Bahasa Jawa

Made Santika March 8, 2024

Dalam bahasa Jawa, kata “aras” menyimpan makna yang kaya dan beragam, mencerminkan nilai-nilai budaya yang mendalam. Sebagai istilah yang digunakan dalam berbagai konteks, “aras” menyoroti hubungan kompleks antara bahasa, masyarakat, dan identitas.

Memahami arti “aras” dalam bahasa Jawa tidak hanya memperkaya pemahaman kita tentang bahasa itu sendiri, tetapi juga membuka pintu menuju wawasan tentang budaya Jawa yang unik.

Arti Kata Aras dalam Bahasa Jawa

arti aras dalam bahasa jawa terbaru

Penjelasan Arti

Dalam bahasa Jawa, kata “aras” memiliki arti “tingkat” atau “lapisan”. Kata ini digunakan untuk menunjukkan posisi atau urutan dalam suatu hierarki atau struktur.

Contoh kalimat yang menggunakan kata “aras” dalam konteks bahasa Jawa:

  • “Sing aras paling dhuwur iku Gusti Allah.” (Yang tingkat paling tinggi itu Tuhan.)
  • “Wong iku urip ana ing aras kemiskinan.” (Orang itu hidup dalam tingkat kemiskinan.)

Penggunaan dalam Berbagai Konteks

Kata “aras” dapat digunakan dalam berbagai konteks, antara lain:

  • Hirarki sosial
  • Urutan pangkat
  • Lapisan strata
  • Tingkatan pendidikan
  • Tingkatan bahasa

Dalam konteks hirarki sosial, “aras” digunakan untuk menunjukkan posisi seseorang dalam masyarakat. Misalnya, seseorang yang memiliki status sosial tinggi dikatakan berada pada “aras atas”, sementara seseorang yang memiliki status sosial rendah dikatakan berada pada “aras bawah”.

Dalam konteks urutan pangkat, “aras” digunakan untuk menunjukkan tingkat atau jabatan seseorang dalam sebuah organisasi. Misalnya, seorang manajer dikatakan berada pada “aras menengah”, sementara seorang direktur dikatakan berada pada “aras atas”.

Dalam konteks lapisan strata, “aras” digunakan untuk menunjukkan posisi seseorang dalam masyarakat berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan. Misalnya, seseorang yang memiliki pendapatan tinggi dan pendidikan tinggi dikatakan berada pada “aras atas”, sementara seseorang yang memiliki pendapatan rendah dan pendidikan rendah dikatakan berada pada “aras bawah”.

Dalam konteks tingkatan pendidikan, “aras” digunakan untuk menunjukkan tingkat atau jenjang pendidikan seseorang. Misalnya, seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan dasar dikatakan berada pada “aras dasar”, sementara seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi dikatakan berada pada “aras tinggi”.

Dalam konteks tingkatan bahasa, “aras” digunakan untuk menunjukkan tingkat atau register bahasa yang digunakan seseorang. Misalnya, seseorang yang menggunakan bahasa formal dikatakan berada pada “aras tinggi”, sementara seseorang yang menggunakan bahasa informal dikatakan berada pada “aras rendah”.

Sinonim dan Antonim Kata Aras

kosakata istilah kain meteran agustus

Kata “aras” dalam bahasa Jawa memiliki beberapa sinonim dan antonim yang perlu diketahui untuk memperkaya kosakata.

Sinonim Kata Aras

  • Lawang
  • Trep
  • Pintu

Antonim Kata Aras

  • Jendhela
  • Kaca
  • Lubang

Penggunaan Kata Aras dalam Kalimat

Kata “aras” dalam bahasa Jawa memiliki beberapa makna, dan penggunaannya dalam kalimat juga beragam. Berikut ini beberapa contoh penggunaan kata “aras” dalam kalimat dengan makna yang berbeda:

Kalimat Literal

Kalimat Makna
Sepedhane disimpen ning aras lemari karo tembok. Sepedanya disimpan di antara lemari dan tembok.
Ana jurang aras bukit loro kui. Ada jurang di antara dua bukit itu.
Kulak-kulikan sing sugih meneng ning aras wong kere. Orang kaya tinggal di antara orang miskin.

Kalimat Kiasan

  • Dheweke iki aras-arasane wong pinter. (Dia ini orang yang sok pintar.)
  • Janjine mung aras-arasen tok, ora nate ditepati. (Janjinya hanya omong kosong saja, tidak pernah ditepati.)
  • Wong kuwi lagi aras-arasane sugih, padahal mung sok pamer barang. (Orang itu sok pamer kaya, padahal hanya sok pamer barang.)

Peribahasa atau Ungkapan yang Berkaitan dengan Aras

jawa aksara tulisan bahasa translate lengkap huruf sansekerta suku aksa ditulis pasangannya sandangan kominfo krama hubungan panduan alus otomatis digitalisasi

Dalam bahasa Jawa, terdapat beberapa peribahasa atau ungkapan yang menggunakan kata “aras”. Peribahasa atau ungkapan ini umumnya digunakan untuk memberikan nasihat atau menggambarkan suatu situasi.

Ungkapan “Ngadeg Aras”

Ungkapan “ngadep aras” secara harfiah berarti “menghadap ke atas”. Ungkapan ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki sifat sombong atau angkuh. Orang yang “ngadep aras” cenderung meremehkan orang lain dan merasa dirinya lebih unggul.

Peribahasa “Jer Basuki Mawa Beya”

Peribahasa “jer basuki mawa beya” memiliki arti “untuk mencapai kebahagiaan atau kesuksesan, diperlukan pengorbanan”. Peribahasa ini mengajarkan bahwa untuk memperoleh sesuatu yang berharga, seseorang harus bersedia mengorbankan sesuatu yang lain.

Peribahasa “Adigang, Adigung, Adiguna”

Peribahasa “adigang, adigung, adiguna” menggambarkan seseorang yang memiliki kekuatan, kekuasaan, dan kepintaran. Peribahasa ini sering digunakan untuk menggambarkan pemimpin atau orang yang berkuasa.

Aras dalam Budaya Jawa

Peran dan Signifikansi Kata “Aras” dalam Budaya Jawa

Kata “aras” memegang peran penting dalam budaya Jawa. Ini merujuk pada tingkat atau hierarki sosial yang dianut masyarakat Jawa. Konsep aras memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk tata krama, perilaku, dan hubungan antarpribadi.

Masyarakat Jawa tradisional membagi masyarakat menjadi empat aras utama, yaitu:

  • Wong Cilik (rakyat jelata)
  • Wong Menengah (kelas menengah)
  • Priyayi (bangsawan)
  • Dalem (kerajaan)

Setiap aras memiliki norma dan nilai yang berbeda, yang memengaruhi cara mereka berinteraksi dan berperilaku. Konsep aras ini menekankan pentingnya menghormati hierarki sosial dan mematuhi aturan-aturan yang ditetapkan.

Bagaimana Kata “Aras” Mencerminkan Nilai-Nilai dan Keyakinan Masyarakat Jawa

Konsep aras dalam budaya Jawa mencerminkan nilai-nilai dan keyakinan masyarakat Jawa, antara lain:

  • Hormat dan Sopan Santun: Aras mengajarkan pentingnya menghormati orang yang lebih tua, berkedudukan lebih tinggi, dan berasal dari latar belakang yang lebih terhormat.
  • Rasa Hierarki: Aras menekankan adanya perbedaan status dan peran dalam masyarakat, yang harus dihormati dan dipertahankan.
  • Keselarasan dan Ketertiban: Aras membantu menjaga ketertiban dan harmoni dalam masyarakat dengan memberikan kerangka kerja untuk interaksi sosial yang tepat.
  • Penghindaran Konflik: Aras mendorong orang untuk menghindari konflik dan menjaga hubungan yang baik dengan orang lain, bahkan jika mereka berasal dari aras yang berbeda.

Dengan demikian, kata “aras” dalam budaya Jawa merupakan konsep penting yang memengaruhi cara hidup dan berinteraksi masyarakat Jawa.

Terakhir

Dengan menelusuri makna “aras” dalam bahasa Jawa, kita menemukan sebuah kata yang melampaui definisi leksikalnya. Ini adalah cerminan dari sistem nilai budaya, pandangan dunia, dan warisan yang telah membentuk masyarakat Jawa selama berabad-abad.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Apa perbedaan antara “aras” dan “tingkat”?

Meskipun kedua kata tersebut sering digunakan secara bergantian, “aras” lebih menekankan pada urutan atau tingkatan dalam hierarki, sedangkan “tingkat” mengacu pada tingkatan atau level yang lebih umum.

Dalam konteks apa “aras” digunakan secara kiasan?

Secara kiasan, “aras” dapat digunakan untuk menggambarkan tingkatan kualitas, prestasi, atau pencapaian, misalnya dalam frasa “aras tinggi” (berkualitas tinggi) atau “aras rendah” (berkualitas rendah).

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait