Arti Boyong Dalam Bahasa Jawa

Made Santika March 12, 2024

Dalam khazanah bahasa Jawa, kata “boyong” menyimpan makna yang kaya dan mendalam. Istilah ini tidak hanya merujuk pada tindakan memindahkan barang, tetapi juga merefleksikan nilai-nilai dan kepercayaan masyarakat Jawa.

Secara etimologis, kata “boyong” berasal dari bahasa Sansekerta “bhug” yang berarti “memiliki” atau “menguasai”. Makna ini kemudian berkembang dalam bahasa Jawa, merujuk pada tindakan memindahkan kepemilikan atau tempat tinggal.

Arti Boyong dalam Bahasa Jawa

Dalam bahasa Jawa, kata “boyong” memiliki arti “memindahkan” atau “membawa”. Kata ini digunakan untuk menggambarkan tindakan memindahkan barang atau orang dari satu tempat ke tempat lain.

Contoh Penggunaan

  • Aku boyong kabeh barangku saka omah lawas menyang omah anyar. (Aku memindahkan semua barangku dari rumah lama ke rumah baru.)
  • Kulawarga iki boyong saka désa menyang kutha. (Keluarga ini pindah dari desa ke kota.)

Asal-usul Kata Boyong

Secara etimologis, kata “boyong” berasal dari bahasa Jawa, yaitu “boyong” yang berarti memindahkan atau mengangkut barang-barang.

Bahasa atau Dialek Sumber

Kata “boyong” berasal dari dialek Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Variasi Kata Boyong

Kata “boyong” dalam bahasa Jawa memiliki beberapa variasi yang berbeda dalam penggunaan dan maknanya.

Boyongono

Variasi “boyongono” merujuk pada proses pemindahan atau pengangkutan barang dalam jumlah banyak atau besar.

Boyong-boyong

Variasi “boyong-boyong” menunjukkan proses pemindahan atau pengangkutan barang yang dilakukan secara berulang-ulang atau berkali-kali.

Konteks Penggunaan Kata Boyong

arti boyong dalam bahasa jawa

Kata “boyong” dalam bahasa Jawa memiliki arti luas yang dapat bervariasi tergantung pada konteks penggunaannya. Tabel berikut menyajikan beberapa situasi umum di mana kata “boyong” digunakan, beserta makna dan contohnya:

Jenis Situasi

Jenis Situasi Makna Contoh Penggunaan
Memindahkan Barang Mengangkut barang dari satu tempat ke tempat lain “Mbok, tak bantu boyong koper iki.”
Pindah Rumah Memindahkan seluruh harta benda dari satu rumah ke rumah lain “Keluargaku mau boyong ke rumah baru bulan depan.”
Membawa Sesuatu Membawa sesuatu dari satu tempat ke tempat lain “Tolong boyongkan tas ini ke dalam kamar.”
Memindahkan Orang Membawa seseorang dari satu tempat ke tempat lain “Ayah boyong adik ke rumah sakit.”
Mengambil Sesuatu Mendapatkan atau mengambil sesuatu dari suatu tempat “Aku mau boyong buku di perpustakaan.”

Ungkapan Berkaitan dengan Boyong

Bahasa Jawa memiliki beragam ungkapan atau peribahasa yang menggunakan kata “boyong”. Ungkapan-ungkapan ini memiliki makna dan penggunaan yang beragam, mulai dari ungkapan yang menggambarkan proses pindah rumah hingga ungkapan yang bermakna lebih luas.

Ungkapan Berkaitan dengan Proses Pindah Rumah

  • Boyong omah: Ungkapan yang secara harfiah berarti “memindahkan rumah”, digunakan untuk menggambarkan proses pindah rumah.
  • Boyong barang: Ungkapan yang berarti “memindahkan barang”, digunakan untuk menggambarkan proses memindahkan barang-barang saat pindah rumah.
  • Boyong anak-bojo: Ungkapan yang berarti “memindahkan anak-istri”, digunakan untuk menggambarkan proses pindah rumah bersama keluarga.

Ungkapan Berkaitan dengan Makna yang Lebih Luas

  • Boyong nasib: Ungkapan yang berarti “mengubah nasib”, digunakan untuk menggambarkan proses perubahan nasib atau kehidupan seseorang.
  • Boyong penyakit: Ungkapan yang berarti “memindahkan penyakit”, digunakan untuk menggambarkan proses menularkan penyakit.
  • Boyong ilmu: Ungkapan yang berarti “memindahkan ilmu”, digunakan untuk menggambarkan proses menyebarkan atau menularkan ilmu pengetahuan.

Kata Berelasi dengan Boyong

Kata “boyong” dalam bahasa Jawa memiliki hubungan semantik dengan beberapa kata lain yang memiliki makna serupa atau terkait. Berikut adalah daftar kata-kata tersebut beserta penjelasan hubungannya dengan “boyong”:

Pindah

  • Berarti memindahkan tempat tinggal atau barang-barang.
  • Berhubungan erat dengan “boyong” karena keduanya merujuk pada tindakan mengangkut atau memindahkan sesuatu.

Ngaso

  • Berarti beristirahat atau singgah.
  • Berkaitan dengan “boyong” karena dalam proses pemindahan, biasanya terdapat momen istirahat atau singgah.

Munggah

  • Berarti naik atau mengangkut ke atas.
  • Berelasi dengan “boyong” karena dalam proses pemindahan, barang-barang seringkali diangkut ke atas kendaraan atau tempat penyimpanan.

Nyangkut

  • Berarti tertahan atau terhambat.
  • Berkaitan dengan “boyong” karena dalam proses pemindahan, terkadang terjadi hambatan atau keterlambatan.

Titip

  • Berarti menitipkan atau menyimpan sesuatu.
  • Berelasi dengan “boyong” karena dalam proses pemindahan, terkadang barang-barang dititipkan sementara di tempat lain.

Boyongon

  • Berarti barang-barang yang dipindahkan.
  • Merupakan bentuk nominal dari kata “boyong” yang merujuk pada objek yang dipindahkan.

Penggunaan Kata Boyong dalam Sastra Jawa

kelebihan dibanding lain jarang

Kata “boyong” dalam sastra Jawa memiliki peran penting dalam menggambarkan perpindahan tempat atau proses membawa barang. Kata ini kerap digunakan dalam berbagai karya sastra, baik tembang maupun cerita rakyat.

Dalam Tembang Jawa

Dalam tembang Jawa, kata “boyong” sering digunakan untuk menggambarkan proses perpindahan seseorang atau sekelompok orang dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya, dalam tembang “Durma”, kata “boyong” digunakan untuk menggambarkan proses perpindahan Kerajaan Majapahit dari Trowulan ke Demak:”Mbok durma durma, pinuju ngendi?Boyong Majapahit, ngriki puniki”Dalam tembang ini, kata “boyong” menunjukkan proses perpindahan seluruh Kerajaan Majapahit, termasuk rakyat dan perangkat pemerintahannya.

Dalam Cerita Rakyat Jawa

Dalam cerita rakyat Jawa, kata “boyong” juga sering digunakan untuk menggambarkan proses membawa barang atau harta benda. Misalnya, dalam cerita “Lutung Kasarung”, kata “boyong” digunakan untuk menggambarkan proses membawa harta benda Purbasari saat ia diusir dari istana:”Mbok Lutung, mbok Lutung,Boyong barangku, boyong dhawanku”Dalam cerita ini, kata “boyong” menunjukkan proses membawa barang-barang milik Purbasari, yang kemudian disembunyikan oleh Lutung Kasarung.Penggunaan

kata “boyong” dalam sastra Jawa menunjukkan peran penting kata tersebut dalam menggambarkan proses perpindahan dan membawa barang. Kata ini membantu pembaca membayangkan dan memahami perjalanan dan perpindahan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam karya sastra tersebut.

Kata Boyong dalam Budaya Jawa

artinya halus kata mudah kromo ngoko kosakata thegorbalsla cinta mutiara untuk

Kata “boyong” dalam budaya Jawa memiliki makna yang luas dan memainkan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa. Kata ini tidak hanya merujuk pada tindakan memindahkan barang atau orang, tetapi juga memiliki konotasi simbolis dan ritualistik yang dalam.

Ritual Pindahan

Salah satu penggunaan kata “boyong” yang paling umum adalah dalam konteks ritual pindahan rumah. Bagi masyarakat Jawa, pindahan rumah tidak hanya sekedar perpindahan fisik, tetapi juga merupakan momen yang sakral dan penuh makna. Prosesi boyong biasanya diawali dengan doa dan sesajen untuk meminta perlindungan dan keselamatan.

Barang-barang rumah tangga kemudian dikemas dan diangkut dengan hati-hati, menghindari benda-benda yang dianggap keramat atau pusaka.

Nilai Gotong Royong

Kata “boyong” juga mencerminkan nilai gotong royong yang kuat dalam masyarakat Jawa. Saat seseorang boyong rumah, tetangga dan kerabat biasanya akan datang membantu, baik dalam proses pengepakan, pengangkutan, maupun penyiapan rumah baru. Nilai ini menunjukkan pentingnya kebersamaan dan saling tolong menolong dalam budaya Jawa.

Simbol Perubahan dan Transformasi

Dalam konteks yang lebih luas, kata “boyong” juga dapat diartikan sebagai simbol perubahan dan transformasi. Masyarakat Jawa percaya bahwa setiap kali seseorang boyong, mereka tidak hanya memindahkan barang-barang mereka, tetapi juga memindahkan nasib dan keberuntungan mereka. Ritual boyong dipandang sebagai kesempatan untuk meninggalkan masa lalu dan memulai babak baru dalam kehidupan.

Pemungkas

arti

Kata “boyong” telah menjadi bagian integral dari budaya Jawa, mencerminkan pandangan masyarakat tentang kehidupan dan hubungan. Melalui ungkapan, peribahasa, dan penggunaannya dalam sastra, kata ini terus memainkan peran penting dalam membentuk identitas dan nilai-nilai masyarakat Jawa.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apa perbedaan antara “boyong” dan “boyongan”?

Kata “boyong” mengacu pada tindakan memindahkan, sedangkan “boyongan” merujuk pada proses atau acara pemindahan.

Dalam konteks apa saja kata “boyong” digunakan?

Kata “boyong” dapat digunakan dalam berbagai konteks, mulai dari memindahkan barang, pindah rumah, hingga perubahan hidup yang lebih besar.

Apa saja ungkapan yang menggunakan kata “boyong” dalam bahasa Jawa?

Beberapa ungkapan yang menggunakan kata “boyong” antara lain “boyong kabeh” (memindahkan semuanya), “boyong bareng” (pindah bersama), dan “boyong geni” (pindah perapian).

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait