Arti Kayangan Bahasa Jawa

Made Santika March 6, 2024

Dalam kosakata bahasa Jawa, terdapat istilah “kayangan” yang memiliki makna dan peran penting dalam kebudayaan masyarakat Jawa. Konsep kayangan merujuk pada alam gaib yang dihuni oleh makhluk-makhluk supranatural dan memiliki keterkaitan erat dengan mitologi, seni, dan nilai-nilai budaya Jawa.

Kata “kayangan” berasal dari kata dasar “kayang” yang berarti “langit” atau “angkasa”. Dalam mitologi Jawa, kayangan diyakini sebagai tempat tinggal para dewa, bidadari, dan makhluk halus lainnya yang memiliki kekuatan supernatural.

Arti Kayangan dalam Bahasa Jawa

kayangan palawan coron waterfalls

Dalam bahasa Jawa, “kayangan” merujuk pada dunia supranatural atau alam para dewa. Kata ini berasal dari bahasa Sansekerta “kayangan”, yang berarti “tempat tinggal para dewa”. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, kayangan dihuni oleh berbagai makhluk gaib, termasuk dewa, bidadari, dan roh halus.

Contoh Penggunaan Kata “Kayangan”

Kata “kayangan” sering digunakan dalam kalimat dan percakapan untuk menggambarkan hal-hal yang berhubungan dengan dunia supranatural. Berikut adalah beberapa contoh penggunaannya:

  • “Kemarin saya bermimpi ke kayangan dan bertemu dengan bidadari cantik.”
  • “Para dewa di kayangan sedang mengadakan pesta besar.”
  • “Roh halus sering muncul di sekitar rumah yang dekat dengan kayangan.”

Hubungan Kayangan dengan Mitologi Jawa

arti kamus apa

Dalam mitologi Jawa, kayangan merupakan dunia gaib yang dihuni oleh para dewa dan makhluk mitologi lainnya. Masyarakat Jawa percaya bahwa kayangan terhubung dengan dunia manusia melalui berbagai portal dan jalur gaib.

Hierarki dan Tingkatan Dunia Kayangan

Dunia kayangan memiliki hierarki dan tingkatan yang kompleks. Bagian paling atas diduduki oleh Dewa Tunggal, yang merupakan pencipta dan penguasa tertinggi. Di bawah Dewa Tunggal terdapat para dewa utama, seperti Bathara Guru, Bathara Wisnu, dan Bathara Brahma. Dewa-dewa ini memiliki tanggung jawab dan wilayah kekuasaan masing-masing.

Di bawah dewa utama terdapat para dewa yang lebih rendah, seperti para bidadari, yaksa, dan gandharwa. Makhluk-makhluk ini memiliki kekuatan dan kemampuan yang berbeda-beda, dan mereka memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan dunia kayangan.

Tokoh dan Makhluk Mitologi yang Tinggal di Kayangan

Kayangan dihuni oleh berbagai tokoh dan makhluk mitologi, di antaranya:

  • Dewa Tunggal: Pencipta dan penguasa tertinggi.
  • Bathara Guru: Dewa tertinggi yang menguasai dunia kayangan.
  • Bathara Wisnu: Dewa pemelihara yang bertanggung jawab atas keseimbangan dunia.
  • Bathara Brahma: Dewa pencipta yang bertanggung jawab atas penciptaan dunia.
  • Bidadari: Makhluk perempuan cantik yang tinggal di kayangan dan melayani para dewa.
  • Yaksa: Makhluk setengah dewa yang memiliki kekuatan magis.
  • Gandharwa: Makhluk yang memiliki kemampuan musik yang luar biasa.

Pengaruh Kayangan pada Budaya Jawa

Konsep kayangan, dunia gaib yang dihuni oleh dewa dan makhluk supranatural, telah memberikan pengaruh yang signifikan pada budaya Jawa. Pengaruh ini terlihat dalam berbagai aspek, termasuk seni, sastra, dan budaya Jawa.

Seni

Konsep kayangan tercermin dalam seni wayang, yang merupakan pertunjukan boneka bayangan tradisional Jawa. Wayang menggambarkan kisah-kisah dari mitologi Hindu dan Buddha, di mana tokoh-tokoh kayangan sering menjadi karakter utama. Dalam tari Jawa, gerakan dan ekspresi penari terinspirasi oleh gerakan dan sifat makhluk kayangan.

Sastra

Sastra Jawa juga dipengaruhi oleh konsep kayangan. Kitab kuno Jawa, seperti Ramayana dan Mahabharata , menggambarkan kisah-kisah para dewa dan makhluk kayangan. Cerita-cerita ini memberikan nilai-nilai moral dan ajaran spiritual kepada masyarakat Jawa.

Budaya

Konsep kayangan juga membentuk nilai-nilai dan ajaran dalam masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa percaya bahwa dunia kayangan merupakan cerminan dari dunia manusia, dan tindakan manusia di bumi akan berdampak pada kehidupan mereka di kayangan. Keyakinan ini mendorong masyarakat Jawa untuk hidup dengan baik dan berbudi luhur.

Perkembangan Konsep Kayangan

Konsep kayangan telah mengalami perkembangan signifikan sepanjang sejarah Jawa. Dari zaman kuno hingga modern, terdapat perubahan dalam pemahaman dan interpretasi tentang dunia supranatural ini.

Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Konsep Kayangan

  • Pengaruh agama Hindu-Buddha: Masuknya agama-agama ini membawa konsep dewa dan makhluk halus yang memengaruhi kepercayaan tentang kayangan.
  • Pengaruh budaya lokal: Tradisi dan kepercayaan lokal memengaruhi persepsi tentang kayangan, termasuk adanya tokoh-tokoh mitologi dan legenda.
  • Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan: Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan menantang kepercayaan tradisional tentang kayangan dan mendorong interpretasi yang lebih rasional.

Relevansi Konsep Kayangan dalam Masyarakat Jawa Kontemporer

Meskipun konsep kayangan telah mengalami perubahan, namun tetap relevan dalam masyarakat Jawa kontemporer. Hal ini tercermin dalam:

  • Kepercayaan tradisional: Banyak orang Jawa masih mempercayai keberadaan kayangan dan makhluk halus yang menghuninya.
  • Seni dan budaya: Konsep kayangan menjadi sumber inspirasi dalam berbagai bentuk seni dan budaya Jawa, seperti wayang, gamelan, dan tarian tradisional.
  • Pariwisata: Situs-situs yang diyakini sebagai tempat tinggal makhluk halus atau tokoh mitologi menjadi tujuan wisata yang menarik bagi wisatawan.

Kesamaan dan Perbedaan Kayangan dengan Konsep Lain

Konsep kayangan dalam budaya Jawa memiliki kemiripan dan perbedaan dengan konsep surga atau alam baka dalam budaya lain. Perbandingan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih luas tentang kepercayaan dan keyakinan masyarakat Jawa.

Surga dalam Agama Samawi

  • Surga digambarkan sebagai tempat yang penuh kebahagiaan, kedamaian, dan kemewahan.
  • Dihuni oleh orang-orang yang beriman dan berbuat baik selama hidupnya.
  • Dapat diakses melalui kematian atau pengangkatan.

Alam Baka dalam Tradisi Tionghoa

  • Alam baka terdiri dari beberapa tingkatan, di mana setiap tingkatan memiliki karakteristik berbeda.
  • Jiwa orang yang meninggal akan menjalani penghakiman berdasarkan perbuatannya semasa hidup.
  • Kebahagiaan atau penderitaan di alam baka bergantung pada karma yang dikumpulkan selama hidup.

Persamaan dan Perbedaan dengan Kayangan

Terdapat persamaan antara kayangan dengan surga dan alam baka, yaitu sebagai tempat yang dihuni oleh makhluk yang telah meninggal dan dipandang sebagai tempat yang baik atau diinginkan.

Namun, terdapat juga perbedaan yang signifikan. Kayangan dalam budaya Jawa tidak hanya dihuni oleh orang yang meninggal, tetapi juga oleh makhluk halus yang tidak terlihat oleh manusia. Selain itu, kayangan bukanlah tempat akhir, melainkan tempat transit sebelum jiwa bereinkarnasi.

Keunikan Kayangan dalam Budaya Jawa

Konsep kayangan unik dalam konteks budaya Jawa karena memiliki karakteristik berikut:

  • Dihuni oleh berbagai makhluk halus, seperti bidadari, dewa, dan lelembut.
  • Terbagi menjadi beberapa tingkatan, yang masing-masing memiliki fungsi dan penghuni berbeda.
  • Merupakan tempat transit jiwa sebelum bereinkarnasi ke dunia fana.
  • Memiliki hubungan erat dengan dunia manusia, karena makhluk kayangan sering turun ke bumi untuk berinteraksi dengan manusia.

Akhir Kata

arti bahasa gaul kode terkini angka simak pekanbaru tribunpekanbaru

Konsep kayangan telah berevolusi seiring waktu, namun tetap menjadi bagian integral dari budaya Jawa. Pengaruhnya terlihat dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari seni hingga nilai-nilai moral. Kayangan tidak hanya menjadi tempat tinggal para dewa, tetapi juga simbol aspirasi, harapan, dan hubungan antara manusia dengan alam gaib.

Jawaban untuk Pertanyaan Umum

Apa arti kata “kayangan” dalam bahasa Jawa?

Kayangan berarti “langit” atau “angkasa” dan merujuk pada alam gaib yang dihuni oleh makhluk supranatural.

Apa saja contoh penggunaan kata “kayangan” dalam kalimat?

Contoh: “Dewi Ratih turun dari kayangan untuk menemui Arjuna.” “Para bidadari menari dengan anggun di kayangan.”

Siapa saja tokoh mitologi yang tinggal di kayangan?

Contoh: Batara Guru, Batari Durga, Hanoman, Wisnu, dan Dewi Sri.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait