Arti Kopet Dalam Bahasa Jawa

Made Santika March 11, 2024

Dalam perbendaharaan kata bahasa Jawa, terdapat istilah “kopet” yang memiliki makna dan penggunaan yang unik. Kata ini tidak hanya sekadar menyebut pencopet, tetapi juga mengandung makna tersirat dan nuansa tertentu yang memengaruhi penggunaannya dalam percakapan sehari-hari.

Kopet dalam bahasa Jawa merujuk pada seseorang yang melakukan tindakan pencurian secara diam-diam dan licik, terutama di tempat keramaian. Istilah ini juga dapat digunakan secara kiasan untuk menggambarkan orang yang memanfaatkan situasi atau kelemahan orang lain untuk keuntungan pribadi.

Pengertian Kopet dalam Bahasa Jawa

arti kopet dalam bahasa jawa terbaru

Kopet adalah istilah dalam bahasa Jawa yang merujuk pada pencopet atau orang yang mengambil barang orang lain tanpa sepengetahuan mereka.

Contoh kalimat yang menggunakan kata “kopet”:

  • Wong iku ketangkep polisi amarga dadi kopet. (Orang itu ditangkap polisi karena menjadi pencopet.)
  • Ati-ati yen ono wong sing ngadeket, bisa dadi kopet. (Hati-hati jika ada orang yang mendekat, bisa jadi pencopet.)

Jenis-jenis Kopet

arti kopet dalam bahasa jawa terbaru

Dalam bahasa Jawa, terdapat beberapa jenis kopet yang dikenal luas:

Perbedaan utama antara jenis-jenis kopet ini terletak pada target, modus operandi, dan tingkat keparahan kejahatannya.

Kopet Gendar

Kopet jenis ini menargetkan penumpang kereta api atau bus. Mereka biasanya beroperasi di tempat-tempat ramai seperti stasiun atau terminal.

Kopet Jalanan

Sesuai namanya, kopet jalanan beroperasi di jalanan atau tempat-tempat umum yang ramai. Mereka menargetkan pejalan kaki yang lengah atau wisatawan yang membawa barang berharga.

Kopet Pasar

Kopet pasar menargetkan pembeli atau pedagang di pasar tradisional. Mereka memanfaatkan keramaian dan kesibukan pasar untuk mengelabui korbannya.

Kopet Stasioner

Kopet stasioner beroperasi di tempat-tempat tertentu, seperti halte bus atau terminal. Mereka menunggu korban yang lengah atau sedang mencari kendaraan.

Kopet Modus Baru

Seiring perkembangan teknologi, muncul pula modus kopet yang baru. Kopet jenis ini memanfaatkan kecanggihan teknologi, seperti ponsel atau media sosial, untuk mengelabui korbannya.

Penggunaan Kopet dalam Percakapan Sehari-hari

Kata “kopet” sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dalam berbagai konteks dan dengan arti yang bervariasi.

Contoh Percakapan

  • -*Konteks: Percakapan antara dua orang tentang pengalaman naik bus.

    -*Percakapan:

    – Orang A: “Kemarin aku naik bus, banyak banget kopet.”

    – Orang B: “Iya, memang banyak. Harus hati-hati kalau naik bus.”

  • -*Konteks: Percakapan antara seorang polisi dan seorang korban pencurian.

    -*Percakapan:

    – Polisi: “Bagaimana ciri-ciri pencurinya?”

    – Korban: “Dia memakai topi dan masker, kayak kopet.”

  • -*Konteks: Percakapan antara dua orang tentang seseorang yang sering mencuri.

    -*Percakapan:

    – Orang A: “Si Budi itu sering banget nyopet.”

    – Orang B: “Iya, dia memang dikenal sebagai kopet.”

Dalam contoh percakapan di atas, kata “kopet” digunakan dengan arti:

  • Pencuri yang mengambil barang-barang orang lain secara diam-diam, terutama di tempat-tempat ramai.
  • Orang yang sering mencuri.
  • Seseorang yang berperilaku seperti pencuri.

Makna Tersirat dan Nuansa Kopet

Kata “kopet” memiliki makna tersirat dan nuansa yang kaya. Makna ini memengaruhi penggunaan kata tersebut dalam percakapan dan memengaruhi persepsi terhadap tindakan mencopet.

Kata “kopet” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “mencuri dengan tangan”. Kata ini mengandung makna negatif dan mengacu pada tindakan yang tidak jujur dan merugikan. Dalam penggunaan sehari-hari, kata “kopet” sering dikaitkan dengan tindakan mencuri benda-benda kecil seperti dompet, ponsel, atau perhiasan.

Selain makna harfiahnya, kata “kopet” juga memiliki makna kiasan. Kata ini dapat digunakan untuk menggambarkan tindakan tidak jujur atau manipulatif, seperti menipu atau mengecoh seseorang. Dalam konteks ini, kata “kopet” digunakan untuk menyoroti sifat curang atau tidak terpuji dari suatu tindakan.

Nuansa negatif yang melekat pada kata “kopet” dapat memengaruhi penggunaannya dalam percakapan. Orang cenderung menggunakan kata ini untuk mengekspresikan ketidaksetujuan atau kecaman terhadap tindakan mencuri. Kata “kopet” juga dapat digunakan untuk mengolok-olok atau mempermalukan seseorang yang dianggap tidak jujur atau curang.

Dalam beberapa kasus, kata “kopet” dapat digunakan dengan nada humor atau sarkasme. Namun, penggunaan kata ini dengan cara ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari menyinggung atau mempermalukan orang lain.

Istilah Terkait

arti kamus apa

Berikut ini adalah beberapa istilah yang terkait dengan kata “kopet”:

Pencopet

Pencopet adalah orang yang melakukan tindakan pencopetan.

Copet

Copet adalah tindakan mengambil barang milik orang lain tanpa sepengetahuannya.

Jambret

Jambret adalah tindakan merampas barang milik orang lain dengan kekerasan.

Gendam

Gendam adalah sejenis ilmu hitam yang digunakan untuk menghipnotis korban agar menyerahkan barang-barangnya.

Hipnotis

Hipnotis adalah kondisi di mana seseorang kehilangan kesadaran dan dapat dipengaruhi oleh sugesti.

Ungkapan dan Peribahasa

Kata “kopet” sering digunakan dalam berbagai ungkapan dan peribahasa bahasa Jawa. Ungkapan-ungkapan ini mencerminkan makna dan penggunaan kata “kopet” dalam konteks sosial dan budaya Jawa.

Ungkapan

  • Kopet guntingan: Ungkapan yang menggambarkan seseorang yang licik dan pandai memanfaatkan situasi.
  • Kopet kentongan: Ungkapan yang menggambarkan seseorang yang suka mengadu domba atau membuat masalah.
  • Kopet wayang: Ungkapan yang menggambarkan seseorang yang suka meniru-niru atau mengikuti orang lain.

Peribahasa

  • Yen kopet ojo ngaku dheleng: Peribahasa yang mengajarkan agar tidak mengaku melihat sesuatu yang sebenarnya kita ketahui.
  • Kopet sing cilik aja iso maling bandeng: Peribahasa yang menunjukkan bahwa orang kecil pun bisa melakukan hal-hal besar.
  • Kopet mati digantung, copet hidup nggantungi: Peribahasa yang menggambarkan bahwa orang yang melakukan kejahatan akan mendapatkan balasannya.

Contoh Penggunaan dalam Sastra

Dalam khazanah sastra Jawa, kata “kopet” ditemukan dalam berbagai karya sastra klasik, salah satunya adalah Serat Centhini .

Dalam Serat Centhini , kata “kopet” digunakan untuk merujuk pada seseorang yang mencuri barang berharga dengan cara mengambil secara diam-diam.

Kutipan dari Serat Centhini

“Kacung ngendi kae. Kopet rupane. Ngopeni daleman. Ampun kangjeng ratu, tiyang kawula boten kados pundi. Punika kula katingal.”

Terjemahan:

“Mana pembantunya? Rupanya seorang pencopet. Menjaga istana. Ampun yang mulia, hamba tidak seperti itu. Itu yang hamba lihat.”

Analisis Penggunaan Kata “Kopet”

Dalam kutipan tersebut, kata “kopet” digunakan dalam konteks yang negatif, yaitu untuk menggambarkan seseorang yang melakukan tindakan pencurian. Hal ini sesuai dengan makna asli kata “kopet” dalam bahasa Jawa, yaitu pencuri.

Penggunaan kata “kopet” dalam Serat Centhini juga menunjukkan bahwa pencopetan merupakan fenomena yang sudah ada sejak zaman dahulu di masyarakat Jawa.

Penggunaan Kopet dalam Seni Pertunjukan

Dalam seni pertunjukan Jawa, istilah “kopet” digunakan dalam beberapa konteks yang berbeda. Berikut ini adalah daftar seni pertunjukan Jawa yang menggunakan kata “kopet”:

Wayang Kulit

  • Dalam pertunjukan wayang kulit, “kopet” merujuk pada wayang yang menggambarkan sosok pencuri atau pencopet.
  • Wayang kopet biasanya memiliki karakteristik yang khas, seperti wajah yang cerdik, tubuh yang kurus, dan gerakan yang lincah.

Ketoprak

  • Dalam pertunjukan ketoprak, “kopet” merujuk pada karakter yang berperan sebagai pencuri atau pencopet.
  • Karakter kopet dalam ketoprak biasanya memiliki karakter yang lucu dan jenaka, serta menjadi sumber hiburan bagi penonton.

Ludruk

  • Dalam pertunjukan ludruk, “kopet” merujuk pada karakter yang berperan sebagai pencuri atau pencopet.
  • Karakter kopet dalam ludruk biasanya memiliki karakter yang licik dan cerdik, serta menjadi salah satu tokoh utama dalam cerita.

Jaranan

  • Dalam pertunjukan jaranan, “kopet” merujuk pada kuda lumping yang ditunggangi oleh penari.
  • Kopet dalam jaranan biasanya dihias dengan berbagai aksesori, seperti bulu-bulu dan lonceng.

Dampak Budaya dan Sosial

Penggunaan kata “kopet” dalam masyarakat Jawa tidak hanya sekadar istilah untuk menyebut pencuri, tetapi juga memiliki dampak budaya dan sosial yang mendalam. Kata ini mencerminkan nilai-nilai dan kepercayaan masyarakat Jawa, serta membentuk persepsi mereka terhadap kejahatan dan perilaku sosial.

Stigma Sosial

Kata “kopet” memiliki konotasi negatif yang kuat dalam masyarakat Jawa. Individu yang dijuluki “kopet” akan dipandang dengan rendah dan dikucilkan oleh masyarakat. Stigma ini dapat berdampak jangka panjang pada reputasi dan kehidupan sosial mereka, bahkan setelah mereka telah menjalani hukuman atas kejahatan yang dilakukan.

Persepsi Kejahatan

Penggunaan kata “kopet” juga membentuk persepsi masyarakat Jawa tentang kejahatan. Kata ini sering dikaitkan dengan tindakan pencurian kecil-kecilan yang tidak melibatkan kekerasan. Akibatnya, masyarakat mungkin meremehkan potensi bahaya yang ditimbulkan oleh pencopet, yang dapat menyebabkan mereka menjadi lebih rentan terhadap kejahatan.

Pengaruh pada Perilaku Sosial

Stigma sosial dan persepsi kejahatan yang terkait dengan kata “kopet” dapat memengaruhi perilaku sosial masyarakat Jawa. Individu mungkin menjadi lebih waspada dan tidak percaya terhadap orang asing, karena takut menjadi korban pencopetan. Hal ini dapat menghambat interaksi sosial dan menciptakan rasa tidak aman dalam masyarakat.

Ringkasan Penutup

Penggunaan kata “kopet” dalam bahasa Jawa merefleksikan nilai-nilai dan kepercayaan masyarakat Jawa yang menjunjung tinggi kejujuran dan ketertiban. Kata ini berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya menjaga kewaspadaan dan integritas dalam interaksi sosial.

Ringkasan FAQ

Apa perbedaan antara “kopet” dan “maling”?

Kopet merujuk pada pencurian secara diam-diam, sedangkan maling merujuk pada pencurian secara umum, baik secara diam-diam maupun terang-terangan.

Apakah “kopet” selalu merujuk pada tindakan kriminal?

Tidak, dalam konteks tertentu, “kopet” juga dapat digunakan secara kiasan untuk menggambarkan orang yang memanfaatkan situasi atau kelemahan orang lain.

Apa ungkapan yang umum digunakan dengan kata “kopet”?

Salah satu ungkapan yang umum digunakan adalah “aja dadi kopet,” yang artinya jangan menjadi pencuri.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait