Frasa “Robbi firli warhamni wajburni” adalah permohonan penuh makna dalam tradisi Islam. Kata-kata ini, yang berarti “Ya Tuhanku, kasihanilah aku dan berilah aku kekuatan,” telah menjadi sumber bimbingan dan penghiburan bagi umat Islam selama berabad-abad.
Dalam konteks keagamaan, frasa ini digunakan sebagai doa, memohon belas kasih dan kekuatan dari Tuhan. Tafsir yang berbeda dari frasa ini telah memengaruhi pemahaman dan praktik keagamaan, membentuk nilai dan keyakinan masyarakat.
Arti dan Terjemahan
Frasa “Robbi firli warhamni wajburni” adalah doa yang diambil dari Al-Qur’an, tepatnya dari Surat Al-Furqan ayat 65.
Secara bahasa, “Robbi” berarti Tuhanku, “firli” berarti ampunilah aku, “warhamni” berarti rahmatilah aku, dan “wajburni” berarti tutupilah kesalahanku.
Jadi, arti dari frasa “Robbi firli warhamni wajburni” adalah “Ya Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku, dan tutupilah kesalahanku.”
Terjemahan
- Arab: رَبِّ اغْفِرْلِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي
- Latin: Rabbi firli warhamni wajburni
- Indonesia: Ya Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku, dan tutupilah kesalahanku
Konteks Keagamaan
Frasa “Robbi firli warhamni wajburni” merupakan ungkapan doa dalam agama Islam. Frasa ini memiliki arti “Ya Tuhan, ampunilah aku dan kasihanilah aku”.
Dalam praktik keagamaan Islam, frasa ini sering digunakan dalam doa-doa pribadi dan ibadah, seperti salat dan dzikir. Umat Islam percaya bahwa dengan mengucapkan frasa ini, mereka memohon ampunan dan kasih sayang dari Allah SWT.
- Makna dan Arti: Frasa “Robbi firli warhamni wajburni” berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti “Ya Tuhan, ampunilah aku dan kasihanilah aku”.
- Penggunaan dalam Doa: Frasa ini umum digunakan dalam doa-doa pribadi, seperti doa sebelum tidur, doa setelah makan, dan doa saat memohon ampunan dari Allah SWT.
- Praktik Ibadah: Frasa ini juga digunakan dalam ibadah salat, khususnya pada saat sujud, sebagai bentuk pengakuan dosa dan permohonan ampunan.
Tafsir dan Penafsiran
Frasa “Robbi firli warhamni wajburni” memiliki beberapa penafsiran dan penafsiran yang berbeda, yang memengaruhi pemahaman dan penggunaannya.
Penafsiran Literal
Secara harfiah, frasa ini diterjemahkan menjadi “Ya Tuhan, ampuni aku dan kasihanilah aku.” Penafsiran ini menitikberatkan pada permohonan pengampunan dan belas kasihan dari Tuhan.
Penafsiran Metaforis
Selain penafsiran literal, frasa ini juga dapat diinterpretasikan secara metaforis. Beberapa penafsiran metaforis meliputi:
- Permintaan bimbingan dan perlindungan dari Tuhan.
- Pengakuan akan kesalahan dan kebutuhan akan penebusan.
- Ekspresi harapan dan doa untuk masa depan yang lebih baik.
Pengaruh Penafsiran
Penafsiran yang berbeda dari “Robbi firli warhamni wajburni” memengaruhi cara frasa tersebut dipahami dan digunakan. Penafsiran literal lebih umum digunakan dalam konteks doa dan permohonan kepada Tuhan. Sementara itu, penafsiran metaforis dapat ditemukan dalam karya sastra, puisi, dan bentuk ekspresi artistik lainnya.
Pengaruh Budaya dan Sosial
Frasa “Robbi firli warhamni wajburni” memiliki pengaruh budaya dan sosial yang signifikan dalam masyarakat.
Dalam konteks budaya, frasa ini merupakan refleksi dari keyakinan dan nilai-nilai agama yang dianut oleh masyarakat. Doa ini diyakini sebagai bentuk permohonan ampunan dan bimbingan kepada Tuhan, sehingga memengaruhi perilaku dan praktik keagamaan masyarakat.
Nilai-Nilai Moral
- Menanamkan nilai kerendahan hati dan kesadaran akan ketergantungan pada kekuatan yang lebih tinggi.
- Mendorong sikap saling menghormati dan toleransi antar sesama.
- Menekankan pentingnya kesabaran dan ketekunan dalam menghadapi kesulitan hidup.
Praktik Sosial
- Doa “Robbi firli warhamni wajburni” sering diucapkan dalam acara-acara keagamaan, seperti salat dan doa bersama.
- Frasa ini juga digunakan sebagai ungkapan belasungkawa dan doa untuk orang yang meninggal.
- Dalam beberapa budaya, frasa ini dijadikan sebagai nama atau bagian dari nama seseorang, yang mencerminkan harapan dan doa orang tua mereka.
Penggunaan dalam Seni dan Sastra
Frasa “Robbi firli warhamni wajburni” telah dijumpai dalam berbagai karya seni dan sastra, menambah makna dan kedalaman pada ciptaan tersebut.
Frasa ini dapat digunakan untuk mengekspresikan permohonan kepada Tuhan untuk pengampunan, belas kasih, dan bimbingan.
Dalam seni visual, frasa “Robbi firli warhamni wajburni” telah diintegrasikan ke dalam lukisan, kaligrafi, dan seni pahat.
Misalnya, dalam lukisan karya seniman kontemporer Farida Iman, frasa tersebut ditampilkan dalam kaligrafi Arab yang indah, mengekspresikan harapan akan belas kasih dan pengampunan Tuhan.
Dalam sastra, frasa ini telah digunakan dalam puisi, novel, dan drama.
Misalnya, dalam novel “Layang-layang” karya Khaled Hosseini, frasa tersebut diucapkan oleh tokoh utama Amir ketika ia mencari pengampunan atas dosa-dosanya.
Penggunaan frasa “Robbi firli warhamni wajburni” dalam seni dan sastra mencerminkan signifikansi spiritual dan emosionalnya bagi banyak orang.
Akhir Kata
Frasa “Robbi firli warhamni wajburni” terus bergema dalam seni dan sastra, menambah kedalaman dan makna pada karya-karya tersebut. Sebagai permohonan universal untuk belas kasih dan kekuatan, frasa ini tetap menjadi sumber inspirasi dan penghiburan bagi banyak orang.
Pertanyaan Umum yang Sering Muncul
Apakah makna literal dari “Robbi firli warhamni wajburni”?
Ya Tuhanku, kasihanilah aku dan berilah aku kekuatan.
Bagaimana frasa ini digunakan dalam doa?
Sebagai permohonan belas kasih, ampunan, dan kekuatan dari Tuhan.
Apa saja penafsiran berbeda dari frasa ini?
Frasa ini dapat ditafsirkan secara harfiah atau secara metaforis, menekankan kebutuhan akan belas kasih, kekuatan, atau keduanya.
Bagaimana frasa ini memengaruhi seni dan sastra?
Frasa ini menambah kedalaman emosional dan makna spiritual pada karya seni dan sastra, mengungkapkan tema-tema harapan, penghiburan, dan permohonan.