Dalam ajaran Kristen, pengampunan memegang peranan penting. Perintah untuk mengampuni “tujuh puluh kali tujuh kali” (Matius 18:22) telah menjadi acuan yang sering dikutip untuk mengukur kedalaman pengampunan yang dituntut dari pengikut Kristus. Ayat ini mengundang kita untuk mengeksplorasi makna, alasan, dan praktik pengampunan yang berulang kali.
Mengampuni bukan sekadar melupakan atau mengabaikan kesalahan, tetapi sebuah proses transformatif yang memulihkan hubungan yang rusak dan membebaskan individu dari beban dendam. Ayat Alkitab tentang mengampuni 70 kali 7 kali menantang kita untuk mengampuni tanpa batas, merefleksikan kasih dan belas kasihan Allah yang tak terbatas.
Pengertian Mengampuni 70 Kali 7 Kali
Mengampuni 70 kali 7 kali merupakan ajaran dalam Alkitab yang menekankan pentingnya mengampuni kesalahan orang lain tanpa batas.
Frasa ini pertama kali muncul dalam Injil Matius 18:21-22, ketika Petrus bertanya kepada Yesus berapa kali seseorang harus mengampuni saudaranya yang berbuat salah. Yesus menjawab, “Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” (Matius 18:22).
Konteks Historis dan Budaya
Pada masa Yesus, masyarakat Yahudi memiliki praktik pengampunan yang terbatas. Menurut hukum Taurat, seseorang hanya boleh mengampuni tiga kali. Namun, ajaran Yesus tentang pengampunan 70 kali 7 kali merevolusi konsep ini, menekankan bahwa pengampunan harus diberikan tanpa batas.
Alasan Mengampuni 70 Kali 7 Kali
Dalam Matius 18:21-22, Yesus menekankan pentingnya mengampuni orang lain secara berulang kali, “Tujuh puluh kali tujuh kali.” Perintah ini memberikan alasan yang kuat bagi orang Kristen untuk mengampuni kesalahan orang lain berulang kali.
Mengampuni tidak hanya tindakan belas kasihan, tetapi juga membawa manfaat signifikan bagi orang yang mengampuni dan yang diampuni.
Manfaat Mengampuni
- Kesehatan Emosional dan Fisik: Mengampuni membantu mengurangi stres, kecemasan, dan perasaan negatif. Studi menunjukkan bahwa mengampuni dapat meningkatkan kesehatan jantung, mengurangi peradangan, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
- Hubungan yang Lebih Baik: Mengampuni membangun kepercayaan, memperbaiki hubungan, dan menciptakan lingkungan yang lebih positif. Ketika kesalahan dimaafkan, orang lebih cenderung memaafkan dan membangun kembali hubungan.
- Kesejahteraan Spiritual: Mengampuni sejalan dengan ajaran agama Kristen tentang kasih dan pengampunan. Hal ini memungkinkan orang Kristen untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai mereka dan mengalami kebebasan dan pertumbuhan rohani.
- Melepaskan Beban: Memegang dendam dapat membebani pikiran dan jiwa. Mengampuni melepaskan beban ini, membebaskan orang untuk bergerak maju dan hidup dengan lebih ringan.
- Mempengaruhi Orang Lain: Ketika orang mengampuni, mereka menjadi teladan pengampunan bagi orang lain. Hal ini dapat menciptakan riak positif dalam masyarakat, mendorong orang lain untuk mengampuni dan membangun hubungan yang lebih harmonis.
Manfaat bagi yang Diampuni
- Kesempatan untuk Bertumbuh: Mengampuni memberi orang yang diampuni kesempatan untuk merenungkan kesalahan mereka, belajar darinya, dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
- Bebas dari Rasa Bersalah: Pengampunan membebaskan orang yang diampuni dari rasa bersalah dan malu yang dapat menghancurkan. Hal ini memungkinkan mereka untuk move on dan menjalani hidup yang lebih penuh.
- Hubungan yang Dipulihkan: Pengampunan membuka pintu untuk pemulihan hubungan. Ketika kesalahan dimaafkan, orang dapat membangun kembali kepercayaan dan membangun hubungan yang lebih kuat.
Cara Mengampuni 70 Kali 7 Kali
Pengampunan adalah perintah penting dalam ajaran Kristen. Yesus Kristus mengajarkan untuk mengampuni orang lain tanpa batas, bahkan hingga 70 kali 7 kali. Mengampuni berulang kali merupakan proses yang menantang, tetapi penting untuk pertumbuhan spiritual dan kesejahteraan emosional.
Langkah-langkah Praktis untuk Mengampuni
Berikut adalah langkah-langkah praktis untuk mengampuni berulang kali:
- Akui Kesalahan: Langkah pertama adalah mengakui bahwa seseorang telah bersalah atau menyakiti kita.
- Lepaskan Kemarahan: Setelah mengakui kesalahan, lepaskanlah kemarahan dan kebencian yang mungkin kita rasakan. Ingatlah bahwa kemarahan hanya akan merugikan diri kita sendiri.
- Pilih Mengampuni: Membuat keputusan sadar untuk mengampuni orang yang telah menyakiti kita, meskipun kita mungkin masih merasa sakit hati.
- Doa: Doa dapat menjadi alat yang ampuh untuk mengampuni. Berdoalah untuk orang yang telah menyakiti kita dan mintalah bantuan Tuhan untuk mengampuni mereka.
- Pertolongan Roh Kudus: Roh Kudus dapat memberikan kekuatan dan bimbingan untuk mengampuni. Mintalah bantuan Roh Kudus untuk memampukan kita mengampuni orang lain.
- Fokus pada Diri Sendiri: Mengampuni orang lain juga bermanfaat bagi kita. Ini membebaskan kita dari beban kemarahan dan kebencian, sehingga kita dapat menjalani kehidupan yang lebih damai dan bahagia.
Peran Doa dan Pertolongan Roh Kudus
Doa memainkan peran penting dalam proses pengampunan. Berdoalah untuk orang yang telah menyakiti kita, bahkan jika kita masih merasa sakit hati. Berdoa juga dapat membantu kita untuk melepaskan kemarahan dan kebencian yang mungkin kita rasakan.
Roh Kudus juga dapat memberikan kekuatan dan bimbingan untuk mengampuni. Mintalah bantuan Roh Kudus untuk memampukan kita mengampuni orang lain. Roh Kudus dapat membantu kita melihat orang lain dengan belas kasih dan memahami perspektif mereka.
Batasan Mengampuni 70 Kali 7 Kali
Meskipun Yesus memerintahkan untuk mengampuni sebanyak 70 kali 7 kali, ada batasan tertentu dalam penerapannya.
Pertama, pengampunan sejati hanya dapat diberikan kepada orang yang telah bertobat. Jika seseorang tidak mau bertobat dan terus berbuat dosa, maka kita tidak berkewajiban untuk terus mengampuninya. Ini bukan berarti kita membenarkan perilaku mereka, tetapi kita mengakui bahwa mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri.
Kedua, ada perbedaan antara mengampuni dan mempercayai kembali. Kita dapat mengampuni seseorang atas kesalahannya, tetapi itu tidak berarti kita harus mempercayai mereka sepenuhnya lagi. Jika seseorang telah menunjukkan pola perilaku yang tidak dapat dipercaya, maka kita mungkin perlu menjaga jarak dengan mereka untuk melindungi diri kita sendiri.
Penghadapi Orang yang Tidak Mau Bertobat
Ketika berhadapan dengan orang yang tidak mau bertobat, penting untuk mengikuti prinsip-prinsip Alkitab.
- Konfrontasi dengan kasih: Ajak orang tersebut secara pribadi dan ungkapkan keprihatinan kita dengan cara yang penuh kasih dan hormat.
- Tetapkan batasan: Jika orang tersebut tidak mau bertobat, kita mungkin perlu menetapkan batasan untuk melindungi diri kita sendiri.
- Berdoa bagi mereka: Teruslah berdoa bagi orang tersebut, bahkan jika mereka tidak mau bertobat. Tuhan dapat bekerja dalam hati mereka dan membawanya kepada pertobatan.
- Serahkan kepada Tuhan: Pada akhirnya, kita harus menyerahkan situasi kepada Tuhan. Dia adalah hakim yang adil dan akan menghakimi orang tersebut sesuai dengan tindakan mereka.
Contoh Mengampuni 70 Kali 7 Kali
Mengampuni berulang kali adalah perintah yang menantang, namun memiliki dampak transformatif. Alkitab dan kehidupan nyata memberikan banyak contoh orang yang telah mempraktikkan pengampunan radikal.
Contoh Alkitab
Salah satu contoh paling terkenal adalah Petrus, yang bertanya kepada Yesus berapa kali ia harus mengampuni saudaranya. Yesus menjawab, “Bukan sampai tujuh kali, tetapi tujuh puluh kali tujuh kali” (Matius 18:22). Ini menunjukkan bahwa pengampunan harus diberikan tanpa batas.
Contoh Kehidupan Nyata
- Desmond Tutu: Uskup Agung Afrika Selatan yang terkenal mengampuni para pelaku kekerasan apartheid, meskipun telah mengalami banyak penderitaan pribadi.
- Nelson Mandela: Presiden Afrika Selatan pertama yang terpilih secara demokratis mengampuni para penculiknya setelah menghabiskan 27 tahun di penjara.
- Elie Wiesel: Penulis dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian yang selamat dari Holocaust mengampuni para penyiksanya, dengan alasan bahwa “kebencian adalah racun yang membakar orang yang membencinya”.
Dalam setiap kasus ini, pengampunan memiliki dampak positif yang signifikan. Ini memungkinkan para korban untuk sembuh dari trauma, membangun hubungan yang rusak, dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan damai.
Tabel Perbandingan: Mengampuni 70 Kali 7 Kali vs Pengampunan Sekali
Mengampuni 70 kali 7 kali dan pengampunan sekali adalah dua pendekatan berbeda terhadap pengampunan yang dibahas dalam teks agama dan filosofi. Berikut adalah tabel perbandingan untuk menyoroti perbedaan utama mereka:
Manfaat
- Mengampuni 70 kali 7 kali mendorong kasih sayang, belas kasih, dan pemahaman.
- Pengampunan sekali membebaskan individu dari beban masa lalu dan memungkinkan mereka untuk melanjutkan hidup.
Tantangan
- Mengampuni 70 kali 7 kali dapat menantang ketika menghadapi pelanggaran yang berulang atau serius.
- Pengampunan sekali dapat dianggap sebagai pengabaian atau persetujuan terhadap kesalahan.
Penerapan dalam Kehidupan Nyata
- Mengampuni 70 kali 7 kali dapat dipraktikkan dalam hubungan interpersonal, seperti dalam keluarga atau pernikahan.
- Pengampunan sekali dapat diterapkan dalam konteks yang lebih luas, seperti pengampunan massal atau rekonsiliasi setelah peristiwa traumatis.
Blockquote
Perintah untuk mengampuni “tujuh puluh kali tujuh kali” (Matius 18:22) adalah ajaran Yesus tentang pengampunan tanpa batas. Ini menandakan bahwa kita harus bersedia mengampuni orang lain berkali-kali, bahkan ketika mereka terus berbuat salah terhadap kita.
Kutipan Alkitab
- Matius 18:21-22: “Lalu datanglah Petrus dan berkata kepada-Nya: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Kata Yesus kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”
- Lukas 17:3-4: “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan apabila ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jika ia berbuat dosa terhadap kamu tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: ‘Aku menyesal,’ maka ampunilah dia.”
Kutipan-kutipan ini menunjukkan bahwa mengampuni adalah perintah dari Tuhan. Kita harus mengampuni orang lain, bahkan ketika itu sulit, karena Tuhan telah mengampuni kita.
Pentingnya Mengampuni
Mengampuni penting karena:
- Membebaskan kita dari kepahitan dan kebencian: Mengampuni memungkinkan kita melepaskan emosi negatif yang dapat merugikan kesehatan fisik dan mental kita.
- Memperbaiki hubungan: Mengampuni dapat membuka jalan untuk rekonsiliasi dan penyembuhan dalam hubungan.
- Menjadi teladan bagi orang lain: Ketika kita mengampuni, kita menunjukkan kasih dan belas kasihan kepada orang lain, mendorong mereka untuk melakukan hal yang sama.
- Mentaati perintah Tuhan: Mengampuni adalah perintah dari Tuhan, dan kita harus mematuhinya karena kasih dan rasa hormat kita kepada-Nya.
Tantangan Mengampuni
Mengampuni bisa menjadi sulit, terutama ketika orang lain telah menyakiti kita secara mendalam. Namun, penting untuk diingat bahwa pengampunan bukan berarti kita menyetujui tindakan mereka atau membiarkan mereka lolos begitu saja.
Mengampuni adalah proses yang membutuhkan waktu dan usaha. Ini melibatkan melepaskan kemarahan dan kebencian kita, menerima apa yang terjadi, dan berharap yang terbaik bagi orang yang telah menyakiti kita.
Penutupan
Mengampuni berulang kali bukanlah tugas yang mudah, namun merupakan praktik penting dalam kehidupan Kristen. Dengan mengampuni, kita meniru Kristus, yang mengampuni para penganiaya-Nya. Pengampunan membebaskan kita dari kepahitan dan kemarahan, memungkinkan kita untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan kedamaian dan sukacita.
Dengan memahami dan mempraktikkan perintah untuk mengampuni 70 kali 7 kali, kita dapat mengalami transformasi dalam hubungan kita dengan orang lain dan dengan diri kita sendiri.
Bagian Pertanyaan Umum (FAQ)
Mengapa kita harus mengampuni berulang kali?
Mengampuni berulang kali membebaskan kita dari kepahitan, memungkinkan kita untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan kedamaian dan sukacita.
Apakah ada batasan untuk mengampuni?
Meskipun kita dipanggil untuk mengampuni berulang kali, ada batasan untuk pengampunan. Kita tidak boleh membiarkan diri kita diperlakukan dengan tidak hormat atau disakiti secara terus-menerus.
Bagaimana cara mengampuni ketika sulit untuk melakukannya?
Mengampuni ketika sulit membutuhkan pertolongan dari Roh Kudus dan dukungan dari orang lain. Berdoa, membaca Alkitab, dan mencari konseling dapat membantu kita mengatasi kesulitan mengampuni.