Cicing Ulah Gandeng Artinya

Made Santika March 8, 2024

Frasa “cicing ulah gandeng” merupakan ungkapan yang umum digunakan dalam percakapan sehari-hari di Indonesia. Frasa ini memiliki arti harfiah “diam dan jangan ganggu”, namun juga memiliki makna kiasan yang lebih luas.

Penggunaan frasa “cicing ulah gandeng” dapat memicu berbagai emosi dan niat, tergantung pada konteks dan nada bicara yang digunakan. Ungkapan ini dapat digunakan untuk mengekspresikan kemarahan, frustrasi, atau bahkan rasa sayang.

Arti dan Makna “Cicing Ulah Gandeng”

Frasa “cicing ulah gandeng” dalam bahasa Indonesia memiliki makna harfiah “diam jangan bercanda”. Secara kiasan, frasa ini digunakan untuk menyuruh seseorang untuk berhenti berbicara atau bercanda dan fokus pada hal yang lebih penting.

Contoh Penggunaan

Berikut beberapa contoh penggunaan frasa “cicing ulah gandeng” dalam percakapan sehari-hari:

  • “Cicing ulah gandeng, kita lagi ngomongin hal penting nih.”
  • “Udah, cicing ulah gandeng. Sekarang waktunya belajar.”
  • “Cicing ulah gandeng, nanti ketahuan sama guru.”

Konteks Penggunaan

cicing ulah gandeng artinya terbaru

Frasa “cicing ulah gandeng” umumnya digunakan dalam situasi atau kondisi berikut:

Ketika seseorang merasa kesal atau jengkel dengan perilaku atau ucapan orang lain.

Untuk menyuruh seseorang diam atau berhenti berbicara.

Untuk mengekspresikan ketidaksetujuan atau penolakan terhadap suatu tindakan atau pernyataan.

Mengungkapkan Emosi

  • Mengungkapkan rasa kesal atau jengkel.
  • Menunjukkan ketidaksetujuan atau penolakan.
  • Mengekspresikan kemarahan atau amarah.

Memberi Perintah

  • Menyuruh seseorang diam atau berhenti berbicara.
  • Menghentikan seseorang dari melakukan tindakan tertentu.
  • Meminta seseorang untuk menjauh atau pergi.

Variasi dan Ungkapan Serupa

kompasiana

Frasa “cicing ulah gandeng” memiliki beberapa variasi dan ungkapan serupa yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.

Variasi tersebut meliputi:

Variasi

  • Diem dong, jangan ngomel mulu.
  • Diam dong, jangan cerewet.
  • Diam dong, jangan berisik.
  • Diem dong, jangan ganggu.

Sedangkan ungkapan serupa meliputi:

Ungkapan Serupa

  • Tutup mulutmu.
  • Diamlah.
  • Jangan ngomong terus.
  • Jangan cerewet.

Variasi dan ungkapan serupa tersebut umumnya digunakan dalam situasi informal dan ditujukan untuk menghentikan seseorang yang berbicara berlebihan atau membuat keributan.

Contoh Penggunaan dalam Media

cicing ulah gandeng artinya

Frasa “cicing ulah gandeng” banyak digunakan dalam berbagai media seperti film, lagu, dan literatur. Frasa ini biasanya digunakan untuk mengungkapkan rasa kesal atau ketidaksetujuan terhadap seseorang yang terus-menerus mengganggu atau berperilaku buruk.

Dalam Film

  • Dalam film “Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1” (2016), karakter Indro Warkop menggunakan frasa ini untuk membentak seorang preman yang mengganggunya.
  • Dalam film “Yowis Ben” (2018), karakter Bayu menggunakan frasa ini untuk menghentikan temannya yang terus-menerus bercanda tidak pada tempatnya.

Dalam Lagu

  • Dalam lagu “Cicing Ulah Gandeng” (2017) oleh Evie Tamala, frasa ini digunakan sebagai judul lagu dan lirik utama, yang menggambarkan perasaan kesal terhadap seseorang yang terus-menerus mengganggu.
  • Dalam lagu “Gandeng Tangan” (2020) oleh Denny Caknan, frasa ini digunakan dalam lirik untuk mengungkapkan rasa kesal terhadap seseorang yang selalu bergantung pada orang lain.

Dalam Literatur

  • Dalam novel “Laskar Pelangi” (2005) karya Andrea Hirata, frasa ini digunakan oleh salah satu tokoh untuk menegur temannya yang terus-menerus bercanda tidak pada tempatnya.
  • Dalam cerpen “Cicing Ulah Gandeng” (2019) karya Dee Lestari, frasa ini digunakan sebagai judul cerpen dan tema utama, yang menggambarkan perasaan seorang wanita yang kesal terhadap tetangganya yang selalu membuat keributan.

Tips Penggunaan

Frasa “cicing ulah gandeng” sebaiknya digunakan dalam situasi informal, di antara teman atau keluarga. Hindari menggunakannya dalam konteks formal atau profesional.

Frasa ini paling tepat digunakan ketika seseorang bersikap menjengkelkan atau mengganggu. Ini dapat menunjukkan rasa frustrasi atau kemarahan terhadap perilaku mereka.

Kapan Sebaiknya Digunakan

  • Ketika seseorang terus mengomel atau mengomel.
  • Ketika seseorang terus menyela atau mengganggu pembicaraan.
  • Ketika seseorang bersikap kasar atau tidak sopan.

Kapan Sebaiknya Dihindari

  • Dalam konteks formal, seperti rapat atau presentasi.
  • Ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau yang berwenang.
  • Ketika seseorang sedang marah atau kesal.

Akhir Kata

Frasa “cicing ulah gandeng” merupakan bagian integral dari bahasa Indonesia, yang mencerminkan kekayaan dan ekspresivitas bahasa ini. Pemahaman tentang makna dan penggunaannya yang tepat sangat penting untuk komunikasi yang efektif dan bernuansa.

Ringkasan FAQ

Apa perbedaan antara “cicing ulah gandeng” dan “diam saja”?

“Cicing ulah gandeng” memiliki makna yang lebih kuat daripada “diam saja”. Ungkapan ini tidak hanya menyuruh seseorang untuk diam, tetapi juga melarangnya untuk mengganggu atau mengacaukan.

Dalam situasi apa frasa “cicing ulah gandeng” biasanya digunakan?

Frasa ini sering digunakan ketika seseorang merasa kesal, marah, atau frustrasi. Ungkapan ini juga dapat digunakan sebagai bentuk peringatan atau teguran.

Apakah ada variasi lain dari frasa “cicing ulah gandeng”?

Ya, ada beberapa variasi lain, seperti “cicing ulah nyaring”, “cicing ulah ribut”, dan “cicing ulah ngaco”. Variasi ini memiliki arti yang serupa, tetapi dapat digunakan dalam konteks yang sedikit berbeda.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait