Contoh Jamak Taksir Dalam Al Quran

Made Santika March 16, 2024

Dalam tata bahasa Arab, jamak taksir merupakan bentuk jamak yang menunjukkan banyaknya jumlah atau keumuman. Penggunaan jamak taksir dalam Alquran menjadi kajian penting untuk memahami nuansa bahasa dan makna yang terkandung dalam teks suci tersebut.

Jamak taksir memiliki jenis dan fungsi yang beragam dalam Alquran. Dengan memahami contoh-contoh penggunaannya, kita dapat mengungkap makna yang lebih mendalam dan memperkaya pemahaman kita tentang pesan-pesan ilahi.

Pengertian Jamak Taksir

Dalam tata bahasa Arab, jamak taksir (pluralis fraktif) adalah bentuk jamak yang digunakan untuk menyatakan banyaknya sesuatu yang dianggap terpisah-pisah atau tidak terhitung.

Jamak taksir dibentuk dengan menambahkan akhiran -ūn atau -īn pada kata dasar.

Contoh Kata-Kata dalam Alquran yang Menggunakan Jamak Taksir

  • Rījāl (رجال): Orang-orang
  • Nisā’ (نساء): Perempuan
  • Bayt (بيوت): Rumah
  • Sayf (سيوف): Pedang
  • Kitāb (كتب): Buku

Jenis-jenis Jamak Taksir

Jamak taksir merupakan salah satu bentuk jamak dalam bahasa Arab yang digunakan untuk menyatakan jumlah yang banyak atau tidak terbatas. Jamak taksir dalam Alquran terbagi menjadi beberapa jenis dengan ciri dan contoh yang berbeda-beda.

Berikut adalah klasifikasi jenis-jenis jamak taksir dalam Alquran:

  • Jamak Taksir Salīm

    Jamak taksir salīm dibentuk dengan menambahkan akhiran -ūn atau -īn pada bentuk tunggalnya. Ciri khasnya adalah tidak terjadi perubahan pada huruf aslinya.

    Contoh:

    • كتاب (kitāb) menjadi كتب (kutub)
    • رجل (rajul) menjadi رجال (rijāl)
  • Jamak Taksir Muṣannaf

    Jamak taksir muṣannaf dibentuk dengan mengubah bentuk tunggalnya menjadi bentuk jamak yang memiliki pola tertentu.

    Contoh:

    • شجر (syajar) menjadi أشجار (asyjāru)
    • ابن (ibn) menjadi أبناء (abnā’)
  • Jamak Taksir Mulhaq

    Jamak taksir mulhaq dibentuk dengan menambahkan akhiran -āt pada bentuk tunggalnya. Biasanya digunakan untuk menyatakan kumpulan atau kelompok.

    Contoh:

    • مسجد (masjid) menjadi مساجد (masājid)
    • دار (dār) menjadi دور (duyūr)
  • Jamak Taksir Jam’u Maksūr

    Jamak taksir jam’u maksūr dibentuk dengan menghilangkan salah satu huruf asli pada bentuk tunggalnya dan menambahkan akhiran -ān atau -īn.

    Contoh:

    • سنة (sanah) menjadi سنين (sinīn)
    • عرب (arab) menjadi عربان (a’rāb)
  • Jamak Taksir Jam’u Ta’rīf

    Jamak taksir jam’u ta’rīf dibentuk dengan menambahkan kata ال (al) sebelum bentuk jamaknya. Jamak taksir ini digunakan untuk menyatakan kelompok yang sudah pasti.

    Contoh:

    • المسلمون (al-muslimūn)
    • اليهود (al-yahūd)

Fungsi Jamak Taksir dalam Alquran

Jamak taksir merupakan salah satu bentuk jamak dalam bahasa Arab yang menunjukkan banyaknya sesuatu secara umum, tidak terbatas pada jumlah tertentu. Dalam Alquran, jamak taksir digunakan untuk berbagai fungsi dan tujuan, antara lain:

Menggeneralisasi dan Menyeluruhkan

Jamak taksir digunakan untuk menggeneralisasi atau menyeluruhkan suatu konsep atau keadaan, tanpa merujuk pada jumlah tertentu. Misalnya, dalam ayat berikut:

“Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah najis.” (QS. At-Taubah: 28)

Ayat ini menggunakan jamak taksir “orang-orang kafir” untuk menggeneralisasi sifat najis pada semua orang kafir, tanpa merujuk pada jumlah tertentu.

Menekankan Kebesaran dan Keutamaan

Jamak taksir juga digunakan untuk menekankan kebesaran dan keutamaan suatu hal. Misalnya, dalam ayat berikut:

“Dan Kami telah menciptakan kamu berpasang-pasangan.” (QS. An-Naba’: 8)

Ayat ini menggunakan jamak taksir “pasangan” untuk menekankan bahwa manusia diciptakan berpasangan dalam jumlah yang sangat banyak, sehingga menunjukkan kebesaran penciptaan Allah SWT.

Menggambarkan Keadaan yang Berkelanjutan

Jamak taksir dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan atau peristiwa yang berkelanjutan atau tidak terbatas waktu. Misalnya, dalam ayat berikut:

“Dan mereka (malaikat) selalu bertasbih malam dan siang.” (QS. Shad: 38)

Ayat ini menggunakan jamak taksir “malaikat” dan “selalu” untuk menunjukkan bahwa para malaikat terus menerus bertasbih, tanpa batas waktu.

Contoh Penggunaan Jamak Taksir

contoh jamak taksir dalam al quran

Jamak taksir adalah bentuk jamak yang digunakan untuk menunjukkan jumlah banyak yang tidak dapat dihitung. Dalam Alquran, jamak taksir digunakan untuk merujuk pada berbagai hal, termasuk manusia, malaikat, dan jin.

Ayat-ayat yang Menggunakan Jamak Taksir

Berikut ini adalah beberapa ayat Alquran yang menggunakan jamak taksir:

  • “Dan Allah telah menciptakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya.” (QS. As-Sajdah: 7)

  • “Dan Dia telah menciptakan manusia dari tanah.” (QS. Al-An’am: 2)

  • “Dan Dia telah menciptakan malaikat-malaikat dari cahaya.” (QS. An-Nur: 35)

  • “Dan Dia telah menciptakan jin-jin dari api.” (QS. Ar-Rahman: 15)

Kesimpulan Akhir

contoh jamak taksir dalam al quran

Jamak taksir dalam Alquran tidak hanya menunjukkan jumlah atau keumuman, tetapi juga berperan dalam menyampaikan makna yang lebih luas, seperti keagungan Allah, luasnya rahmat-Nya, dan universalitas ajaran Islam. Memahami penggunaan jamak taksir membantu kita mengapresiasi kekayaan dan kedalaman bahasa Alquran, yang menjadi salah satu keajaiban terbesar wahyu ilahi.

Jawaban yang Berguna

Apa perbedaan antara jamak taksir dan jamak muannats salim?

Jamak taksir digunakan untuk menunjukkan jumlah banyak atau keumuman, sedangkan jamak muannats salim digunakan untuk kata benda feminin yang berjumlah lebih dari dua.

Sebutkan contoh ayat Alquran yang menggunakan jamak taksir untuk menunjukkan keagungan Allah.

QS. Al-Baqarah: 284: “Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Bagaimana jamak taksir digunakan untuk menyampaikan pesan universal dalam Alquran?

QS. Al-Anbiya’: 107: “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.”

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait