Contoh Kana Wa Akhwatuha Dalam Al Qur An

Made Santika March 20, 2024

Dalam studi Islam, pemahaman terhadap terminologi Al-Qur’an sangat krusial. Salah satu frasa yang banyak dijumpai dalam teks suci ini adalah “kana wa akhwatuha”. Frasa ini memainkan peran penting dalam menafsirkan makna ayat-ayat Al-Qur’an dan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang ajaran Islam.

Dalam makalah ini, kita akan mengulas makna dan peran frasa “kana wa akhwatuha” dalam konteks Al-Qur’an. Kita juga akan mengeksplorasi penerapannya dalam studi Islam dan membandingkannya dengan istilah serupa untuk memperkaya pemahaman kita tentang teks suci ini.

Definisi “Kana wa Akhwatuhā” dalam Al-Qur’an

contoh kana wa akhwatuha dalam al qur an

Frasa “kana wa akhwatuha” dalam Al-Qur’an secara harfiah berarti “dia dan saudara-saudarinya”. Secara terminologis, frasa ini merujuk pada orang-orang yang terikat hubungan saudara kandung, baik laki-laki maupun perempuan.

Salah satu ayat Al-Qur’an yang mengandung frasa ini adalah:

“Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia menasihatinya, ‘Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.'” (QS. Luqman: 13)

Dalam ayat ini, Luqman menasihati anaknya untuk tidak menyekutukan Allah, dan mengingatkan bahwa menyekutukan Allah merupakan kezaliman besar. Nasihat ini disampaikan Luqman kepada anaknya dan saudara-saudarinya, sebagaimana tersirat dalam frasa “kana wa akhwatuha”.

Peranan “Kana wa Akhwatuhā” dalam Ayat Al-Qur’an

Frasa “kana wa akhwatuha” (dan saudara perempuannya) muncul dalam beberapa ayat Al-Qur’an, memainkan peran penting dalam menyampaikan makna dan penekanan tertentu.

Fungsi dan Peran

  • Menekankan Persaudaraan dan Persatuan: Frasa ini menyoroti ikatan persaudaraan dan persatuan yang kuat antara orang-orang beriman, terlepas dari perbedaan gender atau latar belakang lainnya.
  • Menunjukkan Kesetaraan dan Inklusivitas: Dengan menyertakan “saudara perempuan” dalam ayat-ayat, Al-Qur’an menegaskan kesetaraan dan inklusivitas, mengakui peran penting perempuan dalam masyarakat Muslim.
  • Menghormati Keragaman dan Kerjasama: Frasa ini mendorong penghormatan terhadap keragaman dan kerjasama antara semua anggota masyarakat, menekankan pentingnya persatuan dan harmoni.

Contoh Ayat

  • “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya: ‘Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.’ Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, maka janganlah kamu taati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Kulah kamu kembali, maka Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Luqman: 13-15)
  • “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Al-Ahqaf: 15)

Penerapan “Kana wa Akhwatuhā” dalam Studi Islam

contoh kana wa akhwatuha dalam al qur an

Frasa “kana wa akhwatuha” (dan saudara perempuannya) dalam Alquran memegang peranan penting dalam studi Islam, khususnya dalam penafsiran dan yurisprudensi (fikih).

Dalam Penafsiran (Tafsir)

Frasa ini digunakan untuk menjelaskan dan menafsirkan makna ayat-ayat Alquran. Misalnya, dalam Surah An-Nisa ayat 176, “Kana wa akhwatuha” digunakan untuk menjelaskan hubungan antara suami dan istri. Ayat ini menyatakan bahwa suami dan istri adalah seperti saudara laki-laki dan saudara perempuan, yang menunjukkan bahwa mereka memiliki hubungan yang dekat dan penuh kasih sayang.

Dalam Yurisprudensi (Fikih)

Frasa “kana wa akhwatuha” juga digunakan dalam yurisprudensi Islam untuk memahami dan menerapkan hukum Islam. Misalnya, dalam hukum waris, frasa ini digunakan untuk menentukan bagian warisan yang diterima oleh saudara perempuan dari saudara laki-laki yang meninggal.

  • Menurut mazhab Hanafi, saudara perempuan menerima setengah dari bagian saudara laki-laki.
  • Menurut mazhab Maliki, saudara perempuan menerima seperempat dari bagian saudara laki-laki.
  • Menurut mazhab Syafi’i dan Hanbali, saudara perempuan menerima sepertiga dari bagian saudara laki-laki.

Perbandingan “Kana wa Akhwatuhā” dengan Istilah Serupa

Frasa “kana wa akhwatuha” dalam Al-Qur’an memiliki arti yang unik dan berbeda dari istilah atau frasa serupa yang digunakan dalam teks agama Islam.

Salah satu istilah serupa adalah “al-mu’minat” (orang-orang beriman perempuan). Istilah ini umumnya merujuk pada semua perempuan yang telah menyatakan keimanannya kepada Allah dan Rasul-Nya, tanpa memandang hubungan keluarga atau afiliasi sosial.

Perbedaan dalam Interpretasi

Perbedaan utama antara “kana wa akhwatuha” dan “al-mu’minat” terletak pada konteks penggunaannya. Frasa “kana wa akhwatuha” secara khusus digunakan dalam kaitannya dengan istri-istri Nabi Muhammad SAW, sementara “al-mu’minat” memiliki cakupan yang lebih luas dan mencakup semua perempuan beriman.

Perbedaan ini mempengaruhi interpretasi frasa “kana wa akhwatuha” sebagai panduan khusus untuk perilaku istri-istri Nabi Muhammad SAW, sedangkan “al-mu’minat” memberikan panduan umum untuk semua perempuan Muslim.

Ringkasan Penutup

ayat yang qur menjelaskan kompasiana hadits quran kewajiban berpuasa diingat mudah allah

Dengan memahami makna dan peran frasa “kana wa akhwatuha” dalam Al-Qur’an, kita memperoleh alat penting untuk menafsirkan teks suci ini dengan lebih akurat. Frasa ini tidak hanya memberikan wawasan tentang bahasa dan gaya Al-Qur’an, tetapi juga memfasilitasi pemahaman yang lebih mendalam tentang ajaran dan hukum Islam.

Melalui studi yang cermat terhadap frasa ini dan istilah serupa, kita dapat terus mengungkap kekayaan dan kedalaman Al-Qur’an.

Jawaban untuk Pertanyaan Umum

Apa makna harfiah dari “kana wa akhwatuha”?

Secara harfiah, “kana” berarti “adalah”, sedangkan “akhwatuhā” berarti “saudara perempuannya”.

Bagaimana frasa “kana wa akhwatuha” digunakan dalam tafsir Al-Qur’an?

Frasa ini digunakan untuk menunjukkan hubungan atau kesamaan antara dua hal atau konsep.

Apakah ada istilah serupa dengan “kana wa akhwatuha” dalam studi Islam?

Ya, seperti “matsaluhā” (persamaannya) dan “naẓīruhā” (analognya).

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait