Dihin Pinasti Anyar Pinanggih Artinya

Made Santika March 18, 2024

Dalam khazanah budaya Jawa, terdapat sebuah ungkapan penuh makna yang berbunyi “dihin pinasti anyar pinanggih”. Ungkapan ini menyimpan nilai-nilai filosofis mendalam yang merefleksikan pandangan masyarakat Jawa tentang kehidupan dan hubungan antarmanusia.

Secara harfiah, “dihin” berarti “ketika” atau “sewaktu”, sementara “pinasti anyar pinanggih” dapat diartikan sebagai “ketika bertemu kembali dengan yang baru”. Gabungan kedua frasa ini mengisyaratkan pertemuan kembali yang ditakdirkan dan penuh makna.

Arti Kata dan Frasa

Dalam konteks bahasa Jawa, kata “dihin” memiliki arti “kemudian”. Frasa “pinasti anyar pinanggih” berarti “sudah disiapkan” atau “sudah dipersiapkan”. Ungkapan ini berkaitan dengan kata “dihin” karena menunjukkan urutan waktu, yaitu sesuatu yang telah dipersiapkan sebelum peristiwa atau tindakan berikutnya.

Arti “dihin”

Kata “dihin” dalam bahasa Jawa digunakan untuk menunjukkan urutan waktu atau menyatakan sesuatu yang terjadi setelah peristiwa atau tindakan lain. Ini dapat diterjemahkan sebagai “kemudian”, “setelah itu”, atau “selanjutnya”.

Arti “pinasti anyar pinanggih”

Frasa “pinasti anyar pinanggih” secara harfiah berarti “sudah disiapkan” atau “sudah dipersiapkan”. Frasa ini digunakan untuk menyatakan bahwa sesuatu telah diantisipasi atau direncanakan sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa tindakan atau peristiwa yang terjadi selanjutnya telah dipersiapkan dengan matang.

Makna Filosofis

dihin pinasti anyar pinanggih artinya terbaru

Ungkapan “dihin pinasti anyar pinanggih” dalam bahasa Jawa memiliki makna filosofis yang mendalam tentang kehidupan dan hubungan.

Kata “dihin” berarti “jalan yang ditentukan”, “pinasti” berarti “sudah pasti”, dan “anyar pinanggih” berarti “baru ditemukan”. Gabungan kata-kata ini mengisyaratkan bahwa setiap orang memiliki jalan hidup yang telah ditentukan dan akan menemukan jodohnya pada waktu yang tepat.

Pandangan Jawa tentang kehidupan percaya bahwa segala sesuatu telah ditakdirkan. Setiap orang memiliki “nasib” atau jalan hidup yang telah ditentukan. Jalan hidup ini ditentukan oleh perbuatan baik dan buruk seseorang di kehidupan sebelumnya.

Konsep ini juga tercermin dalam kepercayaan Jawa tentang jodoh. Orang Jawa percaya bahwa setiap orang memiliki jodoh yang telah ditentukan. Jodoh ini akan ditemukan pada waktu yang tepat, meskipun jalan hidup mereka mungkin berliku-liku.

Penggunaan dalam Budaya Jawa

Ungkapan “dihin pinasti anyar pinanggih” umum digunakan dalam budaya Jawa, khususnya dalam konteks adat dan tradisi.

Dalam Upacara Pernikahan

Ungkapan ini sering diucapkan dalam upacara pernikahan adat Jawa, ketika mempelai pria dan wanita pertama kali bertemu. Momen ini melambangkan pertemuan yang telah ditakdirkan dan dipersiapkan oleh Tuhan.

Dalam Pertemuan Formal

Selain upacara pernikahan, “dihin pinasti anyar pinanggih” juga diucapkan dalam pertemuan formal, seperti pertemuan antar keluarga atau antar kerabat. Ungkapan ini menunjukkan rasa syukur dan kegembiraan atas kesempatan untuk bertemu kembali.

Makna Filosofis

Dalam budaya Jawa, ungkapan “dihin pinasti anyar pinanggih” mengandung makna filosofis yang mendalam. Ungkapan ini menyiratkan bahwa setiap pertemuan adalah takdir yang telah ditentukan dan membawa serta kesempatan untuk menjalin hubungan yang baik.

Ungkapan Terkait

dihin pinasti anyar pinanggih artinya

Selain “dihin pinasti anyar pinanggih”, terdapat beberapa ungkapan Jawa lain yang memiliki makna atau konsep serupa. Ungkapan-ungkapan tersebut saling terkait namun memiliki nuansa makna yang sedikit berbeda.

Ungkapan Sejenis

  • Ketemu Batine: Bertemu dengan hati atau jiwa yang sepadan.
  • Nemu Wedi: Menemukan pasangan yang sesuai dengan karakter dan keinginan.
  • Cocoging Kalbu: Sesuai dengan hati dan perasaan.

Perbedaan Nuansa Makna

Meskipun memiliki konsep yang serupa, ungkapan-ungkapan tersebut memiliki perbedaan nuansa makna:

  • “Dihin pinasti anyar pinanggih” menekankan pada pertemuan yang telah ditakdirkan dan membawa kebahagiaan.
  • “Ketemu Batine” lebih mengarah pada kesesuaian hati dan perasaan yang mendalam.
  • “Nemu Wedi” berfokus pada pencarian pasangan yang memenuhi kriteria yang diinginkan.
  • “Cocoging Kalbu” menunjukkan adanya kecocokan yang sangat kuat dan harmonis.

Ungkapan-ungkapan ini sering digunakan dalam konteks percintaan atau pernikahan, menunjukkan harapan dan doa agar dapat menemukan pasangan yang tepat dan sesuai dengan keinginan.

Kesimpulan

dihin pinasti anyar pinanggih artinya

Ungkapan “dihin pinasti anyar pinanggih” mengajarkan bahwa setiap pertemuan dalam hidup bukanlah kebetulan, melainkan bagian dari rencana besar yang telah digariskan oleh semesta. Setiap pertemuan, baik dengan orang baru maupun dengan orang yang telah lama hilang, membawa pelajaran dan kesempatan untuk pertumbuhan dan pendewasaan.

Tanya Jawab (Q&A)

Apa arti kata “dihin” dalam konteks bahasa Jawa?

Dalam bahasa Jawa, “dihin” berarti “ketika” atau “sewaktu”.

Mengapa ungkapan “dihin pinasti anyar pinanggih” sering dikaitkan dengan jodoh?

Ungkapan ini sering dikaitkan dengan jodoh karena mengandung makna pertemuan yang telah ditakdirkan dan penuh makna, seperti pertemuan antara dua orang yang ditakdirkan untuk bersama.

Dalam konteks apa ungkapan “dihin pinasti anyar pinanggih” biasanya digunakan?

Ungkapan ini biasanya digunakan dalam konteks pertemuan yang berkesan, seperti pertemuan kembali dengan teman lama, reuni keluarga, atau pertemuan dengan seseorang yang spesial.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait