Diwenehi Ati Ngrogoh Rempela Tegese

Made Santika March 17, 2024

Dalam khazanah bahasa Jawa, terdapat peribahasa “Diwenehi Ati Ngrogoh Rempela” yang kaya makna dan sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Peribahasa ini mencerminkan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi dalam budaya Jawa, sekaligus menjadi pengingat akan dampak dari sikap tertentu dalam kehidupan.

Secara harfiah, peribahasa ini bermakna “diberi hati untuk mengambil hati”. Namun, makna kiasannya jauh lebih dalam, merujuk pada keberanian dan ketidakpedulian seseorang yang tidak takut menghadapi kesulitan atau bahaya.

Pengertian Arti Peribahasa “Diwenehi Ati Ngrogoh Rempela”

diwenehi ati ngrogoh rempela tegese terbaru

Peribahasa “diwenehi ati ngrogoh rempela” merupakan ungkapan yang berasal dari bahasa Jawa. Makna harfiahnya adalah “diberi hati untuk mengambil rempela”. Rempela merupakan bagian dari organ pencernaan unggas yang teksturnya kenyal dan sulit untuk dipisahkan dari hatinya. Oleh karena itu, peribahasa ini secara kiasan mengartikan sebuah pemberian yang berlebihan dan tidak pada tempatnya.

Interpretasi Makna Kiasan

  • Pemberian yang Berlebihan: Peribahasa ini menyiratkan bahwa pemberian yang diberikan terlalu banyak atau tidak sesuai dengan kebutuhan. Layaknya memberikan hati yang sudah ada pada seseorang, pemberian tambahan tersebut tidak diperlukan dan justru merepotkan.
  • Tidak Pada Tempatnya: Peribahasa ini juga menunjukkan bahwa pemberian tersebut tidak tepat sasaran atau tidak sesuai dengan konteks. Sama seperti mengambil rempela yang sulit dipisahkan dari hati, pemberian yang tidak pada tempatnya akan menimbulkan kesulitan dan kebingungan.

Contoh Penggunaan Peribahasa “Diwenehi Ati Ngrogoh Rempela”

Peribahasa “diwenehi ati ngrogoh rempela” dalam bahasa Jawa berarti diberi hati, tapi justru mengorek isi perut. Peribahasa ini digunakan untuk menggambarkan sikap seseorang yang tidak tahu terima kasih dan justru menyakiti orang yang telah berbuat baik kepadanya.

Berikut adalah beberapa contoh situasi yang tepat untuk menggunakan peribahasa ini:

  • Ketika seseorang telah membantu kita, tetapi kita justru membalasnya dengan sikap buruk.
  • Ketika seseorang telah memberi kita hadiah, tetapi kita justru menggunakan hadiah tersebut untuk melawannya.
  • Ketika seseorang telah memberi kita kepercayaan, tetapi kita justru mengkhianatinya.

Tabel berikut merangkum situasi dan makna kiasan dari peribahasa “diwenehi ati ngrogoh rempela”:

Situasi Makna Kiasan
Dibantu tetapi membalas dengan sikap buruk Tidak tahu terima kasih
Diberi hadiah tetapi digunakan untuk melawan Mengkhianati kebaikan
Diberi kepercayaan tetapi dikhianati Menyalahgunakan kepercayaan

Ciri-ciri Orang yang Bersikap “Diwenehi Ati Ngrogoh Rempela”

Sikap “diwenehi ati ngrogoh rempela” merujuk pada sifat seseorang yang cenderung mengambil keuntungan atau memanfaatkan kebaikan orang lain tanpa rasa bersalah atau menghargai. Orang-orang dengan sikap ini sering kali terlihat mengandalkan bantuan orang lain secara berlebihan, bahkan ketika mereka mampu mengurus diri sendiri.

Karakteristik Umum

  • Mengandalkan bantuan orang lain secara berlebihan, bahkan untuk tugas-tugas yang bisa mereka lakukan sendiri.
  • Memiliki rasa berhak yang berlebihan, seolah-olah mereka berhak mendapatkan bantuan atau perlakuan istimewa.
  • Tidak menghargai usaha atau kebaikan orang lain, dan cenderung menganggapnya sebagai kewajiban.
  • Menunjukkan sikap manipulatif, seperti menggunakan rasa bersalah atau sanjungan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
  • Tidak mau bertanggung jawab atas tindakan atau kesalahan mereka, dan sering kali menyalahkan orang lain.

Dampak Sikap “Diwenehi Ati Ngrogoh Rempela”

Sikap “diwenehi ati ngrogoh rempela” merujuk pada sikap menerima apa saja yang diberikan tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Sikap ini dapat memiliki dampak positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan dengan cermat.

Konsekuensi Positif

  • Mencegah penolakan dan konflik: Menerima segala sesuatu yang diberikan dapat membantu menghindari pertengkaran atau ketegangan.
  • Membangun hubungan baik: Menunjukkan rasa terima kasih dan apresiasi dapat memperkuat hubungan dengan orang lain.
  • Mengurangi stres: Tidak perlu membuat keputusan atau memperdebatkan pilihan dapat meredakan stres.

Konsekuensi Negatif

  • Kehilangan kendali: Menerima semua yang diberikan dapat menyebabkan hilangnya otonomi dan membuat individu rentan terhadap manipulasi.
  • Kerugian jangka panjang: Menerima hal-hal yang merugikan dapat berdampak negatif pada kesehatan, keuangan, atau kesejahteraan secara keseluruhan.
  • Kurangnya pertumbuhan: Menghindari keputusan dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan perkembangan keterampilan.
Perbandingan Konsekuensi Positif dan Negatif Sikap “Diwenehi Ati Ngrogoh Rempela”
Konsekuensi Positif Konsekuensi Negatif
Mencegah penolakan dan konflik Kehilangan kendali
Membangun hubungan baik Kerugian jangka panjang
Mengurangi stres Kurangnya pertumbuhan

Cara Menghindari Sikap “Diwenehi Ati Ngrogoh Rempela”

diwenehi ati ngrogoh rempela tegese terbaru

Sikap “diwenehi ati ngrogoh rempela” merupakan perilaku memanfaatkan kebaikan orang lain secara berlebihan tanpa rasa syukur atau timbal balik. Untuk menghindari sikap ini, diperlukan upaya sadar dan langkah-langkah praktis.

Strategi Efektif Menghindari Sikap “Diwenehi Ati Ngrogoh Rempela”

  • Kenali Batasan Diri: Sadari kapasitas dan keterbatasan diri. Hindari membuat komitmen atau menerima bantuan yang tidak dapat dipenuhi dengan baik.
  • Ekspresikan Rasa Syukur: Selalu ucapkan terima kasih atas kebaikan yang diterima, baik secara verbal maupun melalui tindakan.
  • Berikan Timbal Balik: Ketika memungkinkan, balas kebaikan orang lain dengan cara yang sesuai dan bermakna.
  • Hindari Memanfaatkan Orang Lain: Jangan memanfaatkan kebaikan orang lain untuk keuntungan pribadi tanpa menawarkan sesuatu sebagai balasan.
  • Tetapkan Batasan: Berani mengatakan tidak ketika merasa tidak nyaman atau tidak dapat memenuhi permintaan bantuan.
  • Kembangkan Kemandirian: Berusaha memenuhi kebutuhan sendiri sebisa mungkin untuk menghindari ketergantungan berlebihan pada orang lain.
  • Fokus pada Kebutuhan Sendiri: Prioritaskan kebutuhan dan kesejahteraan diri sendiri, tanpa mengabaikan kewajiban kepada orang lain.
  • Hormati Waktu dan Tenaga Orang Lain: Sadari bahwa waktu dan tenaga orang lain berharga, dan jangan menyia-nyiakannya dengan permintaan yang tidak perlu.

Ringkasan Penutup

kikwete rais mkoani geita anzo

Sikap “Diwenehi Ati Ngrogoh Rempela” dapat membawa dampak positif maupun negatif. Di satu sisi, sikap ini dapat mendorong keberanian dan tekad yang kuat. Di sisi lain, jika tidak diimbangi dengan kebijaksanaan dan pertimbangan yang matang, sikap ini dapat mengarah pada tindakan yang ceroboh dan merugikan.

Untuk menghindari dampak negatif dari sikap ini, penting untuk melatih pengendalian diri dan mempertimbangkan segala keputusan dengan cermat. Dengan menyeimbangkan keberanian dengan kebijaksanaan, kita dapat memanfaatkan kekuatan peribahasa ini untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan bertanggung jawab.

Tanya Jawab (Q&A)

Apa ciri-ciri orang yang bersikap “Diwenehi Ati Ngrogoh Rempela”?

Mereka biasanya berani, tegas, dan tidak takut mengambil risiko.

Apa saja dampak positif dari sikap “Diwenehi Ati Ngrogoh Rempela”?

Dapat meningkatkan rasa percaya diri, mendorong keberanian, dan membantu mengatasi kesulitan.

Bagaimana cara menghindari sikap “Diwenehi Ati Ngrogoh Rempela” yang berlebihan?

Dengan melatih pengendalian diri, mempertimbangkan segala keputusan dengan cermat, dan mencari nasihat dari orang lain.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait