Eli Eli Lama Sabakhtani Artinya

Made Santika March 14, 2024

Frasa “Eli Eli Lama Sabakhtani” adalah seruan yang bergema dalam sejarah dan budaya manusia. Berasal dari bahasa Aram, frasa ini telah digunakan selama berabad-abad dalam konteks agama, filsafat, dan seni. Dalam eksplorasi ini, kita akan mengungkap arti, asal-usul, dan signifikansi dari seruan yang menggugah ini.

Dalam bahasa Indonesia, “Eli Eli Lama Sabakhtani” diterjemahkan sebagai “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?” Frasa ini ditemukan dalam Injil Matius dan Markus, diucapkan oleh Yesus Kristus saat penyaliban-Nya.

Arti Kata “Eli Eli Lama Sabakhtani”

eli eli lama sabakhtani artinya

Frasa “Eli Eli Lama Sabakhtani” merupakan ungkapan bahasa Aram yang diucapkan oleh Yesus Kristus saat penyaliban-Nya, seperti yang dicatat dalam kitab Injil Matius 27:46 dan Markus 15:34.

Dalam bahasa Indonesia, frasa tersebut berarti “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?”

Konteks Penggunaan dalam Bahasa Aram

Dalam bahasa Aram, frasa ini merupakan bagian dari Mazmur 22:1, yang menyatakan: “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Jauh dari keselamatan adalah kata-kataku yang menggeram.”

Yesus mengutip bagian pertama dari mazmur ini saat penyaliban, mengungkapkan penderitaan dan kesakitan yang Dia alami.

Interpretasi yang Berbeda

Frasa ini telah menjadi bahan perdebatan teologis selama berabad-abad, dengan interpretasi yang berbeda-beda:

  • Interpretasi tradisional: Pandangan tradisional menyatakan bahwa frasa tersebut mengungkapkan rasa ditinggalkan dan keputusasaan Yesus saat Dia menanggung dosa-dosa umat manusia.
  • Interpretasi Mesianik: Beberapa sarjana percaya bahwa frasa tersebut menunjukkan bahwa Yesus sedang mengutip Mazmur 22:1 sebagai nubuat tentang peran Mesianik-Nya sebagai penebus dosa.
  • Interpretasi Psikologis: Ada juga interpretasi psikologis yang melihat frasa tersebut sebagai ungkapan kesedihan dan penderitaan yang dialami Yesus sebagai manusia.

Sumber dan Asal-usul Frasa

eli eli lama sabakhtani artinya

Frasa “Eli Eli Lama Sabakhtani” berasal dari bahasa Aram dan merupakan terjemahan dari kata-kata Yesus Kristus saat disalibkan, sebagaimana dicatat dalam Injil Matius, Markus, dan Yohanes dalam Perjanjian Baru.

Dalam konteks historis dan agama, frasa ini memiliki makna yang sangat dalam. Kata-kata tersebut diucapkan pada saat penderitaan yang luar biasa dan dianggap sebagai seruan kepada Tuhan yang mengungkapkan perasaan ditinggalkan dan kesakitan.

Orang-orang yang Menggunakan Frasa

  • Yesus Kristus
  • Orang-orang yang mengalami penderitaan dan kesakitan yang luar biasa
  • Orang-orang yang mencari penghiburan dan kekuatan dalam menghadapi kesulitan

Penggunaan dalam Konteks Agama

Frasa “Eli Eli Lama Sabakhtani” memiliki signifikansi religius yang mendalam dalam agama Kristen, Yahudi, dan Islam. Frasa ini ditemukan dalam teks-teks agama utama, doa, dan nyanyian.

Konteks Kristen

Dalam Perjanjian Baru, frasa ini diucapkan oleh Yesus Kristus di kayu salib. Menurut Injil Matius, Markus, dan Yohanes, Yesus mengucapkan kata-kata ini sebagai seruan keputusasaan dan kesakitan saat Ia menanggung dosa-dosa dunia. Frasa ini sering ditafsirkan sebagai pertanyaan kepada Tuhan, “Tuhan-Ku, Tuhan-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”

Konteks Yahudi

Dalam tradisi Yahudi, frasa “Eli Eli Lama Sabakhtani” muncul dalam Mazmur 22:1. Mazmur ini adalah doa pertobatan dan ratapan, yang dikaitkan dengan Raja Daud. Dalam konteks ini, frasa ini mengekspresikan perasaan ditinggalkan dan penderitaan yang dialami oleh orang yang berdoa.

Konteks Islam

Dalam Islam, frasa “Eli Eli Lama Sabakhtani” tidak ditemukan secara eksplisit dalam Al-Qur’an. Namun, beberapa komentator Muslim telah menafsirkan frasa ini sebagai ungkapan kesedihan dan penyerahan diri kepada Tuhan. Mereka percaya bahwa frasa ini mencerminkan pengalaman spiritual Nabi Muhammad SAW saat ia menerima wahyu ilahi.

Interpretasi dan Signifikansi

Frasa “Eli Eli Lama Sabakhtani” telah menjadi subjek berbagai interpretasi sepanjang sejarah, dengan signifikansi teologis dan filosofis yang mendalam.

Interpretasi Literal

Interpretasi literal dari frasa ini adalah “Tuhan-ku, Tuhan-ku, mengapa Engkau meninggalkan aku?” Ini mencerminkan keputusasaan dan penderitaan yang dialami Yesus Kristus saat penyaliban.

Interpretasi Teologis

Dalam teologi Kristen, frasa ini dilihat sebagai ungkapan penderitaan Yesus sebagai korban penebusan bagi dosa-dosa umat manusia. Hal ini menekankan pengorbanan dan kasih Allah yang tak terbatas.

Interpretasi Filsafat Agama

Dalam filsafat agama, frasa ini telah menjadi bahan perenungan tentang masalah penderitaan manusia dan hubungannya dengan Tuhan. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang sifat Tuhan, keberadaan kejahatan, dan makna penderitaan dalam konteks kehidupan.

Pengaruh dan Inspirasi

Frasa “Eli Eli Lama Sabakhtani” telah memberikan inspirasi dan penghiburan bagi banyak orang sepanjang sejarah. Hal ini telah digunakan dalam karya seni, musik, dan sastra untuk mengekspresikan perasaan putus asa, penderitaan, dan harapan.

Penggunaan dalam Seni dan Budaya

Frasa “Eli Eli Lama Sabakhtani” telah banyak digunakan dalam seni, musik, dan budaya populer sebagai ekspresi kesedihan, keputusasaan, dan perjuangan manusia.

Dalam lukisan, karya seperti “Christ on the Cross” karya Peter Paul Rubens (1610) dan “The Crucifixion” karya Titian (1558) menampilkan frasa ini sebagai tulisan di atas kepala Kristus, mengisyaratkan penderitaan dan keputusasaannya saat penyaliban.

Lukisan

  • “Christ on the Cross” oleh Peter Paul Rubens (1610)
  • “The Crucifixion” oleh Titian (1558)
  • “Golgotha” oleh Francisco Goya (1812)

Patung

  • Patung “Ecce Homo” oleh Michelangelo (1499-1500)
  • Patung “Pieta” oleh Michelangelo (1499)

Musik

  • Karya musik “Eli, Eli” oleh Edvard Grieg (1885)
  • Lagu “Eli, Eli” oleh Johnny Cash (1962)

Frasa ini juga telah digunakan dalam karya sastra, seperti puisi “The Waste Land” karya T.S. Eliot (1922) dan novel “The Brothers Karamazov” karya Fyodor Dostoevsky (1880).

Variasi dan Terjemahan

Frasa “Eli Eli Lama Sabakhtani” telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, dengan variasi dalam ejaan dan pengucapan.

Berikut adalah beberapa variasi dan terjemahannya:

Bahasa yang Menggunakan Frasa Ini

  • Bahasa Aram (bahasa asli Yesus)
  • Bahasa Latin (Vulgata)
  • Bahasa Yunani (Perjanjian Baru)
  • Bahasa Inggris
  • Bahasa Prancis
  • Bahasa Jerman
  • Bahasa Spanyol
  • Bahasa Portugis

Perbedaan dan Kesamaan dalam Penggunaan

Meskipun frasa ini diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, artinya tetap sama: “Tuhan-Ku, Tuhan-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”

Namun, terdapat beberapa perbedaan dalam penggunaan frasa ini di berbagai budaya:

  • Dalam budaya Kristen, frasa ini sering digunakan sebagai doa atau permohonan kepada Tuhan dalam saat-saat kesusahan.
  • Dalam budaya Yahudi, frasa ini terkadang digunakan sebagai ungkapan kekecewaan atau kesedihan.

Sumber Daya Tambahan

eli eli lama sabakhtani artinya terbaru

Untuk informasi lebih lanjut tentang frasa “Eli Eli Lama Sabakhtani”, sumber daya berikut dapat memberikan wawasan tambahan:

Buku

  • The Crucifixion of Jesus oleh Colin Brown. Buku ini mengeksplorasi secara mendalam konteks historis dan teologis penyaliban Yesus, termasuk makna kata-kata terakhirnya.
  • Jesus of Nazareth oleh Joseph Ratzinger (Paus Benediktus XVI). Buku ini memberikan analisis mendalam tentang kehidupan dan ajaran Yesus, termasuk diskusi tentang frasa “Eli Eli Lama Sabakhtani”.

Artikel

Situs Web

  • Eli Eli Lama Sabachthani oleh GotQuestions.org. Situs web ini memberikan ikhtisar yang komprehensif tentang frasa tersebut, termasuk interpretasi yang berbeda dan relevansinya dengan kehidupan Kristen.
  • Matius 27:46 di Bible Gateway. Situs web ini menyediakan teks lengkap Matius 27:46, yang berisi frasa “Eli Eli Lama Sabakhtani”, dalam berbagai terjemahan Alkitab.

Ringkasan Akhir

eli eli lama sabakhtani artinya

Frasa “Eli Eli Lama Sabakhtani” telah menjadi simbol penderitaan, pengorbanan, dan harapan. Ini berfungsi sebagai pengingat akan kekuatan bahasa dan dampak mendalam yang dapat ditimbulkan oleh kata-kata. Saat kita merenungkan frasa ini, kita mungkin terinspirasi untuk merenungkan hubungan kita dengan yang ilahi, mencari penghiburan dalam saat-saat sulit, dan menemukan kekuatan dalam menghadapi kesulitan.

Pertanyaan Umum yang Sering Muncul

Apa bahasa asli dari frasa “Eli Eli Lama Sabakhtani”?

Aram

Dalam konteks apa frasa ini digunakan dalam Injil?

Penyaliban Yesus Kristus

Bagaimana frasa ini ditafsirkan dalam agama Kristen?

Sebagai ekspresi penderitaan dan pengorbanan Yesus, serta keyakinan-Nya pada Bapa

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait