Hikmah Nasikh Dan Mansukh

Made Santika March 7, 2024

Dalam perjalanan panjang peradaban Islam, konsep hikmah naskh dan mansukh memainkan peran penting dalam evolusi ajaran Islam. Naskh, pembatalan hukum atau ketentuan sebelumnya, dan mansukh, hukum atau ketentuan yang dibatalkan, merupakan mekanisme ilahi yang memungkinkan ajaran Islam beradaptasi dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat.

Proses naskh dan mansukh mencerminkan sifat dinamis Islam sebagai agama yang hidup dan relevan. Dengan memahami hikmah di baliknya, kita dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang perkembangan ajaran Islam dan bagaimana hal itu terus memandu umat Muslim dalam perjalanan spiritual mereka.

Pengertian Hikmah Naskh dan Mansukh

Naskh dan mansukh merupakan dua istilah dalam ilmu ushul fiqih yang merujuk pada penggantian atau pencabutan hukum atau ketentuan agama sebelumnya oleh hukum atau ketentuan agama yang datang kemudian.Hikmah naskh dan mansukh adalah kebijaksanaan di balik proses perubahan atau pencabutan hukum atau ketentuan agama tersebut.

Hikmah ini meliputi:

  • Menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan umat manusia.
  • Meningkatkan kualitas dan kemaslahatan hidup umat manusia.
  • Mencegah kesesatan dan kesalahpahaman dalam mengamalkan ajaran agama.

Contoh Naskh dan Mansukh

Salah satu contoh naskh dan mansukh dalam Al-Qur’an adalah:

  • Ayat naskh: “Dan orang-orang yang beriman, janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, hingga mereka beriman. Sungguh, wanita budak yang beriman lebih baik daripada wanita musyrik, meskipun ia menarik hatimu.” (QS. Al-Baqarah: 221)
  • Ayat mansukh: “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim, maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki.” (QS. An-Nisa’: 3)

Ayat pertama melarang menikahi wanita musyrik, sedangkan ayat kedua membolehkan menikahi wanita musyrik jika tidak mampu berlaku adil terhadap perempuan yatim. Ayat kedua inilah yang menasakh ayat pertama.

Jenis-Jenis Naskh

Naskh dapat diklasifikasikan berdasarkan cakupannya, yaitu:

Naskh Kulli

Naskh kulli adalah naskh yang membatalkan hukum atau ketentuan sebelumnya secara keseluruhan. Dengan kata lain, naskh kulli menghapus seluruh isi hukum atau ketentuan yang dinaskhnya.

Naskh Juz’i

Naskh juz’i adalah naskh yang membatalkan sebagian dari hukum atau ketentuan sebelumnya. Dalam hal ini, naskh juz’i hanya menghapus sebagian isi hukum atau ketentuan yang dinaskhnya, sementara bagian lainnya tetap berlaku.

Penyebab dan Hikmah Naskh

Naskh merupakan proses pencabutan atau penggantian hukum atau ketentuan sebelumnya dalam ajaran Islam. Terjadinya naskh tidak terjadi secara sembarangan, melainkan disebabkan oleh beberapa faktor dan memiliki hikmah atau alasan di baliknya.

Faktor Penyebab Naskh

  • Perubahan kondisi dan kebutuhan masyarakat.
  • Kesempurnaan ajaran Islam.
  • Penegasan dan klarifikasi hukum.

Hikmah Naskh

  • Menyesuaikan ajaran Islam dengan perkembangan zaman.
  • Menjaga kemaslahatan umat manusia.
  • Menunjukkan bahwa Allah SWT memiliki kekuasaan mutlak atas ajaran-Nya.
  • Menjadi bukti bahwa Islam adalah agama yang dinamis dan responsif terhadap kebutuhan manusia.

Cara Mengenali Ayat atau Hadis yang Mansukh

hikmah nasikh dan mansukh

Untuk mengenali ayat atau hadis yang telah dimansukh, dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa kriteria berikut:

Dalam tabel berikut dirangkum kriteria pengenalan naskh:

Kriteria Penjelasan
Nash yang tegas Ayat atau hadis yang dengan jelas menyatakan pencabutan atau penggantian hukum sebelumnya.
Nash yang umum Ayat atau hadis yang tidak secara spesifik menyebutkan hukum yang dimansukh, tetapi hukum tersebut termasuk dalam cakupan umum yang dibatalkan.
Sunnah yang mutawatir Hadis yang diriwayatkan oleh banyak perawi pada setiap tingkatan sanad, sehingga tidak mungkin salah.
Sunnah yang masyhur Hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah besar perawi, namun tidak mencapai derajat mutawatir.
Ijma’ sahabat Kesepakatan para sahabat Nabi Muhammad SAW tentang pencabutan suatu hukum.

Implikasi Naskh dalam Pemahaman Ajaran Islam

Naskh dalam ajaran Islam memiliki implikasi yang signifikan terhadap pemahaman dan praktik ajaran tersebut. Dengan adanya naskh, terjadi pembaruan dan penyempurnaan ajaran Islam sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan umat manusia.

Dampak Naskh pada Pemahaman Ajaran Islam

Naskh memungkinkan penyesuaian ajaran Islam dengan kondisi dan perkembangan zaman. Ayat-ayat yang dinaskh atau dihapuskan tidak lagi menjadi pedoman bagi umat Islam, digantikan oleh ayat-ayat yang lebih sesuai dengan situasi dan kebutuhan saat ini. Hal ini menjaga ajaran Islam tetap relevan dan sesuai dengan perkembangan masyarakat.

Dampak Naskh pada Praktik Ajaran Islam

Naskh juga berdampak pada praktik ajaran Islam. Ayat-ayat yang dinaskh atau dihapuskan tidak lagi menjadi dasar hukum bagi umat Islam. Sebagai contoh, dalam hal ibadah, ayat-ayat yang memerintahkan umat Islam untuk beribadah menghadap ke Baitul Maqdis diubah menjadi ayat yang memerintahkan untuk menghadap ke arah Ka’bah.

Pembaruan dan Penyempurnaan Ajaran Islam

Naskh berfungsi sebagai mekanisme pembaruan dan penyempurnaan ajaran Islam. Ayat-ayat yang dinaskh atau dihapuskan menunjukkan bahwa ajaran Islam bersifat dinamis dan terus berkembang. Proses ini memastikan bahwa ajaran Islam tetap sesuai dengan kebutuhan umat manusia dan tidak menjadi usang seiring berjalannya waktu.

Contoh Hikmah Naskh dalam Praktik

blank

Naskh telah diterapkan dalam berbagai aspek ajaran Islam, mengubah atau mengganti hukum atau praktik sebelumnya dengan yang baru. Berikut adalah beberapa contoh nyata:

Kewajiban Shalat Lima Waktu

  • Awalnya, umat Islam diwajibkan shalat 50 waktu dalam sehari.
  • Melalui naskh, kewajiban tersebut dikurangi menjadi lima waktu shalat yang diwajibkan saat ini.

Arah Kiblat

  • Awalnya, umat Islam menghadap Baitul Maqdis di Yerusalem saat shalat.
  • Kemudian, kiblat diubah ke arah Ka’bah di Mekah melalui naskh.

Hukum Menikah

  • Dahulu, umat Islam diperbolehkan menikahi wanita sebanyak yang mereka inginkan.
  • Naskh membatasi jumlah istri menjadi maksimal empat orang.

Hukum Minuman Keras

  • Awalnya, konsumsi minuman keras diizinkan dalam batas tertentu.
  • Naskh melarang sepenuhnya konsumsi minuman keras dalam bentuk apa pun.

Hukum Zakat

  • Zakat awalnya diwajibkan atas semua harta benda.
  • Naskh menetapkan jenis harta tertentu yang dikenakan zakat.

Kesimpulan Akhir

Hikmah naskh dan mansukh menjadi kesaksian akan fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi ajaran Islam. Melalui proses ini, Islam dapat terus memenuhi kebutuhan umat Muslim yang berubah, sambil tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip fundamentalnya. Dengan mengakui dan menghargai hikmah naskh dan mansukh, kita dapat lebih menghargai keindahan dan kedalaman ajaran Islam yang abadi.

Pertanyaan Umum yang Sering Muncul

Apa dampak naskh terhadap otoritas Al-Qur’an?

Naskh tidak mengurangi otoritas Al-Qur’an. Sebaliknya, hal ini menegaskan sifatnya yang abadi dan relevan, karena ajaran-ajarannya dapat beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa mengorbankan integritasnya.

Bagaimana kita memastikan keaslian ayat atau hadis yang dimansukh?

Ilmuwan Muslim telah mengembangkan metodologi ketat untuk mengidentifikasi ayat atau hadis yang dimansukh, berdasarkan sumber sejarah dan kriteria linguistik. Metodologi ini membantu memastikan bahwa ajaran Islam hanya didasarkan pada teks yang sahih.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait