Imam Sholat Dhuha Bersuara Atau Tidak

Made Santika March 18, 2024

Sholat Dhuha, amalan sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW, memiliki keutamaan dan manfaat yang luar biasa. Salah satu aspek yang menjadi perbincangan di kalangan ulama adalah hukum bersuara atau tidak bersuara saat melaksanakan sholat ini.

Makalah ini akan mengupas secara komprehensif tentang hukum bersuara atau tidak bersuara saat sholat Dhuha, berdasarkan pendapat ulama dan dalil-dalil yang mendukungnya. Selain itu, makalah ini juga akan membahas hikmah di balik kedua cara tersebut dan adab yang harus diperhatikan saat melaksanakan sholat Dhuha.

Pengertian Sholat Dhuha

dhuha sholat keutamaan doa tata manfaat niat bagi panduan waktu juga

Sholat Dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu pagi setelah matahari terbit. Sholat ini memiliki banyak keutamaan, antara lain untuk mendapatkan rezeki yang berkah, diampuni dosa-dosanya, dan dijauhkan dari siksa neraka.Waktu pelaksanaan sholat Dhuha dimulai dari setelah matahari terbit hingga sebelum matahari tergelincir ke ufuk barat.

Namun, waktu yang paling utama untuk mengerjakan sholat Dhuha adalah pada saat matahari sudah naik setinggi tombak, yaitu sekitar pukul 07.00

08.00 pagi.

Tata Cara Sholat Dhuha

Sholat Dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu Dhuha, yaitu setelah matahari terbit dan sebelum masuk waktu Dzuhur. Sholat Dhuha memiliki banyak keutamaan, di antaranya untuk menghapus dosa, melancarkan rezeki, dan memperpanjang umur.Tata cara sholat Dhuha adalah sebagai berikut:

Rakaat dan Gerakan

Sholat Dhuha dikerjakan minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat.

Setiap rakaat terdiri dari

Niat

Takbiratul ihram

Membaca surat Al-Fatihah

Membaca surat pendek

Ruku’

I’tidal

Sujud

Duduk di antara dua sujud

Sujud kedua

Duduk tasyahud akhir

Salam

Bacaan

Niat

“Ushalli sunnatan dhuhâ rak’ataini lillâhi ta’âlâ.”

Takbiratul ihram

“Allahu Akbar.”

Surat Al-Fatihah

“Alhamdulillah… dst.”

Surat pendek

Surat Asy-Syams, Surat Al-Lail, Surat Adh-Dhuha, atau surat lainnya.

Ruku’

“Subhâna rabbiyal ‘azhîm.”

I’tidal

“Sami’allâhu liman hamidah.”

Sujud

“Subhâna rabbiyal a’lâ.”

Duduk di antara dua sujud

“Rabbighfir lî.”

Sujud kedua

“Subhâna rabbiyal a’lâ.”

Duduk tasyahud akhir

“Attahiyyât… dst.”

Salam

“Assalâmu ‘alaikum wa rahmatullâh.”

Ilustrasi Gerakan

[Masukkan ilustrasi gerakan sholat Dhuha di sini]

Sunnah dan Keutamaan Sholat Dhuha

Sholat Dhuha merupakan salah satu sholat sunnah yang dianjurkan dalam ajaran Islam. Pelaksanaannya dimulai dari terbitnya matahari hingga sebelum masuk waktu Dzuhur. Selain memiliki keutamaan yang besar, sholat Dhuha juga memiliki beberapa sunnah yang dianjurkan untuk diamalkan.

Sunnah-sunnah Sholat Dhuha

  • Melakukan sholat dengan minimal dua rakaat, meskipun disunnahkan lebih dari dua rakaat.
  • Membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 11 kali pada setiap rakaat.
  • Mengucapkan doa setelah sholat, seperti doa yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud.
  • Melaksanakan sholat secara berjamaah.

Keutamaan Sholat Dhuha

Sholat Dhuha memiliki banyak keutamaan, sebagaimana disebutkan dalam beberapa dalil:

  • Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa sholat Dhuha dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim)
  • Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda, “Sholat Dhuha adalah sholatnya orang-orang yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi)
  • Sholat Dhuha juga diyakini dapat mendatangkan rezeki dan memudahkan urusan.

Hukum Bersuara saat Sholat Dhuha

sholat berjamaah shalat petuah

Hukum bersuara saat sholat dhuha merupakan topik yang diperdebatkan di kalangan ulama. Ada dua pendapat utama mengenai masalah ini, masing-masing didukung oleh dalil dan alasan yang berbeda.

Pendapat Pertama: Tidak Boleh Bersuara

Sebagian ulama berpendapat bahwa tidak diperbolehkan bersuara saat sholat dhuha, baik membaca Al-Qur’an maupun berzikir. Pendapat ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi, yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah bersuara saat sholat dhuha.

Pendapat Kedua: Boleh Bersuara

Pendapat lain menyatakan bahwa diperbolehkan bersuara saat sholat dhuha, dengan alasan bahwa sholat dhuha adalah sholat sunnah yang tidak memiliki tata cara khusus. Ulama yang menganut pendapat ini berpendapat bahwa hadis yang melarang bersuara saat sholat dhuha adalah hadis dhaif (lemah) dan tidak dapat dijadikan hujjah.

Selain itu, mereka juga berpendapat bahwa bersuara saat sholat dhuha dapat membantu meningkatkan kekhusyukan dan menambah pahala bagi orang yang melakukannya.

Pandangan yang Berbeda

Terdapat pandangan lain yang menyatakan bahwa diperbolehkan bersuara saat sholat dhuha hanya untuk membaca Al-Qur’an, tetapi tidak untuk berzikir. Pendapat ini didasarkan pada pendapat Imam Nawawi yang menyatakan bahwa membaca Al-Qur’an saat sholat dhuha lebih utama daripada berzikir.

Namun, perlu dicatat bahwa pendapat ini tidak banyak diikuti oleh ulama, dan pendapat yang lebih dominan adalah bahwa diperbolehkan bersuara saat sholat dhuha, baik untuk membaca Al-Qur’an maupun berzikir.

Hikmah Bersuara atau Tidak Bersuara saat Sholat Dhuha

bacaan sholat surat fardhu waktu imam jamaah surah tertentu dasar jadwal shalat pendek solat keterangan

Sholat dhuha merupakan ibadah sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan pada waktu pagi hari, setelah matahari terbit hingga menjelang waktu dzuhur. Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai apakah sholat dhuha dikerjakan dengan bersuara atau tidak.

Hikmah Bersuara Saat Sholat Dhuha

*

Menambah kekhusyukan

Bersuara saat sholat dhuha dapat membantu menambah kekhusyukan dalam beribadah. Dengan melafalkan bacaan sholat dengan suara yang jelas dan merdu, hati akan lebih terfokus dan dapat lebih meresapi makna ibadah.*

Mengusir setan

Setan sangat tidak menyukai suara bacaan Al-Qur’an. Dengan bersuara saat sholat dhuha, diharapkan setan akan menjauh dan tidak mengganggu kekhusyukan ibadah.

Hikmah Tidak Bersuara Saat Sholat Dhuha

*

Menghindari riya’

Tidak bersuara saat sholat dhuha dapat menghindari sifat riya’ atau pamer ibadah. Sholat yang dikerjakan secara diam-diam dan tidak diketahui orang lain lebih utama karena dapat lebih menjaga keikhlasan.*

Menghormati orang lain

Tidak bersuara saat sholat dhuha juga merupakan bentuk penghormatan terhadap orang lain yang berada di sekitar. Suara bacaan sholat yang terlalu keras dapat mengganggu ketenangan orang lain yang sedang beraktivitas atau beristirahat.

Pendapat Ulama

“Sunnah sholat dhuha itu dikerjakan dengan bersuara, baik secara jahr (suara keras) maupun sirr (suara pelan). Akan tetapi, lebih utama dikerjakan dengan suara sirr.” (Syekh Nawawi al-Bantani, Tuhfatul Murid ‘ala Jawharatut Tauhid)

Kesimpulan

Baik bersuara maupun tidak bersuara saat sholat dhuha memiliki hikmah dan manfaat masing-masing. Pilihan untuk bersuara atau tidak tergantung pada kondisi dan preferensi masing-masing individu. Yang terpenting adalah sholat dhuha dikerjakan dengan ikhlas dan penuh kekhusyukan.

Adab dan Etika saat Sholat Dhuha

jumat sholat khutbah shalat idul umat adha masjid doa majelis penutup jum islam makan fitri daftar berlangsung sebelum berdakwah hukum

Menjalankan ibadah sholat dhuha tidak hanya sekadar melaksanakan gerakan fisik, tetapi juga melibatkan adab dan etika yang harus diperhatikan. Dengan memahami dan mempraktikkan adab ini, umat Islam dapat meningkatkan kekhusyukan dan pahala ibadah mereka.

Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan sholat dhuha dimulai dari terbit matahari hingga menjelang waktu sholat zuhur. Waktu yang paling utama untuk menunaikan sholat dhuha adalah ketika matahari sudah naik setinggi tombak, sekitar pukul 07.00 hingga 10.00 pagi.

Jumlah Rakaat

Jumlah rakaat sholat dhuha adalah ganjil, mulai dari 2, 4, 6, hingga 12 rakaat. Dianjurkan untuk mengerjakan minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat.

Tata Cara Pelaksanaan

Tata cara pelaksanaan sholat dhuha sama dengan sholat sunnah lainnya, yaitu:

  • Niat
  • Takbiratul ihram
  • Membaca surat Al-Fatihah
  • Membaca surat pendek
  • Ruku’
  • I’tidal
  • Sujud
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kedua
  • Tasyahud akhir
  • Salam

Doa Setelah Sholat

Setelah selesai sholat dhuha, dianjurkan untuk membaca doa khusus sholat dhuha, yaitu:

“Allahumma anta as-salamu wa minka as-salamu, tabarakta ya dzal jalali wal ikram.”

Keutamaan Sholat Dhuha

Sholat dhuha memiliki banyak keutamaan, di antaranya:

  • Menghapus dosa-dosa kecil
  • Mendapat pahala seperti pahala haji dan umrah
  • Membuka pintu rezeki
  • Mencerahkan wajah
  • Menjadi penolong di akhirat

Ringkasan Penutup

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum bersuara atau tidak bersuara saat sholat Dhuha merupakan persoalan khilafiyah di kalangan ulama. Pendapat yang lebih kuat adalah diperbolehkannya bersuara, baik secara jahr (keras) maupun sirr (pelan), dengan memperhatikan adab dan etika yang berlaku.

Jawaban yang Berguna

Apakah sholat Dhuha wajib dilaksanakan?

Tidak, sholat Dhuha termasuk amalan sunnah.

Berapa rakaat sholat Dhuha?

Minimal 2 rakaat, maksimal 12 rakaat.

Apakah boleh sholat Dhuha dikerjakan di rumah?

Ya, diperbolehkan.

Apa hikmah bersuara saat sholat Dhuha?

Sebagai pengingat bagi diri sendiri dan orang lain.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait