Kelek Artinya Bahasa Jawa

Made Santika March 7, 2024

Dalam bahasa Jawa, terdapat kata “kelek” yang memiliki arti dan makna yang beragam. Kata ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dan memiliki konteks penggunaan yang luas. Artikel ini akan mengupas makna kata “kelek” dalam bahasa Jawa, menelusuri penggunaannya dalam berbagai konteks, serta membahas variasinya dan pengaruhnya dalam budaya Jawa.

Kata “kelek” memiliki arti dasar sebagai “kecil” atau “tidak besar”. Namun, dalam penggunaannya, kata ini dapat memiliki nuansa makna yang berbeda-beda tergantung pada konteksnya. Terkadang, kata “kelek” digunakan untuk menunjukkan ukuran fisik yang kecil, seperti pada kalimat “anak kelek” (anak kecil).

Di sisi lain, kata ini juga dapat digunakan untuk menggambarkan kualitas atau sifat yang tidak besar, seperti pada kalimat “masalah kelek” (masalah kecil).

Arti dan Definisi

kelek artinya bahasa jawa

Dalam bahasa Jawa, “kelek” memiliki arti yang beragam tergantung pada konteks penggunaannya. Kata ini dapat merujuk pada beberapa hal:

Bentuk Fisik

  • Lekuk atau lengkungan pada suatu benda.
  • Bagian yang menonjol atau menjorok ke luar.
  • Tonjolan pada permukaan yang tidak rata.

Sifat

  • Licin atau mudah tergelincir.
  • Tidak stabil atau goyah.
  • Tidak dapat dipercaya atau tidak konsisten.

Contoh Kalimat

  • Pohon itu memiliki kelek yang indah pada batangnya.
  • Jalanan menjadi kelek karena hujan deras.
  • Dia memiliki sifat yang kelek, seringkali berubah-ubah.

Konteks Penggunaan

Kata “kelek” dalam bahasa Jawa memiliki beberapa konteks penggunaan yang berbeda, antara lain:

Dalam Percakapan Sehari-hari

  • Sebagai sapaan akrab untuk anak-anak atau orang yang lebih muda.
  • Untuk menunjukkan rasa sayang atau kelembutan.
  • Sebagai bentuk panggilan untuk orang yang tidak dikenal.

Dalam Konteks Informal

  • Untuk menyebut sesuatu yang kecil atau imut.
  • Untuk menggambarkan sesuatu yang lucu atau menggemaskan.
  • Sebagai ungkapan rasa senang atau bahagia.

Dalam Konteks Formal

  • Sebagai kata ganti orang kedua tunggal yang digunakan untuk menunjukkan rasa hormat.
  • Dalam konteks sastra atau tulisan resmi, dapat digunakan sebagai kata ganti orang ketiga tunggal.

Variasi dan Bentuk Turunan

Kata “kelek” memiliki beberapa variasi dan bentuk turunan yang digunakan dalam bahasa Jawa.

Berikut adalah variasi dan bentuk turunan dari kata “kelek”:

Kelêk

  • Kelêkan: Bentuk jamak dari “kelek”.
  • Ngêlêk: Bentuk aktif dari “kelek”, yang berarti “mencari kutu”.
  • Dikêlêki: Bentuk pasif dari “kelek”, yang berarti “diperiksa untuk mencari kutu”.
  • Kêlêkan: Bentuk nomina dari “kelek”, yang berarti “proses mencari kutu”.

Penggunaan dalam Ungkapan dan Peribahasa

artinya tata beserta

Kata “kelek” juga banyak digunakan dalam berbagai ungkapan dan peribahasa bahasa Jawa. Ungkapan-ungkapan ini biasanya digunakan untuk menyampaikan pesan atau makna tertentu dalam bentuk yang lebih ringkas dan mudah diingat.

Ungkapan

  • Kelek ketek: Sangat rajin bekerja.
  • Kelek kobong: Sangat malas bekerja.
  • Kelek ngenteng: Cepat tanggap dan cekatan.

Peribahasa

  • Ono kelek, ono rejeki: Jika rajin bekerja, akan mendapat rezeki.
  • Kelek iku ra bakal ilang: Kerajinan tidak akan pernah hilang.
  • Wong kelek senengane digoleki: Orang yang rajin akan selalu dicari.

Asal-Usul dan Etimologi

Kata “kelek” dalam bahasa Jawa berasal dari kata dasar “kelekan” yang berarti “keadaan terjaga pada malam hari”.

Kemungkinan Pengaruh dari Bahasa Lain

Beberapa ahli bahasa berpendapat bahwa kata “kelek” mungkin dipengaruhi oleh bahasa Sanskerta, khususnya kata “kalaka” yang berarti “burung gagak”. Hal ini karena burung gagak sering dikaitkan dengan aktivitas malam hari.

Penggunaan dalam Sastra dan Budaya Jawa

soal landak ciri mengidentifikasi teks bermain fabel kebahasaan ejaan hiduplah belantara jarang namanya landa dihutan sekali seekor

Kata “kelek” merupakan kata yang sering digunakan dalam sastra dan budaya Jawa. Kata ini memiliki makna yang mendalam dan sering kali digunakan untuk menggambarkan karakter atau situasi tertentu.

Contoh dalam Karya Sastra

  • Dalam Serat Centhini, kata “kelek” digunakan untuk menggambarkan karakter seorang gadis yang cantik dan anggun.
  • Dalam Serat Wulangreh, kata “kelek” digunakan untuk menggambarkan sifat rendah hati dan sopan.

Contoh dalam Budaya Jawa

  • Dalam tradisi wayang, kata “kelek” digunakan untuk menggambarkan karakter tokoh yang memiliki sifat baik dan mulia.
  • Dalam upacara adat Jawa, kata “kelek” digunakan untuk menggambarkan keadaan yang sakral dan penuh berkah.

Pemungkas

Kata “kelek” merupakan bagian integral dari bahasa Jawa dan memiliki makna yang kaya dan beragam. Pemahaman tentang makna dan konteks penggunaannya sangat penting untuk komunikasi yang efektif dalam bahasa Jawa. Kata ini terus digunakan dalam sastra, budaya, dan percakapan sehari-hari, memperkaya bahasa Jawa dengan ekspresi yang unik dan penuh makna.

Ringkasan FAQ

Apa saja variasi dari kata “kelek”?

Beberapa variasi dari kata “kelek” antara lain “cilik” (lebih kecil), “leutik” (sangat kecil), dan “ciut” (mengecil).

Apakah kata “kelek” digunakan dalam ungkapan atau peribahasa?

Ya, kata “kelek” digunakan dalam beberapa ungkapan dan peribahasa, seperti “kelek-kelek lombok” (sangat kecil) dan “kromo kelek” (orang yang merendah).

Apakah kata “kelek” memiliki pengaruh dari bahasa atau budaya lain?

Tidak ada bukti yang jelas tentang pengaruh bahasa atau budaya lain terhadap kata “kelek”. Kemungkinan besar kata ini berasal dari bahasa Jawa asli.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait