Kisah Ki Hajar Dewantara

Made Santika March 6, 2024

Dalam kancah sejarah pendidikan Indonesia, sosok Ki Hajar Dewantara menjulang tinggi sebagai pelopor yang telah meletakkan dasar kokoh bagi sistem pendidikan nasional. Sebagai seorang pejuang kemerdekaan, pendidik, dan tokoh pembaharu, kontribusinya telah membentuk lanskap pendidikan Indonesia hingga saat ini.

Riwayat hidup, filosofi pendidikan, warisan, dan pengaruh Ki Hajar Dewantara menjadi topik penting untuk dikaji guna memahami perkembangan pendidikan di Indonesia. Tulisannya, pemikirannya, dan prinsip-prinsipnya yang diterapkan di sekolah Taman Siswa telah menginspirasi banyak pendidik dan tokoh pendidikan di masa mendatang.

Riwayat Hidup Ki Hajar Dewantara

kisah ki hajar dewantara terbaru

Ki Hajar Dewantara (lahir sebagai Raden Mas Soewardi Soerjaningrat) adalah tokoh pendidikan dan kebangsaan Indonesia yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta, Ki Hajar Dewantara memainkan peran penting dalam pengembangan sistem pendidikan Indonesia.Sebagai aktivis politik, Ki Hajar Dewantara menentang penjajahan Belanda dan mengadvokasi kemerdekaan Indonesia.

Setelah diasingkan ke Belanda, ia mendirikan Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia) pada tahun 1913 untuk mempromosikan nasionalisme di kalangan mahasiswa Indonesia di Belanda.

Taman Siswa

Pada tahun 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa, sebuah sekolah yang didasarkan pada prinsip-prinsip pendidikan yang berpusat pada anak. Taman Siswa menekankan pengembangan karakter, keterampilan berpikir kritis, dan kecintaan pada budaya Indonesia. Prinsip-prinsip pendidikan Taman Siswa kemudian menjadi dasar bagi sistem pendidikan nasional Indonesia.

Kontribusi Pendidikan

Ki Hajar Dewantara mengembangkan konsep “Tri Pusat Pendidikan” yang menekankan peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam mendidik anak. Ia juga memperkenalkan sistem “Among”, di mana siswa yang lebih tua membantu mengajar siswa yang lebih muda, mempromosikan pembelajaran kolaboratif dan saling menghormati.Sebagai

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pertama, Ki Hajar Dewantara meletakkan dasar bagi sistem pendidikan nasional yang inklusif, berkualitas tinggi, dan berakar pada nilai-nilai budaya Indonesia. Prinsip-prinsip pendidikannya terus memandu sistem pendidikan Indonesia hingga saat ini.

Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

kisah ki hajar dewantara terbaru

Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, memiliki filosofi pendidikan yang komprehensif dan humanistik. Filosofinya menekankan pentingnya mengembangkan potensi individu secara holistik, baik secara intelektual, emosional, maupun spiritual.

Prinsip-prinsip Pendidikan Taman Siswa

Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922 sebagai bentuk implementasi filosofi pendidikannya. Taman Siswa menerapkan prinsip-prinsip pendidikan berikut:

  • Tut Wuri Handayani: Guru sebagai pembimbing yang mengikuti perkembangan siswa, tidak memaksakan kehendak.
  • Ing Ngarsa Sung Tuladha: Guru menjadi teladan bagi siswa dalam sikap dan perilaku.
  • Ing Madya Mangun Karsa: Guru membangkitkan semangat dan motivasi belajar siswa.
  • Tut Wuri Handayani: Guru sebagai pembimbing yang mengikuti perkembangan siswa, tidak memaksakan kehendak.

Penerapan Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam Praktik Modern

Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara masih relevan dan diterapkan dalam praktik pendidikan modern. Contohnya:

  • Pembelajaran Berpusat pada Siswa: Guru memfasilitasi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa.
  • Pembelajaran Holistik: Pendidikan tidak hanya fokus pada pengembangan kognitif, tetapi juga pengembangan emosional, sosial, dan spiritual.
  • Pendidikan Berbasis Karakter: Sekolah menanamkan nilai-nilai luhur dan karakter positif pada siswa.

Warisan Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi sistem pendidikan Indonesia. Filosofi dan prinsip-prinsipnya, yang dikenal sebagai “Taman Siswa”, terus menginspirasi dan membentuk pendidikan di Indonesia hingga saat ini.

Penerapan Warisan Ki Hajar Dewantara

Warisan Ki Hajar Dewantara diwujudkan dalam berbagai institusi pendidikan dan program di Indonesia. Beberapa contohnya antara lain:

  • Sekolah-sekolah Taman Siswa: Jaringan sekolah yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara, yang mengimplementasikan prinsip-prinsip Taman Siswa.
  • Kurikulum Merdeka: Kurikulum pendidikan nasional yang terinspirasi oleh filosofi Ki Hajar Dewantara, menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
  • Gerakan Sekolah Menyenangkan: Gerakan yang mempromosikan praktik pendidikan yang menyenangkan dan inovatif, sejalan dengan prinsip-prinsip Taman Siswa.

Pengaruh Ki Hajar Dewantara pada Tokoh Pendidikan

Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, memiliki pengaruh yang mendalam pada banyak tokoh pendidikan di Indonesia. Prinsip-prinsip pendidikannya, seperti “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” (Di depan memberi contoh, di tengah membangkitkan semangat, di belakang memberikan dorongan), menginspirasi banyak pendidik untuk mengembangkan metode pengajaran yang berpusat pada siswa.

Tokoh Pendidikan yang Dipengaruhi oleh Ki Hajar Dewantara

Nama Pengaruh Ki Hajar Dewantara Kontribusi dalam Bidang Pendidikan
Suharso Mengembangkan konsep pendidikan Taman Siswa, yang berfokus pada kemandirian dan kreativitas siswa. Mendirikan sekolah Taman Siswa, yang menjadi model bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia.
Ki Sarmidi Mangunsarkoro Menerapkan prinsip-prinsip pendidikan Taman Siswa dalam pengajaran agama Islam. Menulis buku-buku tentang pendidikan Islam yang mengutamakan pengembangan karakter siswa.
Sudarpo Sastrosatomo Mengembangkan konsep pendidikan Merdeka Belajar, yang menekankan kebebasan dan tanggung jawab siswa. Menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1950-1956, dan memperkenalkan konsep Merdeka Belajar dalam kurikulum sekolah.
Nyi Hajar Dewantara Membantu Ki Hajar Dewantara mengembangkan konsep pendidikan Taman Siswa. Mendirikan sekolah Taman Siswa untuk anak perempuan, dan mengembangkan kurikulum yang berfokus pada keterampilan dan pendidikan karakter.

Kutipan dan Pepatah Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara, pahlawan pendidikan nasional Indonesia, meninggalkan warisan berupa pemikiran dan kata-kata bijak yang terus menginspirasi hingga saat ini. Kutipan dan pepatahnya mencerminkan prinsip-prinsip pendidikan dan pandangannya tentang kehidupan.

Prinsip Pendidikan

  • “Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.”
  • Kutipan ini menggarisbawahi tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, yaitu untuk mengembangkan potensi anak secara utuh agar mereka dapat menjalani kehidupan yang bermakna dan berkontribusi positif kepada masyarakat.

  • “Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.” (Di depan memberi contoh, di tengah membangun kemauan, di belakang memberi dorongan)
  • Prinsip ini menekankan peran guru sebagai teladan, motivator, dan fasilitator dalam proses pendidikan.

  • “Anak-anak lahir dengan fitrah yang baik. Tugas pendidik adalah menuntun dan membimbing mereka, bukan memaksa atau mengendalikan.”
  • Kutipan ini mencerminkan pandangan Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan harus menghormati kodrat anak dan memfasilitasi perkembangan mereka secara alami.

Pandangan Hidup

  • “Manusia baru dapat dikatakan merdeka, apabila ia dapat berdiri di atas kakinya sendiri, baik secara lahir maupun batin.”
  • Kutipan ini menekankan pentingnya kemandirian dan kekuatan batin dalam mencapai kebebasan sejati.

  • “Jangan hanya duduk dan mengeluh. Lakukan sesuatu untuk memperbaiki keadaan.” (Do not just sit and complain. Do something to improve the situation.)
  • Kutipan ini mendorong kita untuk mengambil tindakan positif dan berkontribusi pada masyarakat.

  • “Hidup adalah perjuangan, dan hanya mereka yang berjuanglah yang akan menang.” (Life is a struggle, and only those who struggle will win.)
  • Kutipan ini menekankan pentingnya ketekunan dan semangat juang dalam menghadapi tantangan hidup.

Studi Kasus Penerapan Filosofi Ki Hajar Dewantara

kisah ki hajar dewantara

Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara telah banyak diterapkan dalam berbagai program pendidikan di Indonesia. Salah satu studi kasus yang berhasil adalah penerapannya di Sekolah Alam Cikeas.

Praktik Khusus yang Diterapkan

Sekolah Alam Cikeas menerapkan beberapa praktik khusus yang sejalan dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, antara lain:

  • Pembelajaran Berbasis Alam: Siswa belajar di lingkungan alam terbuka, mengeksplorasi dan mengamati lingkungan sekitar.
  • Kurikulum Berbasis Murid: Kurikulum dirancang berdasarkan minat dan kebutuhan siswa, memungkinkan mereka untuk mengembangkan potensi mereka sendiri.
  • Pendidikan Holistik: Sekolah tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter, keterampilan hidup, dan kecerdasan emosional.

Dampak pada Siswa

Penerapan praktik-praktik ini berdampak positif pada siswa Sekolah Alam Cikeas, antara lain:

  • Keterampilan Kognitif: Siswa menunjukkan peningkatan dalam keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kreativitas.
  • Keterampilan Sosial: Siswa mengembangkan keterampilan komunikasi, kerja sama, dan empati yang kuat.
  • Kesehatan Fisik dan Mental: Pembelajaran berbasis alam dan kurikulum holistik berkontribusi pada kesehatan fisik dan mental siswa.

Keberhasilan dan Tantangan

Keberhasilan Sekolah Alam Cikeas dalam menerapkan filosofi Ki Hajar Dewantara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Dukungan Orang Tua: Orang tua terlibat aktif dalam pendidikan anak-anak mereka dan mendukung pendekatan sekolah.
  • Tenaga Pendidik yang Berdedikasi: Guru-guru terlatih dan berkomitmen untuk menerapkan filosofi Ki Hajar Dewantara.
  • Lingkungan yang Mendukung: Lingkungan alam dan fasilitas sekolah yang memadai mendukung pembelajaran yang efektif.

Namun, ada juga beberapa tantangan yang dihadapi, seperti:

  • Kurikulum yang Berbeda: Kurikulum berbasis murid dapat berbeda dari kurikulum nasional, sehingga siswa mungkin perlu penyesuaian tambahan.
  • Biaya yang Tinggi: Sekolah alam biasanya membutuhkan biaya yang lebih tinggi dibandingkan sekolah konvensional.
  • Ketersediaan: Sekolah alam belum banyak tersedia di seluruh Indonesia, sehingga aksesibilitasnya terbatas.

Terlepas dari tantangan tersebut, Sekolah Alam Cikeas menunjukkan bahwa filosofi Ki Hajar Dewantara dapat diterapkan secara efektif dalam program pendidikan modern, memberikan dampak positif pada perkembangan siswa.

Terakhir

Warisan Ki Hajar Dewantara terus hidup dalam sistem pendidikan Indonesia, mengilhami pendidik dan institusi pendidikan untuk menerapkan prinsip-prinsipnya dalam praktik. Filosofi pendidikannya, yang menekankan pada kemerdekaan belajar, pengembangan karakter, dan peran guru sebagai fasilitator, telah terbukti relevan dan efektif dalam menumbuhkan generasi muda yang berpengetahuan, berkarakter mulia, dan cinta tanah air.

Bagian Pertanyaan Umum (FAQ)

Siapa nama asli Ki Hajar Dewantara?

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat

Apa nama sekolah yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara?

Taman Siswa

Apa konsep filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang terkenal?

Tut Wuri Handayani (mengikuti dari belakang dan memberikan dorongan)

Sebutkan salah satu tokoh pendidikan yang dipengaruhi oleh Ki Hajar Dewantara.

Soetomo

Apa kutipan terkenal dari Ki Hajar Dewantara?

“Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.” (Di depan memberi teladan, di tengah membangun kemauan, di belakang memberi dorongan)

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait